GalAle : 40

56.6K 3.1K 1.1K
                                    


🤍🤎🖤

Vote and Coment
---

Happy reading ✨

♡ ♡ ♡

___

Monic tengah sibuk dengan berkas-berkas yang ada diatas mejanya, wanita paru baya namun masih terlihat muda itu membaca satu persatu berkas yang ada di meja

Brakk...

Monica menggeram, "Senaa... SENAAA..." Triaknya memanggil seseorang yaitu sekertarisnya.

Wanita berpakaian rapi masuk tergesa-gesa menghadap Monica yang tengah diambang amarah.

"Ada apa, Bu?" Tanya sekertaris Monica- Sena

"Kamu yakin ini berkas keuangan yang dikirim oleh Mas Al?" Tanya Monica.

Sena mengangguk, "benar, Bu, itu semua recap pemasukan dan pengeluaran uang perusahaan yang sudah dikirim langsung oleh sekertaris pak Al," jawab Sena sambil menunduk.

"Kenapa semua pemasukan menjadi menurun? Sedangkan pengeluarannya sangat banyak, ada apa? Kenapa saham-saham kerjasama menjadi setengah dari pada sebelumnya?"

Monica menggerutkan keningnya karena tidak percaya perusahaan yang di pimpin oleh suaminya itu tengah di ambang penurunan.

"Yang saya tau dari rumor, saat ini banyak investor yang mencabut saham mereka dari perusahaan, dikarenakan pak Al sering kali menunda bahkan membatalkan pertemuan secara sepihak" Ujar Sena.

Agnes menggigit ibu jarinya dengan gelisah menatap berkas-berkas yang menunjukkan perusahaannya yang tidak baik-baik saja.

"Kalau saya boleh memberi saran, lebih baik anda menghubungi pak Al dan menanyakan keadaannya disana, Bu Monica," Ucap Sena yang menatap Monica.

Monica mengehela nafas, "akanku hubungi nanti, kau boleh pergi." Sena mengangguk lalu ia pergi meninggalkan ruangan Monica.

Monica mengambil ponselnya yang berada diatas meja lalu ia mencari nomor telepon suaminya.

"Aku harus mencegahnya," gerut Monica sambil menunggu teleponnya diangkat oleh orang yang disebrang.

Tut... Tut..

Monica merubah raut wajahnya saat telepon tersebut diangkat.

"Hallo mas?" Ucap Monica lembut membuka percakapan.

"Hallo, ada diapa sayang?" Jawab orang disebranh yaitu suaminya.
.
"Mas? You must be sick? Or tired?"

"No.. no... Aku sehat, kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"You're lying, mas, sebaiknya kamu pulang saja ke Indonesia, kamu sudah 3 tahun di sana"

"Why? Pekerjaan disini masih banyak sayang, aku tidak bisa meninggalkannya"

"Mas, pulang. Kamu tidak rindu Agnes? Sudah tiga tahun kamu tidak bersamanya"

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang