❛11❛. 11.30-22.45. Cium ♪

412 101 30
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Ciuman bukan cinta, tetapi rasa.

Bahkan kata sayang terdengar memuakkan dan kata dendam menyenangkan.

Pukul 11.30.

Fexy tengah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

"Emph," Fexy berusaha melepas tali yang mengikat dirinya.

Disini ia berada didalam gudang sekolah yang terbengkalai penuh sampah dan debu, ingin teriak tetapi mulutnya dibungkam, ingin lari tetapi kakinya diikat.

"Bangsat, sialan. Gue tandain lo, setan," batin nya mengumpat, menatap Cowok tinggi yang menatapnya remeh.

"Kenapa?" Cowok itu mendekat, mengusap rahang Fexy dan mengendus leher itu dengan sangat nikamt, "ini, yang buat cowok suka, sama lo. Lo manis,"

Fexy menatap Cowok itu nyalang, "emph," Fexy terus memberontak, kakinya bergerak kesana kemari hingga kursi nya berdecit.

"Kenapa manis? Mau puasin gue? Hm," Cowok itu tersenyum miring yang sayangnya tertutup masker.

Fexy menutup matanya rapat, merasakan sakit kepalanya yang mulai menyerang. Perlahan air matanya menetes dengan mulus, Cowok yang melihatnya hanya terkekeh.

Srek...

"Aws," ringis Fexy, saat lakban yang menutup mulutnya ditarik paksa.

"Bajingan, sialan lo." makinya dengan wajah dan mata yang memerah.

Cowok itu mengangguk, "yes, itu gue," ujarnya menunjuk diri sendiri.

"Lepasin gue, bangsat. Lo siapa sih? Gausah jadi pengecut," Fexy terus memberontak.

Cowok itu merubah tatapannya menjadi tajam tunggu, Fexy mengenal tatapan itu. Tapi, dia siapa?.

"Jangan harap, gue lepasin lo dan lo. Gak akan tau siapa gue," tekannya sebelum melenggang pergi dari sana.

Fexy memutar otaknya, siapa dia? Seragam yang sama, tatapan yang ia kenal, tapi siapa dia?.

"Aws, sakit," Fexy merasa kepalanya berputar dengan denyutan yang luar biasa, ditambah dadanya yang juga sakit hingga tubuhnya lemas dan kesadarannya hilang.

Pukul 13.35.

Fexy mengerjapakan matanya.

"Aaa, gue dimana?" panik Fexy, ia tidak mengenali kamar ini.

Fexy bangkit dari tidurnya, "akh, sakit bangsat," Fexy merasakan sekujur tubuhnya sakit dan susah digerakkan. Hingga akhirnya ia memilih untuk duduk dengan tenang.

Suara gemericik air dari kamar mandi membuat ia sadar, "ada orang?" monolognya.

Ceklek...

"Ekhem,"

Fexy menoleh, "Anjing, bangsat. Kok lo? Gue kok disini? Lo apain gue hah?!" Fexy menatap nyalang Arvanzo, sial mengapa sangat seksi.

FEXZY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang