❛12❛. 03.50-21.15. Darah ♪

356 100 24
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Terkadang darah lebih manis dari gula, jika itu darah musuh.

Pukul 03.50.

"Enghh, enggak. Bukan, percaya sama gue," Fexy menangis dalam mimpinya.

Fexy mulai bergerak gelisah, "gak, gue gak bunuh dia. GAK!."

Fexy sepontan terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk, keringat bercucuran, wajah dan mata memerah dan rambut yang berantakan. Kacau.

Dengan cepat, Fexy meminum pil yang ia letakkan didalam laci yang selalu ia kunci, "shit!".

Gavano langsung terbangun, "kenapa?" Gavano langsung menarik Fexy kedalam pelukannya, tangannya mengusap rambut Fexy yang berantakan.

Fexy masih sesegukan, "lagi, Gav. Udah dua kali dalam satu minggu ini," Fexy kembali menangis dengan tubuh yang bergetar hebat.

Gavano yang mengerti hanya mengangguk, ia melepas pelukannya, "liat gue," Gavano menarik dagu Fexy agar menatapnya.

Fexy menatapnya dengan mata dan hidung yang memerah, keduanya mengeluarkan cairan. Tanpa rasa jijik, Arvanzo mengelap airmata dan ingus Fexy dengan tangan kosong.

"Xy, dengerin gue,"

Fexy mengangguk, "heem,"

Gavano mengusap lengan Fexy, "lo harus bisa lupain masa buruk lo. Itu bukan salah lo, semuanya udah takdir lo menjadi salah satu pemeran dalam hal itu, tapi bukan lo yang salah. Dan gue mau, lo lupain ingatan buruk lo gue gak mau lo terpuruk."

Fexy mengangguk ragu, "gue, akan berusaha,"

"Good่ girl," Gavano mengusap gemas puncak kepala Fexy kemudian mengecup kening Fexy lama, "gue harap lo, bahagia,"

Fexy tersenyum bahagia, "makasih,"

"Tidur gih,"

Fexy menggeleng, "gak ngantuk."

Gavano menarik Fexy menuju balkon, "sini aja."

Keduanya menatap bintang yang bercahaya dilangit malam yang terang.

Diseberang sana, Sky menatap keduanya tajam, "shit," ia segera menuju balkon dan memainkan Harmonika nya.

Fexy langsung berbinar, "Sky," Fexy melambaikan tangannya semangat.

Sky yang melihat itu menghentikan tiupannya dan melambaikan tangannya, "Hai, gue kesitu?" Fexy mengangguk.

"Hai," sapa Sky saat sudah berada dibalkon Fexy.

Gavano hanya berdehem, matanya memicing menatap Sky dengan intens, "lo, Arvan?" tanyanya to the point.

Sky menggeleng, "Arvan, siapa?"

Gavano bangkit dari duduknya, "postur lo mirip, wajah lo mirip. Yakin lo bukan, Arvan?" tanya Gavano dengan tatapan mengintrogasi.

Sky menggeleng cepat, "gak lah, gue Sky. Mukin mirip aja,"

Gavamo menggeleng, "mirip, wajar. Tapi lo, persis banget sama Arvan. Bedanya kacamata doang,"

Sky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "gimana ya, tapi gue emang Sky."

Gavano hanya mengangguk acuh, kembali duduk dan memainkan ponselnya.

Fexy yang sedari tadi menyimak kemudian bangkit, "tapi bener sih, lo mirip banget ama Arvan,"

FEXZY (END)Where stories live. Discover now