❛24❛. 00.30-09.45. Jebakan ♪

221 90 5
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Pukul 00.30.

Fexy duduk termenung diatas kasur, matanya menatap lurus kaca tinggi tembus pandang, jendela yang menampilkan langsung pemandangan kota.

Apartement Altero, disini dia berada. Fexy menghembuskan nafas kasar, mengusak rambutnya dan mengusap wajahnya kasar, "sialan, kenapa harus gue?"

Fexy merebahkan tubuhnya diatas kasur, "andai gue terlahir jadi anak kesayangan, em. Bahagia banget yah, hehe," Fexy terkekeh membayangkang kehidupan yang ia impikan.

Wajahnya mendadak murung, "karena dia, dia penghalang. Gue akan dapetin yang gue ingin, apapun itu," senyum miring terlihat jelas dibibir Fexy.

Ceklek

"Eh," Fexy menoleh kearah pintu yang baru saja dibuka Altero.

"Belum tidur?"

Fexy menggeleng, "lo ngapain?"

"Ganti selimutnya, itu udah lama gak dipake," Altero mengganti selimut di kasur dengan selimut yang baru.

"Lo udah lama disini?"

Altero duduk disamping Fexy, "udah lama, tapi jarang kesini. Lebih sering dirumah sak-em, rumah Mama," ujarnya hampir kelepasan.

Fexy mengangguk mengerti, "lo punya cewek?"

"Punya."

"Siapa?"

"Mama dan lo," ujarnya dengan kekehan.

Plak

"Gue cewek orang."

"Siapa?"

"Arva-eh, Papa gue lah," Fexy langsung berdiri dan duduk di sofa.

"Main ToD yuk," ajak Fexy, duduk bersila diatas sofa.

Altero berpikir sebentar, "oke," Aletro mendekati Fexy dan duduk disampingnya.

"Em, pake pulpen dulu deh," Fexy mengambil pulpen diatas meja dan memutarnya.

"Ah, kok gue sih?" desah Fexy kesal.

Altero tertawa melihat wajah tersiksa Fexy, "oke, truth or dare?"

"Truth."

"Yah, lemah lo," Altero menyentil pelipis Fexy membuat sang empu meringis.

"Em, siapa ciuman pertama lo?"

Fexy membelalakkan matanya, "ck, yang waras dikit pertanyaannya," kesal Fexy mendelik.

"Eh, gak ada, harus itu."

Fexy menghela nafas kasar, "cowok gue."

"Namanya?"

"Eh, lo cuma nanya siapa, bukan namanya," sungut Fexy tidak terima.

Altero mengangguk pasrah, "curang lo."

Altero memutar pulpen dan berhenti kearah Fexy, "kok gue lagi?" tanyanya tidak terima.

Aletro tertawa puas, "haha, karma lo."

"Ck, kali ini dare,"

Altero diam, ia memikirkan tantangan yang tepat untuk Fexy, Altero menjentikkan jarinya, "telpon cowok lo, bilang lo kangen dia, bilang alamat lo juga," ujar Altero dengan senyum tengilnya.

FEXZY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang