❛25❛. 10.50-15.00. Menyerah ♪

226 88 40
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Pukul 10.50.

Fexy menghela napas saat dia harus berdiri didepan, menatap barisan murid murid itu dengan jengah.

Para Guru dan murid mulai membahas masalah itu, kericuhan terjadi, Fexy tersenyum bangga saat beberapa Murid masih membelanya.

"OI! JADI ADA YANG LIAT GUE DORONG DIA GAK?" tanya Fexy kesal karena hari sudah semakin siang.

Para Murid menggeleng, "GAK ADA!"

Fexy tersenyum penuh kemenangan, "NAH DENGER GAK?"

Lyondes keluar dari barisan, "YAH JELAS GAK ADA YANG LIAT, DARI LAPANGAN GAK KELIATAN JELAS!" sanggah Lyondes.

Fexy menghela napas kasar mencoba mengontrol emosinya, "jadi, mau lo gimana? Bukti lo gak kuat, saksi juga gak ada. Gausah buang waktu gue,"

Lyondes tersenyum miring membalik badannya menghadap barisan murid, "SIAPA YANG LIAT FEXY DORONG LISA?"

Salah satu Siswi mengangkat tangannya, "GUE LIAT!"

Fexy menegang, matanya menatap Siswi itu tajam, "cih, sandiwara," cibirnya memutar bola mata malas.

"SIAPA LAGI?"

Fexy membelalakkan matanya, hampir seperempat dari seluruh Murid mengangkat tangannya, "OI APA APAAN? TADI GUE NANYA GAK ADA YANG JAWAB!"

Fexy menendang pot didepannya, "BAJINGAN KALIAN!"

"FEXY JAGA UCAPANMU?" bentak salah satu Guru.

"Gak dijaga juga, gak akan pergi!" sinis nya membuat Guru tadi menggeram marah.

"KAM-"

"MAKSUD KALIAN APA? HAH?"

Seluruh atensi mengarah pada Arvanzo yang baru datang, "KENAPA DIEM? JAWAB!" bentak Arvanzo dengan wajah memerah, urat menonjol dan tangan yang terkepal.

Fexy menatap Arvanzo jengah, ia mendekati cowok itu dan mengusap lengan cowok itu lembut, "mereka gak akan jawab, ada yang gak beres."

Arvanzo mengangguk kecil pertanda mengerti, "ayo ikut gue!" Arvanzo menarik Fexy pergi, meninggalkan para Guru dan Murid yang meneriaki keduanya.

Arvanzo membawa Fexy pergi menuju Roftoop, "gue akan cari bukti, disini ada CCTV. Dan yang tau cuma gue dan teman teman gue," jelas Arvanzo membuat Fexy tertegun.

"Bagus, ayo liat rekamannya."

"Ada sama Gavano, dia yang mengontrol semuanya."

Fexy menggaruk telinganya sekilas, "jadi, minta sama dia?"

Arvanzo mengangguk, "kalau masih aktif, soalnya udah lama gak periksa."

"Lah kok gitu?"

"Bukan CCTV sekolah."

Fexy membelalakkan mata nya, "ilegal maksud lo?"

Arvanzo mengangguk, "bisa dibilang gitu."

Keduanya terdiam cukup lama lapangan sudah sepi, Fexy dapat melihat para Murid melakukan aktivitas normal.

"Kenapa bisa ada CCTV? Maksdunya, kenapa kalian pasang CCTV disini?" tanya Fexy penuh selidik.

Arvanzo terdiam, memejamkan matanya dalam, meraup oksigen sebanyak banyaknya. Wajahnya mendadak pucat, tubuhnya bergetar kecil dan matanya sayu.

FEXZY (END)Where stories live. Discover now