Ch 01 - Wheel Of Life

521 39 11
                                    

Menuju jalan pulang, Na Jieon tak henti-hentinya tersenyum sembari menikmati eskrim di genggamannya dengan suasana hati yang berbunga-bunga.

Bagaimana tidak? Sebelum ini dirinya dengan seseorang yang ia sukai telah selesai mengerjakan tugas kelompok bersama-sama. Dan saat mereka hendak pulang, Jieon dibelikan eskrim.

Pipinya memerah. Tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya aneh karena tersenyum-senyum sendiri seperti orang tidak waras. Yang terpenting sekarang adalah dirinya tengah senang saat ini.

Jieon sudah sampai di rumahnya. Dirinya memutuskan untuk duduk di sofa setelah menerima panggilan masuk dari temannya.

"Ada apa?" tanyanya sembari menjilat eskrim.

"Jieon! Buka SNS sekarang!"

"Apa? Kenap-"

"Cepat buka!!" temannya berteriak di seberang sana, membuatnya mengernyit dan langsung saja ia membuka SNS untuk melihat apa yang terjadi.

Di beranda tepat setelah ia membuka aplikasi tersebut, mulutnya yang tengah mengecap eskrim mendadak terhenti. "Apa?"

Seolah ada yang menghantam hatinya dengan sekepal batu, dadanya serasa sesak dan eskrim yang tengah di pegangnya ia jatuhkan dan tidak ia pedulikan lagi.

Disana, di layar ponselnya, terdapat sebuah postingan yang memperlihatkan satu orang wanita yang tengah tersenyum manis dengan caption yang dihiasi emoticon love. Awalnya Jieon pikir ia salah lihat akun, namun ternyata matanya tidak salah.

Segera saja ia mengecek kolom komentarnya, dan disana terisi dengan orang-orang yang memuji dan senang atas hubungan mereka. Jieon menutup mulutnya tidak percaya dengan mata membulat.

Kemudian secara tidak sadar air mata sudah menetes di atas layar ponselnya. Ia benar-benar tidak percaya.

Mendadak saja kejadian-kejadian saat dirinya bersama Kang Hangyul terputar di kepalanya. Disaat mereka berdua menghabiskan waktu berdua untuk mengerjakan tugas, sampai Hangyul yang pernah memboncengnya dengan motor yang baru saja dia beli.

Bahkan, keduanya tidak pernah tidak saling menukar pesan setiap harinya seperti layaknya sepasang kekasih.

Namun nyatanya hubungan keduanya tak lebih dari seorang teman. Ya, dan untuk apa pula Jieon merasa cemburu? Padahal dia bukan kekasihnya.

"Sial." Jieon melempar ponselnya ke sembarang arah dan menunduk sambil bertumpu menggunakan kedua tangan di atas sofa. Napasnya tak beraturan, lalu tatapan matanya terarah pada eskrim yang sudah meleleh mengotori lantai rumahnya.

Terdapat dua arti dari tatapan tersebut, marah, sedih, dan kecewa.

Bagaimana bisa hal ini terjadi padanya? Ini sangat konyol.

"Ya, dia berhak berpacaran dengan siapa saja." gumamnya yang saat ini sudah menyandar pasrah.

Sekalipun bibirnya berkata demikian, namun hatinya menyangkal. Jieon pikir, selama ini Hangyul juga punya perasaan yang sama dengan apa yang dirasakannya. Jieon pikir Hangyul juga menyukainya sebagaimana Jieon menyukai pria itu.

Tapi apa? Ternyata selama ini hanyalah dirinya seorang yang mempunyai perasaan tersebut.

"Sialan." Jieon mengucapkannya sambil terisak kecil. Dadanya sungguh sesak dan matanya terasa panas.

Pikirannya sangat kacau saat ini. Bagaimana bisa Hangyul yang tadinya membawanya tinggi-tinggi kini malah menjatuhkannya begitu saja?

"Sara, temani aku ke club."

Jieon kembali menghubungi temannya yang menelepon tadi.

"Apa katamu?"

"Kalau tidak mau, aku bisa sendiri."

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon