Ch 04 - Together

273 34 5
                                    

Kim Taehyung menyaksikan itu semua. Dari kejauhan ia dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di bawah sana walaupun ia tidak mendengarnya sama sekali. Ia tengah berdiri di depan jendela fakultasnya.

"Apa pria itu pacarnya?"

Tetapi kalau dilihat lagi, kenapa Jieon terlihat sedang marah dan meninggalkan dia begitu saja.

Dan beberapa saat kemudian, muncul seorang perempuan dengan rambut panjang yang menghampiri pria itu dan memeluknya begitu mesra. Taehyung sukses dibuat tidak menyangka.

"Apa ini? Sepertinya mereka terlibat kisah cinta yang rumit." Taehyung menyeringai. Berdasarkan tebakannya, pria berambut Dandy itu adalah pria yang disukai Jieon. Tetapi, pria itu menyukai gadis lain yang tak lain adalah pacarnya sendiri.

"Gadis malang." Taehyung menekuk bibirnya ke bawah. Kemudian tersenyum miring lagi sambil menghembuskan napas lega.

"Tenanglah, pangeranmu sebentar lagi datang. Tinggalkan cumi-cumi itu. Jelas aku lebih baik darinya." ucapannya seakan menjadi sebuah peringatan alam yang dikehendaki langsung oleh pemilik alam semesta.

Taehyung sadar ini adalah untuk pertama kalinya baginya. Biarpun dirinya tampan, pintar, tubuhnya bagus, anak orang kaya, tetapi selama ini ia terlalu sibuk dengan pendidikannya sampai-sampai tidak sempat mengenal apa itu wanita. Bahkan di fakultasnya sekarang, didominasi oleh pria.

Maka dari itu, Taehyung tidak mau menyia-nyiakannya. Ia akan berjuang sekeras mungkin untuk mendapatkan yang telah membuatnya seperti ini. Ia akan membuat orang itu bertanggung jawab atas dirinya.

Sedari dulu Taehyung sudah menanamkan sebuah moto di dalam hidupnya. Apa yang menjadi miliknya harus tetap menjadi miliknya.

Biarpun gadis itu suatu hari mungkin akan menolaknya, ia tidak akan berhenti. Balik lagi ke kata-kata sebelumnya.

"Hei, kau tidak pulang?" suara bariton dari belakangnya menyeru, memecah konsentrasinya dan membuatnya terpaksa menoleh.

"Sepertinya aku ada urusan. Aku duluan." Taehyung menepuk bahu temannya kemudian melenggang pergi dengan langkah tenangnya. Ada yang harus di lakukannya saat ini.

###

Angin musim semi menerbangkan daun-daun di atas pohon sehingga jatuh dan menghiasi jalanan ibu kota saat ini. Orang-orang agaknya berbahagia dengan semua itu. Cuaca tidak terlalu panas, dan hari ini adalah hari Selasa.

Kebanyakan suasana hati seseorang bergantung pada cuaca seperti apa pada hari itu, tetapi Jieon tidak. Nyatanya ia sama sekali tidak merasakan tenang dan indahnya cuaca hari ini.

Sambil menunggu bus seorang diri di halte depan kampusnya, Jieon duduk sembari menyandar ke tembok dengan lemas. Wajah cantiknya begitu kusut, sama dengan suasana hatinya saat ini.

Bagaimana tidak? Ia menemukan kesialannya tadi. Bagaimana pria yang mati-matian ia hindari belakangan ini muncul di hadapannya dengan proporsi tubuh yang disukainya.

Hangyul muncul dengan wajah tampannya yang sialnya membuat hatinya berdebar. Jieon merutuki dirinya sendiri yang sangat bodoh. Seharusnya ia tidak goyah dengan wajah itu.

"Kau sendiri saja?"

Di tengah lamunannya, suara berat seseorang terdengar. Membuatnya reflek menegakkan badan lalu menoleh ke samping, dan ternyata duduk di sana seseorang yang dikenalnya tengah tersenyum.

Pria berkacamata ini lagi.

"Ah, Seonbae, kau mengagetkanku." ucapnya sambil mengedip beberapa kali.

Pria berkacamata yang tak lain adalah Taehyung terkekeh dengan suara beratnya. Yang reflek membuat Jieon menoleh menatapnya kaget. "Aku mengagetkanmu, ya. Maaf."

"Tidak apa-apa." Jieon mengelus lengan kanannya sambil tersenyum canggung.

"Ku pikir aku akan pulang sendirian kali ini, ternyata ada seseorang yang menemaniku."

"A-apa?" Jieon menoleh menatapnya, dan ia melihat lagi-lagi Taehyung tersenyum manis padanya.

Kemudian Jieon sadar dan hanya mengangguk saja sambil tersenyum canggung lagi dan tak lama bus datang.

Selepas masuk, Jieon melemas sambil menatap ke hadapannya malas. Bus penuh sekali, bahkan melihatnya saja sudah membuatnya sesak napas. Tapi mau bagaimana lagi? Ini bus terakhir yang tersisa.

Susah payah dan seadanya Jieon mencari handle yang kosong dan ia menemukannya. Tetapi..

"Sempit sekali, ya." ucap seseorang.

Jieon membulatkan matanya sedikit sambil memalingkan wajahnya ke samping. Kalau ia tetap menatap ke depan, ia akan berhadapan dengan dada seseorang.

Bukankah kami terlalu dekat?

Keadaan sempit seperti ini membuatnya harus berdesakan dan berada sangat dekat dengan Taehyung. Pria itu berdiri di hadapannya, walaupun tidak berhadapan langsung dengan wajahnya. Tetapi tetap saja, ini terlalu dekat!

Tubuh mereka benar-benar menempel, apalagi ketika bus berhenti dan ada orang lewat hendak keluar, Taehyung menjadi lebih maju yang alhasil membuat Jieon menjadi lebih condong ke belakang.

Jieon berdeham untuk menetralkan rasa canggungnya. Tak sengaja ketika ia mendongak, ternyata Taehyung juga tengah menunduk dan membuat mereka eye contact. Taehyung tersenyum, dan lagi-lagi Jieon membalasnya dengan canggung.

"Aku ingin cepat-cepat sampai." ucap Jieon dalam hati sambil memejamkan matanya.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya ia sampai. Jieon tidak tahu kalau Taehyung juga turun di halte yang sama dengannya.

"Apakah rumah Seonbae di sekitar sini?" tanyanya penasaran. Pasalnya ia tidak tahu selama ini kalau ternyata ada seniornya yang tinggal di kawasan rumah sewanya.

Taehyung menggeleng sambil terus berjalan dengan kedua tangannya yang masuk ke dalam saku celana. "Tidak. Aku akan pergi ke rumah temanku."

Jieon pun terus melangkah di sebelah Taehyung kemudian mengangguk mengerti. "Begitu rupanya."

"Rumahmu di mana? Biar sekalian ku antar."

"Apa? Tidak usah repot-repot-"

"Tidak, kok. Sama sekali tidak merepotkanku. Kan sekalian lewat." balas Taehyung cepat sambil tersenyum manis.

Entah kenapa Jieon merasa aneh dengan senyuman itu.

"Ah, ya, baiklah."

Rumah Jieon tidak terlalu jauh dari halte bus. Maka dari itu saat ini mereka sudah sampai di rumah sewa sederhana Jieon.

"Terima kasih sudah mengantarku, Seonbae." Jieon menundukkan badannya.

"Ya, bukan masalah. Istirahatlah. Kalau begitu aku pergi dulu." Jieon mengangguk sambil memperhatikan Taehyung perlahan menjauh dari pandangannya.

"Kemana saja aku selama ini sampai baru tahu ada Seonbae yang sebaik dan setampan dia?" ucap Jieon lebih seperti pertanyaan sembari melepaskan sepatunya kemudian meletakkan benda tersebut ke rak sepatu.

Yah, Jieon jadi merasa tidak terlalu buruk akan hari ini karena sudah ditemani dan diantar oleh senior tampan. Setidaknya mengurangi sedikit suasana buruk hatinya.





[]

Jadwal update TYBIMH diganti setiap malam Kamis ya. Biar konsisten aja gitu terjadwal, stay tune ♥️

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]Where stories live. Discover now