Ch 32 - Bad Thing

153 18 12
                                    

Menjadi seorang wakil presiden direktur bukanlah posisi yang Taehyung impikan. Sedari dulu ia mempunyai hobi dan berencana mengembangkannya dengan belajar ataupun membuka usaha, menjadi Chef.

Namun memang benar kenyataan tidak berjalan mulus sesuai rencana. Nyatanya ia adalah anak tunggal dari ayah dan ibunya. Yang berarti, sudah seharusnya Taehyung menjadi penerus keduanya. Ayahnya adalah pebisnis unggul, begitu juga ibunya. Jika bukan dirinya, lantas siapa lagi yang meneruskan? Tidak ada pilihan lain.

Pernah suatu waktu ia menentang dan mencoba menyuarakan isi hatinya, namun itu berakhir sia-sia dan malah menghadiahkan sesuatu yang masih membekas dalam dirinya sampai sekarang.

Saat umurnya menginjak 20 tahun, Taehyung bilang tidak ingin mengambil kuliah bisnis karena ia tidak tertarik dengan bidang tersebut. Alasannya tentu karena dirinya ingin mengembangkan hobi yang ia punya. Ibu dan ayahnya memang tidak mengetahui hal tersebut karena mereka tidak sering berada di sampingnya. Keduanya sibuk bekerja dan sering ke luar kota maupun luar negeri. Jadi selama mereka pergi, Taehyung suka sekali melakukan hobinya.

Taehyung langsung mendapat sebuah tamparan keras dari ayahnya. Selepas itu melepas seluruh akses keuangannya, dan ia di usir dari rumah. Untungnya, saat itu Taehyung langsung mendapat pekerjaan paruh waktu dan untuk tempat tinggal, sementara ia tidur di rumah temannya.

"Mengenai hal tersebut, bagaimana kalau kita lebih memperhatikan hal disini?"

Taehyung sedang meeting bersama para karyawannya. Sudah sejak sekitar 30 menit lalu hal ini berlangsung. Dan Taehyung benar-benar jenuh. Berada di posisi ini bukanlah hal mudah.

Namun ketika wajah istrinya terbayang sekilas di tengah suntuknya situasi saat ini, perasaannya kian membaik dan akhirnya Taehyung dapat menyelesaikan rapat hari ini dengan lancar.

Lantas ia langsung menuju ruangannya ditemani oleh sekretarisnya di belakang. Setelah naik ke lantai 5 dan masuk ke ruangannya, Taehyung melepas jasnya karena terasa gerah. Sebelumnya ia sudah meminta sekretarisnya untuk kembali ke ruangannya saja karena ia ingin sendiri.

Memasukkan satu tangan ke dalam saku celana sedang tangan satunya lagi menyanggah ponsel di telinganya, Taehyung menunggu jawaban dari yang di telepon sambil menikmati penampakan kota Seoul yang padat dari jendela kaca besar ruangannya.

Jantungnya berdebar kencang selagi menunggu jawaban dari Jieon. Level kecintaan Taehyung pada istrinya sudah kronis. Lihat saja, sekarang bahkan ia sudah sangat merindukan istri cantiknya.

Jantungnya sudah berdebar tidak karuan. Biasanya Taehyung adalah orang yang tenang dan mudah mengontrol dirinya, namun kali ini tidak. Rasanya sulit sekali walau sudah berdeham berkali-kali.

"Yeoboseyo, Oppa?"

Suara cantik istrinya terdengar. Membuat debaran jantungnya kian bertambah lebih dari sebelumnya. Senyuman itu langsung terbit di wajah rupawannya, persis secerah cuaca hari ini.

"Jieon, apa yang sedang kau lakukan sekarang?"

"Aku baru saja menyelesaikan jam pelajaran pertama, Oppa. Sekarang aku sedang mengantar Sara ke ruang profesornya."

Taehyung menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Kau pulang jam 2 siang, kan? Nanti ku jemput. Habis itu kita pergi ke supermarket membeli bahan masakan. Nanti sore aku akan memasakkanmu makanan spesial." Taehyung tersenyum senang saat membicarakannya. Ia sudah tidak sabar melihat ekspresi istrinya nanti ketika menikmati makanan buatannya.

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]Where stories live. Discover now