Ch 17 - Tonight

284 23 18
                                    

Sorotan itu seolah menandakan akan ada hal berbahaya setelah ini, yang sontak membuatnya menelan ludah tanpa sadar. Sementara itu, seutas senyuman sedari tadi tidak sekali pun luntur dari wajah tampannya.

Taehyung telah menanggalkan pakaiannya, hal tersebut membuat Jieon entah dorongan dari mana berani menatap intens kearah tubuh suaminya yang bagus. Proporsi tubuh idamannya, berotot namun tidak berlebihan.

Sementara itu Taehyung selaku sang empunya tersenyum miring melihat tatapan liar istrinya sekarang. Ia mengangkat dagu Jieon, kemudian mereka bersitatap.

"Kau menyukai tubuhku?" tanyanya sensual tepat berada di depan wajah Jieon.

Seperti tadi yang tengah terhipnotis, kali ini Jieon sadar dan membulatkan matanya. Dengan begitu ia memberontak mencoba melepaskan lengannya yang saat ini di genggam erat oleh suaminya sendiri.

"Bukankah kau juga merindukannya?" Taehyung menjeda ucapannya, lantas semakin mendekat dan berbisik tepat di depan telinga istrinya. "Malam panas kita waktu itu, kita ulangi malam ini."

Saat itu juga seketika wajah Jieon memanas. Tolong siapapun bawa dia pergi sekarang, Jieon sangat malu. Walau samar-samar, ia mendadak ingat apa saja yang terjadi pada malam itu.

Kedua sorot mata penuh kehausan itu merunduk, menatap tepat kearah kedua belah daging merah muda yang sungguh menggodanya. Ketika hendak menyatukan milik mereka, Jieon berpaling muka. Membuat Taehyung yang sudah di ambangnya seketika terdiam.

"Seonbae, aku sedang marah padamu." begitu kata Jieon dengan suara gugupnya. Taehyung menajamkan tatapannya, ia menatap wanita bertumbuh kecil di hadapannya lalu berdecak.

"Kau pikir kau lebih marah dariku?"

Jieon menatapnya, merasa tidak mengerti dan lantas melontarkan pertanyaan dengan polosnya. "Apa?"

Jujur saja, Taehyung sangat gemas. Antara gemas dalam artian romantis dan gemas ingin mendekap Jieon seerat mungkin sekarang.

"Pagi setelah malam itu, kau meninggalkanku dengan dua lembar 50 ribu Won." jawabnya dengan tatapan yang tidak sedikitpun terputus dari wanita cantiknya. Sementara itu Jieon mengerutkan alisnya dalam, namun beberapa detik kemudian ia berekspresi seolah baru saja mengingat sesuatu.

"I-itu.."

"Kau pikir diriku hanya seharga dua lembar 50 ribu Won? Apakah aku terlihat serendah itu di matamu?"

Jieon meneguk ludahnya kasar. Rasa-rasanya lidahnya sangat kelu untuk menjawab. Untuk pertama kalinya ia melihat kakak seniornya yang baik hati dan lembut bersikap seperti ini.

"Waktu itu aku bingung harus berbuat apa, lalu terpikir olehku untuk meninggalkan uang saja. Maafkan aku." cicitnya hampir tidak terdengar. Taehyung mendengarnya dengan seksama. Dan entah kenapa amarahnya yang sedari tadi berkobar berangsur memadam melihat sosok istrinya saat ini.

Bisa-bisa Taehyung mimisan sekarang. Istriku begitu manis.

Dengan sekali gerakan tubuh mungil itu diangkat, dan sekejap kemudian Jieon merasakan punggungnya telah terbaring di atas ranjang.

"Sudahlah, kau bisa minta maaf padaku nanti. Sekarang selesaikan dulu urusan kita."

Jieon memejamkan matanya ketika sesuatu yang basah menyambar bibirnya dengan sembrono. Tidak lama setelah itu ia merasakan dua tangan besar tengah melucuti pakaiannya.

"Kau menangis?" tanya Taehyung setelah berhenti begitu merasakan ada rasa asin di tengah ciumannya. Ia mendapati cairan bening yang mengalir di pipi kemerah-merahan istrinya.

Jieon tidak menjawab, ia hanya memalingkan wajahnya. Tidak berani menatap wajah Taehyung.

Pria bermarga Kim itu tersenyum tipis, kemudian mengecup sekilas pipi istrinya yang menurutnya seperti stoberi segar yang baru matang. "Jangan kau berpikir aku akan mengiba karena kau menangis."

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]Where stories live. Discover now