Ch 29 - Questions

135 20 10
                                    

Saat itu musim gugur, tepatnya pada bulan November penghujung yang artinya sebentar lagi akan turun salju. Udara mulai terasa dingin, sebab itulah orang-orang memakai mantel maupun jaket tebal untuk membuat tubuh mereka tetap hangat.

Kediaman Na Haejin tampak ramai karena kedatangan tamu kali ini. Biasanya hanya berisikan tiga manusia, kini bertambah menjadi enam. Pekarangan rumahnya luas, meskipun memang rumahnya terlihat sederhana, namun itu terlihat nyaman dan terdapat taman bermain kecil juga untuk putri kesayangan mereka.

Na Jieon, putri mereka satu-satunya yang tahun ini berusia 5 tahun. Gadis kecil dengan rambut panjangnya yang mengurai begitu halus sampai ke punggung. Dan jangan lupakan poni yang menutupi dahinya. Membuat siapapun melihatnya akan merasa gemas dan menganggapnya boneka hidup.

Hidungnya sedikit memerah di antara kulit wajahnya yang putih. Udara dingin membuatnya seperti itu. Sementara mulutnya masih sibuk mengunyah sesuatu sejak beberapa menit lalu.

"Oppa, kenapa kau makan lama sekali? Sini biar ku suapi." tanpa menunggu persetujuan sang empunya Jieon merebut makanan seorang anak laki-laki yang duduk di sebelahnya karena gemas melihatnya makan begitu lambat.

Anak laki-laki yang dipanggil 'Oppa' tersebut lantas menatapnya tidak terima dan hendak memprotes namun mulutnya lebih dulu di sumpal oleh bungeoppang rasa kacang merah yang sebelumnya sudah ia makan setengah.

Jieon tertawa lepas melihat ekspresinya. Bahkan sampai turun dari kursinya sambil memegangi perut.

"Kau jelek sekali, Oppa!" ejeknya sambil menunjuk menggunakan jari telunjuknya.

Anak laki-laki yang tahun ini berusia 10 tahun-5 tahun lebih tua daripada Jieon-menghabiskan makanannya dengan wajah kesal. Kim Taehyung maju selangkah, kemudian bertolak pinggang sambil menunduk menatap Jieon yang jauh lebih pendek darinya.

"Dasar pendek! Kau lebih jelek, tahu!"

Seketika itu juga tawa lepas Jieon berhenti. Selanjutnya ia menatap Taehyung dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. Bersiap menangis dan berlari, namun dengan gerakan cepat Taehyung menarik lengannya dan menutup mulut gadis itu menggunakan tangannya.

"Sstt, jangan menangis. Nanti aku dimarahi Eomma lagi." paniknya sambil mengawasi keadaan sekitar. Pasalnya sebelum ini ia pernah dimarahi oleh ibunya sendiri karena Jieon mengadu. Penyebabnya adalah dirinya tidak sengaja mematahkan mainan gadis itu.

"Akkhhh!!" Taehyung menjerit ketika telapak tangannya di gigit dengan kuat oleh Jieon sampai-sampai membentuk bekasnya. Jieon berlari ke dalam rumah, tentunya dengan suara tangis yang menggelegar.

Membuat para orang tua yang saat itu sedang berkumpul di ruang tengah sontak berhenti mengobrol dan mengalihkan atensinya kepada Jieon yang lari sambil menangis menghampiri orangtuanya.

"Jieon, ada apa?" ibunya bertanya khawatir sambil kemudian memangku putrinya.

"Taehyung Oppa! Dia jahat, Mama! Dia bilang aku pendek dan jelek!" dengan tangisnya yang tersedu-sedu, Jieon mengadu pada ibunya dan memeluk manja.

Bersamaan dengan itu Taehyung masuk dengan napasnya yang tersengal. Ia menatap Jieon yang berada di pelukan ibunya.

"Kim Taehyung! Apa yang kau lakukan pada Jieon?" ayah Taehyung menegur, seraya menghampiri putranya.

Sambil tatapannya yang kesal mengarah pada Jieon, Taehyung menjawab. "Aku hanya bercanda, Appa!" ucapnya berusaha membela diri.

Ketika hendak menegur putranya lagi, dengan cepat ayah Jieon merelai. "Astaga, kau tidak perlu memarahinya. Mereka hanya anak kecil, pasti hanya candaan saja. Sekarang lebih baik Taehyung minta maaf saja pada Jieon, hm?"

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant