Ch 30 - Painful

141 19 15
                                    

Ryu Sunghoo, seorang anak yatim piatu yang ditinggalkan kedua orang tuanya di usianya yang menginjak 16 tahun. Pemuda dengan wajah pucat dan mata sembab itu menelungkupkan wajahnya di antara lututnya yang ia tekuk sambil menangis tersedu.

Dengan pakaian serba hitam Sunghoo terus seperti itu tepat di depan foto kedua orang tuanya sejak beberapa waktu lalu.

Tidak lama datang seorang anak yang tampak seumuran dengannya, berjongkok, kemudian memegang bahunya pelan.

"Hyung."

Mendengar seseorang memanggilnya, Sunghoo lantas mengangkat wajahnya dan menemukan seorang anak laki-laki dengan pakaian hitam sedang menatapnya dengan wajah prihatin.

Sunghoo menatapnya cukup lama, kemudian memalingkan muka seolah tidak mau melihatnya. "Kenapa?"

"Ayah dan ibuku memanggilmu. Kau sudah terlalu lama disini, Hyung."

Tanpa menunggu lama, Sunghoo beranjak dan keluar ruangan duka tanpa menunggu Taehyung lebih dulu.

Di hari itu juga, Sunghoo tinggal di rumah pamannya—yakni ayah Taehyung. Karena kedua orang tuanya meninggal, tidak mungkin Sunghoo hidup sendirian di rumahnya. Sebab itulah, Taehyung dan Sunghoo menjadi akrab lambat laun.

Walaupun awalnya sedikit sulit karena Sunghoo menutup dirinya dan bersikap dingin, namun itu tidak bertahan lama. Sebab Taehyung yang mudah mengakrabkan diri, berhasil merobohkan benteng pertahanan Sunghoo.

Keduanya sekolah di sekolah yang sama. Sunghoo adalah kakak kelas Taehyung, karena pria itu berbeda 1 tahun dengannya.

"Hyung, bukankah mereka sangat lucu? Nenek memberiku ini saat ulang tahunku kemarin." Taehyung bertanya sembari menunjukkan sepasang kelinci berwarna putih dan cokelat terhadap Sunghoo yang tengah melukis sesuatu.

"Iya. Mereka lucu." jawabnya. Namun Taehyung tidak tahu kalau saat itu Sunghoo bahkan tidak tersenyum sama sekali. Yang ada dia berwajah datar, seperti tidak tertarik dan kembali melanjutkan kegiatan melukisnya.

"Menurutmu, apa nama yang cocok untuk mereka, Hyung?" kata Taehyung lagi sambil menatap gemas kepada dua ekor kelinci peliharaannya.

"Mungkin Migi dan Dali bagus. Kemarin aku menonton anime yang nama tokoh utamanya itu." jawab Sunghoo setelah berpikir sebentar. Taehyung mendongak, menatapnya dengan mata terkejut.

"Baiklah, kurasa itu cocok untuk mereka. Namanya terdengar lucu." kekehnya sembari kembali menatap Migi dan Dali yang masih sibuk makan wortel.

Sunghoo hanya tersenyum tipis. Lalu tak lama pelayan mengantarkan cemilan untuk mereka berdua.

Hari-hari Taehyung berjalan lebih menyenangkan berkat kehadiran Sunghoo. Taehyung tidak kesepian lagi. Pasalnya di kawasan rumahnya ini, jarang sekali ada anak seusianya.

Berkat kedatangan kakak sepupunya, Taehyung mempunyai teman bermain yang ia dambakan sejak dulu. Lima tahun yang lalu, ia memang mempunyai teman, namun mereka berpisah karena ia dan keluarganya pindah ke luar kota.

Taehyung merindukannya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya tidak mempunyai ponsel untuk menghubungi. Mau meminta tolong pada ayah dan ibunya pun, mereka berdua sibuk dan Taehyung takut mengganggu.

Saat itu hari Kamis, sekitar 3 bulan setelah pertemanan mereka dimulai dan keduanya semakin akrab, kedua kelinci Taehyung tumbuh semakin besar dan menggemaskan. Setiap hari tidak lupa Taehyung memberinya makan. Bahkan bisa dibilang ia yang memelihara sendiri kedua hewan tersebut.

"Bibi, apa kau melihat Sunghoo Hyung?" Taehyung yang baru saja pulang dari sekolahnya bertanya pada salah satu pelayan di rumahnya. Biasanya ia pulang bersama Sunghoo, namun kali ini ia sendiri karena Sunghoo absen karena sakit.

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن