Ch 22 - Still Like Him?

171 20 10
                                    

Setelah mematikan sambungan telepon, Jieon memberhentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat di depannya. Langsung saja ia masuk dan memberitahu sang supir kemana tujuannya.

Jieon seketika lupa kalau dirinya harus masuk kuliah sekarang. Tetapi rasa kekhawatiran yang besar lebih mendorongnya saat ini. Temannya kritis, dan ia tidak bisa diam saja.

Tak lama ia sampai di rumah sakit dimana Hangyul di rawat. Jieon langsung berlari dengan tergesa bahkan sampai sesekali menabrak orang di sekitarnya. Ia sudah tidak peduli.

"Bibi!" Jieon memanggil ibu Hangyul yang menunggu di depan ruangan.

"Bagaimana keadaan Hangyul?" tanyanya lagi dengan napas tersengal. Begitu ia sampai di depan wanita paruh baya tersebut, tubuhnya direngkuh dan tangisan mulai terdengar setelahnya.

"Jieon-ah.. Hangyul kritis.. bagaimana ini?"

Jieon mengedip resah, kemudian mencoba menenangkan ibu Hangyul yang sudah ia anggap sebagai ibu sendiri. Mereka akhirnya duduk di kursi tunggu sembari menunggu dokter keluar.

"Bibi tenang dulu, ya. Hangyul pasti baik-baik saja." ucapnya berusaha menenangkan sembari mengelus pelan punggung wanita itu.

Jieon mengatakan seperti itu untuk menenangkan orang lain, sementara dirinya sendiri sulit untuk merasa tenang saat ini.

Tidak lama seorang dokter laki-laki keluar diikuti satu perawat di belakangnya.

"Bagaimana keadaan putraku, Dokter?"

"Bagaimana keadaan Hangyul, Dokter?"

Jieon dan ibu Jieon menanyakannya secara bersamaan.

Dokter berkacamata tersebut tersenyum simpul, ia menatap keduanya penuh arti.

"Kang Hangyul sudah melewati masa kritisnya. Sekarang dia hanya perlu istirahat saja. Kalau ingin menjenguk, tolong bergantian, ya."

Setelah mengatakan itu, Dokter beserta perawat pamit pergi meninggalkan mereka berdua.

"Silahkan bibi dulu yang masuk." Jieon tersenyum. Bibi Kang mengangguk, kemudian melenggang masuk meninggalkannya sendirian.

Sekiranya Jieon bisa sedikit bernapas lega. Namun belum sepenuhnya karena belum melihat sendiri bagaimana keadaan Hangyul di dalam sana.

###

Di tempat lain, Taehyung tengah disibukkan dengan pekerjaannya yang menggunung. Beberapa hari tidak ke kantor membuat pekerjaannya menumpuk dan harus diselesaikan dalam waktu dekat.

Belum lagi tidak lama ini akan diadakan sebuah pameran di kantornya. Membuatnya benar-benar sibuk. Bahkan rencananya, Taehyung hendak lulus lebih cepat dari yang lainnya dan benar-benar bekerja di perusahaan ayahnya.

Meski begitu hari ini Taehyung begitu bahagia karena tadi pagi dirinya mendapatkan apa yang ia mau. Dirinya sangat mencintai Na Jieon, pujaan hatinya.

Bahkan foto wanita itu kini menjadi penghias di mejanya. Membuatnya menatap kearah sana jika dirasa lelah dan rasa lelah tersebut seakan langsung hilang dalam sekejap.

Di tengah ketenangan dan hanya suara kertas serta pena yang menghiasi ruangannya, ponselnya berbunyi singkat menandakan ada sebuah notifikasi.

Dengan antusias Taehyung menyambar ponselnya karena mengira itu pesan dari istrinya. Namun senyum di wajah tampannya harus menyusut ketika mendapati hal lain disana.

"Apa? Kenapa dia ada di rumah sakit? Apa terjadi sesuatu kepadanya?" tanyanya khawatir dan lantas segera menghubungi nomor Jieon untuk memastikan.

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora