Ch 28 - My In-laws

169 22 9
                                    

Na Jieon pov's

Hal pertama yang menyapa penglihatanku ialah dada bidang seseorang yang tidak terbalut apapun. Sejenak aku hanya diam memandanginya dan menguap sesaat kemudian.

"Astaga, badanku pegal sekali."

Yah, sudah tidak aneh. Memang kalau malamnya sudah seperti itu paginya aku akan merasa seluruh tubuhku rasanya remuk di setiap tulang. Padahal aku belum membangunkan tubuh ini, karena aku masih asik memandangi betapa tampannya suamiku sekarang.

Rupanya selama ini aku mempunyai suami yang begitu lemah terhadap godaan maupun sentuhan kecil dari istrinya. Padahal niatnya semalam itu aku ingin menggodanya sedikit karena candugemas sekali melihat ekspresinya, dia seperti seorang anak kecil berusia 5 tahun. Wajahnya memerah sampai ke kuping-kuping.

Mengingat hal tersebut membuatku tertawa kecil.

Tetapi balik lagi pada kenyatannya, suamiku adalah seorang pria dewasa yang sehat. Belum lagi dia bilang dia menyukaiku, mencintaiku. Siapa juga yang akan melepaskan istrinya setelah terjadi hal seperti itu? Astaga, lain kali aku akan berhati-hati. Aku tidak bohong kalau badanku saat ini benar-benar linu.

"Oppa, ya?"

Mendadak aku teringat tentang semalam bagaimana aku mengganti panggilan biasanya 'Seonbae' menjadi 'Oppa'. Benar-benar hal baru bagiku. Rasanya canggung dan agak menggelikan.

"Oppa, sebenarnya apa yang terjadi, hm?" tanyaku dengan suara kecil karena tidak berniat membangunkannya. Tanganku yang menganggur kugunakan untuk menyingkirkan poninya yang menutupi dahi.

Sambil ku pandangi wajahnya, kuberikan tatapan khawatir. Sementara suamiku masih tertidur dengan napas teratur.

Sebenarnya apa yang terjadi antara dirinya dengan sepupunya yang baru kutemui kemarin? Kenapa suamiku kelihatan marah dan benci sekali padanya? Ada banyak sekali pertanyaan di kepalaku.

Kupikir aku sudah mengetahui semua hal tentang suamiku mengingat bagaimana hubungan kami sekarang. Tetapi fakta kemarin seketika membuatku sadar kalau masih banyak hal tentangnya yang belum aku tahu.

Aku sangat penasaran. Tetapi kepada siapa aku menanyakannya?

Cukup lama dan merasa puas telah memandanginya dalam diam, akhirnya kuputuskan untuk bangun perlahan dan berusaha agar tidak menganggu tidurnya. Dengan kain seadanya aku berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhku disana.

Selama menikah aku jarang sekali mendapati kulit tubuhku bersih dari mark yang dibuat oleh suamiku. Untungnya itu kebanyakan dibuat di area yang tidak terlihat, jadi aku tidak perlu repot-repot menutupinya.

Omong-omong kamar mandi di kamar suamiku cukup luas. Ada bathub juga. Cukup lama aku membersihkan diri disana, kemudian keluar menggunakan piyama mandi yang tergantung, bukan milikku. Setelah melangkahkan kaki sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil, seluruh tubuhku membeku ketika mengingat sesuatu.

Gawat. Aku tidak membawa baju ganti sebelum kesini kemarin. Lalu bagaimana aku akan memakai baju setelah ini? Masa ku pakai baju yang kemarin? Astaga, itu ide yang buruk.

"Ruangan apa itu?" saat sedang bingung memikirkan bagaimana nasibku yang tidak membawa baju ganti sambil menyusuri sekitar dengan mataku, aku menangkap sebuah pintu.

Lantas ku hampiri, dan kubuka pintu tersebut pelan-pelan kemudian tercengang setelahnya.

Walk in closet.

Gila. Apakah aku baru saja memasuki sebuah toko pakaian? Bagaimana bisa sebesar ini? Ku tatapi baju-baju serta perintilan pakaian lainnya yang tertata rapi. Ini milik suamiku semuanya.

This Yandere Boy Is My Husband [KTH]Where stories live. Discover now