19

520 48 0
                                    

Tanpa mempedulikan apapun lagi Winter terus berlari melewati lorong-lorong kelas, pikirannya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan kenapa dan ada apa hingga dua laki-laki yang terkenal bersahabat itu bisa sampai bertengkar, setidaknya begitulah yang dia dengar dari Ningning yang tadi datang berteriak heboh.

Tanpa babibu dia langsung menghampiri Ningning, bertanya dimana dan dengan panik Ningning mengatakan satu tempat, ruang kelas. Apa dua orang itu sudah gila?

Benar saja, sesampainya Winter di depan ruangan kelas 11 IPA 2 disana sudah banyak siswa yang berkerumun, tanpa peduli dengan orang-orang itu Winter langsung menerobos dan untunglah mereka masih mau memberi jalan meski terdengar umpatan.

Suasana kelas kacau, meja dan kursi sudah tak beraturan, lebih dari itu ada seorang laki-laki yang tersungkur dan seorang lagi yang menghajarnya dengan membabi buta, Sunwoo serta teman-teman mereka yang lain hanya melihat di pinggir meski beberapa kali Eric hendak masuk melerai namun kembali mundur karena Haechan benar-benar tak memberi ijin siapapun mendekat.

Meski takut tapi Winter harus melakukan sesuatu, mana bisa dia membiarkan abangnya menghabisi nyawa seseorang apalagi itu temannya sendiri

"BANG UDAH STOP"

Haechan berhenti sejenak lalu menoleh ke belakang, matanya terlihat menatap sang adik tajam sementara Jaemin yang berada di bawah kungkungannya terlihat sudah tak berdaya

"Diem disitu dan jangan berani mendekat, jangan punya pikiran kalau lo bisa berhentiin gue buat matiin ini bajingan hari ini juga"

Mata Winter membulat, Haechan terlihat benar-benar serius dengan ucapannya dan Winter tidak bisa membiarkan hal itu sampai terjadi.

Gadis itu menoleh ke kanan dan kekiri, mencari-cari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk segera menghentikan semua ini karena saat ini Haechan sudah kembali memukuli wajah Jaemin.

Sebuah bola basket terletak tak jauh darinya, dengan cepat perempuan itu mengambilnya. Ia kembali ke tempatnya semula dan memulai ancang-ancang, bola basket ia lempar ke atas lalu dipukulnya seperti melakukan passing atas di lapangan dan melesat menuju target. Bola itu memantul tepat dan menghantam kepala Haechan hingga dia huyung dan terduduk di samping tubuh Jaemin.

Para siswa yang masih berkerumun menganga kaget lalu bersorak heboh, yoksi keahlian pemain Volly kebanggaan sekolah mereka memang patut diacungi jempol.

Winter dengan cepat mendekati Haechan, kedua tangannya memegang kerah baju sekolah abangnya itu

"LO GILA HAH? MAU BUNUH DIA LO BILANG? EMANGNYA LO SIAP MASUK PENJARA? MAKAN AJA MASIH DISUAPIN MAMAH SOK-SOKAN BERANI BUNUH ANAK ORANG!"

Haechan yang masih linglung mencoba melepaskan diri namun karena kepalanya masih berdenyut jadi dia tidak punya kekuatan lebih

"gue bilang jangan ikut campur"

"OH GITU? LO PIKIR GUE NGGAK TAU LO BEGINI GARA-GARA GUE? KENAPA? DIA UDAH CERITA SEMUA TENTANG MASALAH ITU IYA?"

Haechan mengangguk lemah "Dia bajingan Win, dia pantes mati"

"NGGAK ADA YANG PANTES MATI YA BABI, GANTIAN SINI LO YANG GUE MATIIN"

Winter melepaskan kerah baju Haechan, ia mengangkat tangan kanannya lalu melayangkan satu tamparan di pipi si Abang.

Eric dan Sunwoo segera mendekat dan memegang tangan Winter mencoba menghentikan

"udah Win jangan kayak gitu" ujar Sunwoo menenangkan namun Winter segera menarik tangannya lagi

"diem dan jangan ikut campur, biarin gue matiin juga ini anak nggak guna"

Lagi, satu tamparan mendarat di pipi Haechan, laki-laki itu hanya diam dan pasrah

4WallsWhere stories live. Discover now