44

404 50 7
                                    

Ah anjir, sakit banget hati gue.

Rasa sakit ketika mendengar crush nya sudah punya orang yang dia cintai kemarin tak ada bandingnya dengan kecewanya Giselle hari ini. Rasanya tuh kayak..... gak bisa dijelasin.

Dia mau marah tapi gak tau harus marah ke siapa, dia mau ngamuk tapi masih di sekolah jadi, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah pergi, keluar dari sekolah ini dan menghindari semua orang yang mungkin saja berpotensi melihatnya begini.

Tak dia hiraukan suara panggilan Soobin di belakang sana, tak sempat juga dia pikirkan nasib tas nya di kelas, yang penting dia harus pergi dulu.

Melompati pagar belakang sekolah dengan mudah, thanks to hari ini dia yang pakai seragam olahraga, lalu kembali berlari ke jalan raya, menghentikan taksi dan kini dia benar-benar kabur untuk pertama kalinya selama dia menjadi siswa di sekolah ini.

Satu hal yang Giselle tidak pahami, bagaimana bisa dia tidak sadar kalau selama ini orang itu tau semua? Bagaimana mungkin dia tidak bisa membaca semua gerak gerik orang itu hanyalah settingan? Bodohnya dia malah sempat berpikir kalau perasaannya terbalas.

Dia ini memang Bodoh!

Setitik air mata keluar dari ujung matanya, lalu kemudian semakin deras, dan kini gadis itu sudah terisak. Tidak peduli dengan pandangan aneh supir taxi di balik kemudi sana, Giselle hanya tau kalau dia butuh untuk menangis saat ini.

.....

Soobin terengah, meski sudah berusaha sangat keras namun dia tetap kehilangan gadis itu yang benar-benar cepat menghilang dari pandangannya.
Mau mencari ke mana pun otaknya buntu, Soobin tak tau di mana gadis itu tinggal dan hanya tau kalau dia tinggal sendirian.

Berbalik ke belakang, darahnya langsung mendidih begitu melihat Jihoon ada di sana, dan tanpa bisa memikirkan apapun lagi dia langsung berlari dan menerjang tubuh ketua osisnya itu, memukul wajahnya dan menarik kerah seragamnya dengan kuat

“BRENGSEK! KENAPA LO HARUS SEBRENGSEK INI SAMA CEWEK ITU HAH?”

Jihoon yang tak siap menghindar hanya pasrah dan meringis merasakan sudut bibirnya kini berdarah

“GUE GAK SENGAJA! KALAU GUE TAU DIA DISITU GUE JUGA GAK AKAN NGOMONG KAYAK GITU”

Pembelaan yang salah karena selanjutnya satu tinjuan kembali mendarat ke pipinya

“KARENA DARI AWAL LO UDAH BRENGSEK ANJING”

Satu sekolah jadi gempar, para siswa yang tak sengaja melihat perkelahian itu buru-buru mendekat dan berkerumun mengelilingi dua orang yang terkenal sangat akrab di sekolah ini namun malah terlihat saling menarik kerah masing-masing

“Anjir itu beneran Jihoon sama Soobin?”

Eric yang ada di samping Sunwoo mengangguk, keduanya hanya bisa melihat dari jauh karena kalah dari banyaknya orang yang berlarian ingin melihat

“Gimana nih Sun, Jeno gak ada disini lagi, gimana cara kita misahin tuh orang berdua ya”

“gue juga nggak tau”

Soobin dan Jihoon hanya saling menarik kerah dan tidak sedang bertarung, namun lebamnya pipi salah satunya menjadi bukti kalau perkelahian itu memang terjadi, mereka bahkan tidak peduli dengan semua kerumunan itu

“Lo harus bayar semua yang Lo lakuin selama ini, liat aja gue yang akan bikin Lo nyesel!”

“terus Lo mau gue ngapain? Minta maaf sambil sujut di kaki dia? Jelas-jelas gue gak salah ya bajingan” Jihoon melepas tangannya dari kerah baju Soobin dan mendorong temannya itu hingga kini keduanya terpisah jarak, akal sehatnya masih bekerja untuk berhenti sebelum guru-guru mengetahui hal ini

4WallsDove le storie prendono vita. Scoprilo ora