46

426 36 4
                                    

Ningning menyukainya........

Kalimat itu terus terngiang di kepalanya, kata-kata yang menghantui setiap menit membosankan yang dia lalui di tengah-tengah keluarga ini. Jay bisa merasakan kalau kepalanya sebentar lagi akan meledak membayangkan semua hal yang mungkin terjadi besok hari. Bagaimana kalau gadis itu sungguh-sungguh akan berhenti bicara dengannya?

Bagaimana mungkin dia bisa bertahan hanya dengan senyuman tanpa mengelus kepalanya seperti kemarin?

Jay tau dia salah dan dia sudah membayangkan konsekuensi dari semua yang sudah dia lakukan memang dia akan dijauhi, tapi Ningning yang meminta maaf tidak termasuk dalam bayangannya. bagaimana bisa gadis itu terlalu bodoh untuk meminta maaf pada orang yang sudah merusak mimpi dan kerja kerasnya selama berminggu-minggu?

Ditambah fakta mengejutkan kalau ternyata dia yang gadis itu sukai, sedangkan selama ini dia selalu merasa kalau hanya ada Haruto dalam hatinya. Jay kira Ningning hanya belum sadar tentang perasaannya yang sebenarnya, siapa yang sangka gadis itu malah confess pada dirinya yang sudah menyakitinya ini. Bukankah selama ini Haruto yang selalu ada di sampingnya? Bukankah pula persahabatan antara perempuan dan laki-laki itu mustahil tanpa adanya saling suka?

"Jay, kalau kamu bosen kamu tidur duluan aja gapapa"

Jay menoleh, tersenyum kecil pada ibunya dan menggeleng

"Jay gapapa, kan gak sopan kalau Jay tidur duluan sementara tante masih disini"

wanita paruh baya yang duduk di depan nya ini tersenyum kecut, dia tau putranya ini tidak pernah suka berapa di depan kakanya yang mana adalah tante Jay yang akan selalu berusaha mengatur-atur mereka.

"jadi nanti kalau kamu lulus SMA, kamu akan lanjut kuliah dimana?" pertanyaan tantenya membuat Jay menoleh

"di univ deket sini aja tan" jawab Jay tenang dan cepat yang diangguki mamanya namun tidak untuk tantenya yang malah mendengus

"mau jadi apa kamu kalau kuliahnya cuma disini-sini aja, mending kamu kuliah di luar negeri aja, ajak chaehyun sekalian, kalau kamu bilang ke papa mu pasti dia mau bayarin uang kuliah Chaehyun juga"

kening Jay mengerut, tidak cukupkah mereka menitipkan putri mereka itu di rumahnya? lalu sekarang mereka akan mengirim anaknya itu ke luar negeri dan tanpa ingin mengeluarkan uang sepeserpun? yang benar saja!

"maaf ya tante, tapi saya tidak mau dan tidak akan pernah mau kuliah di luar kota ini, kiri aja anak tante itu sendiri, kenapa harus papa yang harus bayarin"

wajah tantenya itu semakin muram, tidak terima dipermalukan seperti itu dia lantas menunjuk mamanya yang masih terdiam di sampingnya

"dia itu adik saya dan saya ini keluarga kamu, apa salah kamu bantu keluarga saya juga? saya cuma mau nitipin satu orang anak saya saja bukan berarti papa kamu jadi miskin gara-gara itu kan? oh atau kamu mau dia saya bawa pergi biar papa kamu itu balik gila lagi"

"KAK!"

Jay berjengit kaget, begitu juga tantenya yang langsung terdiam.

"stop gunain aku buat kepentingan kakak sendiri dan stop ancem-ancem anak aku, dia udah terlalu baik buat gak bilang semua kelakuan kakak ke papanya. Kakak tau kan akan semarah apa papanya kalau tau kalian selalu mengatur-atur kegiatannya, kita bukan siapa-siapa untuk mereka kak, terutama aku, kalau sampai dia menemukan perempuan lain dan membuang aku, apa kakak yakin suami kakak itu juga akan tetap mempertahankan kakak?"

"Hah! jangan bodoh kamu Ri, kamu tau dia tidak akan pernah melepaskan kamu"

"kakak liat ini"

Jay ikut melihat pada gambar yang ditunjukkan mamanya itu, ada papanya disana dengan seorang perempuan familiar

4WallsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora