26

438 45 2
                                    

"PEMBERITAHUAN KEPADA SEMUA ANGGOTA EKSKUL YANG BERPARTISIPASI DALAM LOMBA AGAR TIDAK PULANG DAHULU KARENA LOMBA AKAN DIAKAN SEPULANG SEKOLAH, BAGI YANG INGIN MENONTON JUGA DIHARAPKAN AGAR HADIR DI LAPANGAN SEKOLAH, SEKIAN DAN TERIMA KASIH"

"Ih gak berasa anjir, lomba nya udah ntar sore! Kita bisa gak ya ini" ujar Ningning antusias lalu berubah gelisah membayangkan apa yang akan terjadi nanti

"Udah tenang aja, menang kalah itu kan hal biasa yang penting kita usaha dulu aja" ucap Jay menenangkan, Ningning bahkan hampir lupa dengan kehadiran laki-laki itu. Jangan lupakan tentang perubahan mendadak yang masih membuat Ningning kebingungan

"iya Jay, pokoknya apapun yang terjadi nanti kita harus bisa nampilin yang terbaik"

Keempat anggota band di depannya mengangguk bersamaan, siang ini memang menjadi latihan terakhir sekaligus gladi bersih penampilan yang akan mereka bawakan nanti. Sejauh ini Ningning sudah cukup puas dengan hasil nya dan tinggal eksekusi dengan harapan agar tak terjadi kesalahan.

Ningning menatap teman-teman sekaligus anggota club nya itu dengan haru, tidak menyangka akhirnya bisa membentuk band nya sendiri, dia lalu menolehkan kepala pada Jay yang semakin membuatnya bahagia.

Ningning merasa kalah pun tak mengapa asal band ini tetap ada dan bertahan.

"Makasih untuk semua yang mau bekerja sama untuk mengharumkan nama ekskul kita ini, walaupun nanti kita kalah tapi kalian semua tetap yang terbaik, walaupun semua serba mendadak tapi kalian udah nunjukin potensi kalian dengan baik dan gue bangga bisa jadi ketua ekskul ini"

"Sama-sama Ning, namanya kita lagi nyalurin bakat ya harus maksimal dong, kalah menang emang urusan belakang tapi band kita harus tetap dikenang sampai sepuluh generasi mendatang"
sahut Allen membuat Ningning makin ingin menangis rasanya

"Thank you so much guys"

Haruto menatap diam Ningning yang membelakanginya, dalam hati merasa bangga melihat anak kecil yang dulu sering bermain bersamanya itu sudah menjelma menjadi gadis cantik dan pekerja keras, tentu kalau bukan karena kegigihannya mereka tidak akan ada disini sekarang, usaha yang dia lakukan tentu tidak mudah.

Meskipun perempuan itu masih saja goblok karena tak kunjung membuka mata, namun melihatnya tersenyum seperti ini sudah lebih dari cukup bagi Haruto, sekarang hanya tinggal memastikan senyum itu tak akan hilang apapun yang terjadi termasuk.... ah shit Haruto benci kalau sudah melihat laki-laki sialan yang dengan munafiknya itu kini mengelus bahu Ningning pelan.

Haruto tau, masalah utama disini bukanlah kekalahan mereka tapi kehadiran laki-laki itu lah yang akan mengacaukan semuanya dan Haruto tak akan tinggal diam. Entah apapun rencana yang ada dalam kepalanya itu tak akan Haruto biarkan menjadi penyebab hilangnya senyum gadis kecil yang sudah dia jaga dengan baik itu.

.....

Tak ada yang berdiam diri, siang ini semua anggota OSIS sibuk menyiapkan lokasi untuk penyelenggaraan lomba antar ekskul yang akan diadakan hanya beberapa jam lagi itu.

Sebenarnya mereka hanya memastikan lagi semua sudah sempurna atau masihkah ada kekurangan, karena sudah 2 hari mereka menyiapkan ini dengan matang. Lapangan outdoor itu sudah disulap dengan hiasan-hiasan bendera, tak lupa juga panggung yang ada di tengah-tengah ikut dihias, ada pohon buatan besar yang berdiri di samping kiri panggung dimana daun-daunnya itu terbuat dari kertas yang didalamnya terdapat barcode untuk nanti di scan agar bisa masuk ke website tempat dimana mereka bisa memberikan suara pada ekskul terbaik menurut mereka.

"Ingat ya guys sebisa mungkin kita gak boleh kecolongan, kalau ada tanda-tanda siswa yang mulai provokasi harus cepat diamanin, kita gak bisa prediksi apapun dan bisa saja ada orang-orang yang memancing keributan"

4WallsWhere stories live. Discover now