35

399 36 0
                                    

Sumpah Giselle tidak ada maksud seperti ini, dia benar-benar hanya pure menyuruh laki-laki ini makan dulu karena takut dia pingsan dengan tugas sebanyak itu, tapi kenapa dia malah ada disini? Duduk diam di samping Jihoon yang sedang menyuap nasi dari pecel lele yang berada di seberang sekolah, mereka bahkan repot-repot jalan kaki ke sini karena tak menemukan menu dengan nasi di setiap tenda yang ada di bazaar

“kenapa belum makan? Gak suka pecel lele ya?”

Giselle tersadar, refleks menggeleng saat melihat Jihoon yang juga melihatnya

“Nggak kok, ini gue makan” meskipun sudah kenyang dengan berbagai jajanan yang dicicipnya sepanjang siang ini tapi, mana mungkin Giselle bisa melewatkan agenda makan siang bersama Jihoon hanya berduaan begini.

“lo capek nggak selle? Gue liat lo bolak-balik terus dari tenda kelas lo ke tenda OSIS” Jihoon memulai percakapan, agak canggung rasanya jika mereka hanya diam-diam begini

“nggak ah kayaknya lebih capek-an lo deh Jie”

Jihoon tersenyum kecil “ya karena gue kan ketuanya”

“karena elo ketuanya, harusnya lo tuh santai-santai aja ngeliat bawahan lo kerja, bukannya malah ngerjain semua sendiri” ujar Giselle agak greget, unek-unek ini sudah dia tahan selama hampir sebulan belakangan sejak melihat laki-laki ini terlalu keras pada dirinya sendiri

“mereka juga punya kerjaan masing-masing Selle, tugas gue ya biar gue yang ngerjain”

“iya tapi lo bukan robot yang nggak ngerasain capek Jie, belum lagi acara besok, dan gue yakin lo bahkan gak cukup tidur kan?”

“Nanti abis semua ini selesai gue bakal ambil libur terus tidur sepuasnya”

“itu mah emang wajib, tapi bukan berarti lo harus bener-bener habisin energi lo sekarang kan, yang ada lo tepar duluan sebelum semua ini selesai”

Jihoon memangku wajahnya dengan tangan kiri dan menatap Giselle lekat tanpa gadis itu sadari karena asik bicara sambil makan

“gue boleh nanya sesuatu nggak Selle?”

Giselle berhenti dan menolehkan kepala, langsung tercekat saat tau ternyata Jihoon menatapnya sejak tadi

“nanya apa?” dia kembali menunduk, bahaya kalau sampai dia dan Jihoon bertatapan dalam jarak se dekat ini (walaupun sebenarnya gak deket-deket banget karena masih ada jarak satu kursi) tapi kan mana bisa dia nahan salting lama-lama kalau ditatap begitu

“gimana caranya lo bisa bertahan hidup sendirian selama ini?”

Giselle terdiam, masih menganalisis ke mana arah pembicaraan ini

“Uhm literally gue gak sendirian banget, karena masih ada temen-temen gue, dan kalau maksud lo itu hidup jauh dari orang tua ya..... jalani aja apa adanya, awalnya emang sulit tapi lama-lama lo akan terbiasa juga kok, kan semua cuma tentang waktu aja”

Jihoon mengangguk paham “lo hebat karena lo kuat Selle”

Giselle tertawa kecil, nasi nya sudah habis dan dia sedang mencuci tangannya di kobokan

“gue nggak kuat kok Jie, biasa aja mah namanya juga hidup, kadang gue juga marah sama keadaan tapi ya gimana waktu terus jalan dan kita harus tetap hidup kan?”

Lagi-lagi Jihoon terdiam, entah apa yang ada di pikirannya Giselle selalu tak bisa menebaknya

“tapi lo tau darimana dah gue tinggal sendiri?”

“tau sendiri dan dikit info dari Karina”
Giselle tergelak kecil “lo sepeduli itu ya sama temen-temen lo?”

“nggak, gue nggak suka ikut campur masalah orang, tapi karena itu lo, gue jadi agak kepikiran”

4WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang