30

469 40 2
                                    

Akhirnya semua pertunjukan yang disajikan setiap perwakilan anggota ekskul untuk menarik suara selesai dilakukan, 15 tim sudah tampil dan Jihoon cukup puas melihat semua antusiasme teman-temannya baik yang hanya menonton dan juga yang bertanding. Sekarang tinggal menunggu pengumuman tim mana saja yang lolos untuk tampil ke final dimana mereka akan tampil dengan lebih prefer di acara puncak ulang tahun sekolah nanti.

Gelap sudah menyapa dan kini hanya tersisa anggota ekskul saja dimana Jihoon sedang memimpin evaluasi mengenai acara yang baru saja mereka lakukan serta apa yang harus dipersiapkan untuk acara pemungutan suara besok.

“Oke sekali lagi gue ucapin terima kasih buat kontribusi nya hari ini, planning kita belum selesai dan ini hanyalah awal untuk puncak dari segala usaha yang udah kita lakukan sebulan ini, jadi gue mohon buat kalian jaga kesehatan masing-masing jangan sampai sakit dan gue harap kalian masih mau bertahan dalam tim ini demi suksesnya amanah yang sudah diembankan ke kita”

“abis ini gue harap semua langsung pulang nggak usah singgah-singgah lagi, inget orang tua kalian taunya kalian lagi ada acara di sekolah jadi gue harap jangan coba-coba rusak kepercayaan mereka, buat yang gak punya kendaraan bisa bilang ke gue biar kita bisa cari solusi sama-sama, sekian dari gue sebagai ketua tim ini sekaligus ketua OSIS, terima kasih”

Semua bertepuk tangan, wajah-wajah kelelahan tak bisa mereka sembunyikan dan begitu Jihoon menyudahi acara evaluasi ini, semua langsung bubar dan mengambil tas masing-masing yang sudah terkumpul di dekat mereka

“Winter, lo pulang bareng gue, jangan berani-berani buat mikir bisa pulang bareng sama dia”

Winter yang baru saja hendak mendekati Jaemin langsung berhenti, mukanya mengkerut dan melihat Haechan protes, namun abangnya itu tak berubah dan tatapannya tetap tegas tak terbantah.

Jaemin yang ada di belakang Winter mencoba tersenyum dan mengangguk agar Winter menurut saja, dengan ogah-ogahan gadis itu pun melangkah mendekati Haechan.

“semua gue duluan ya, sampai jumpa lagi besok”

“okay Chan, hati-hati ya jangan sampe besok lo gak dateng, banyak tugas yang nunggu buat lo”

Haechan mengangguk mendengar ucapan Jihoon dan mengangkat tangan sebagai salam perpisahan sebelum menarik tas winter beserta orangnya untuk berjalan ke parkiran.

“gue sama Renjun juga duluan ya Jie”

Jihoon menaikkan sebelah alisnya bingung, matanya lalu melirik Karina dan Jeno bergantian

“O...ke, hati-hati ya Rin”

Dengan lemas Karina mengangguk, Jihoon bahkan bisa merasa kalau gadis itu sedang tak baik-baik saja. Apalagi saat dia melewati bahu Jeno tanpa menoleh sedikitpun, Jihoon langsung bisa menebak kalau situasi kedua orang itu nampaknya semakin buruk.
Setelah kepergian Karina dan Renjun, Jeno juga berlalu tanpa kata, dia hanya berbalik dan berjalan cepat menuju parkiran.

“jie gue juga duluan ya”

Jihoon menoleh “oh pulang bareng siapa Selle? Atau bawa motor sendiri?”

Giselle menggaruk belakang telinganya “naik ojol sih Jie”

“bareng gue aja kalau gitu, kebetulan gue kosong” tiba-tiba saja Soobin menyahut dari belakang Giselle, entah sejak kapan laki-laki itu sudah ada di dekat mereka

Giselle membalikkan badan lalu melambaikan tangannya “Nggak usah Bin, rumah kita kan beda arah”

“Nggakpapa gue bisa nganter lo dulu kok”

“suer nggak usah, gue sendiri aja”

Giselle masih kekeuh menolak, selain karena memang tak ingin merepotkan, gadis itu juga takut kalau nanti Jihoon sampai mikir yang tidak-tidak tentang hubungannya dengan Soobin

4WallsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora