44) MSGN (SELESAI)

11.9K 574 2
                                    

44. FAIZAR SAKIT

⚠️WARNING⚠️
SEBELUM BACA HARAP PENCET
TERLEBIH DAHULU LOGO
BINTANG DI SAMPING KANAN
BAWAH⭐


⚠️WARNING⚠️SEBELUM BACA HARAP PENCETTERLEBIH DAHULU LOGOBINTANG DI SAMPING KANAN BAWAH⭐•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



1. Sudah ibadah apa belum?
Kalau belum, ibadah dulu ya. Dengerin
Omongan aku tuh. Ya... walaupun aku aja
Kadang belum full 5 waktu, setidaknya
Saling mengingatkan lah ya.

لا يختل حياتنا بسبب لا يضطرب عبادتنا
"Tidak teraturnya hidup kita disebabkan tidak teraturnya ibadah kita"

***

Rayza telah pulang sekitar 30 menit yang lalu. Sekarang Faya tinggal sendiri di rumah, karena Faizar belum pulang dari kantor. Dari pada bosan nunggu di ruang tamu, mending Faya ke dapur untuk membuat kopi.

******

Setelah pulang dari kantor, Faizar segera masuk menuju kamarnya dan sang istri. Rasanya dia tidak berselera untuk makan. Kepalanya pusing, perutnya mual-mual, dan rasanya dia ingin muntah sedari tadi.

Faya yang tengah berada di dapur tersenyum melihat kedatangan sang suami. Tapi senyumnya luntur ketika melihat sang suami langsung berjalan naik ke atas tangga tanpa memperdulikan sekitar. Faya yang khawatir terhadap suaminya, lantas segera menyusul sang suami.

Dilihatnya Faizar tertidur dengan jas yang masih melekat di tubuhnya. Faya lantas berjalan mendekati Faizar. Pasti suaminya sedang lelah karena urusan kantor, pikir Faya.

Dengan telaten dirinya melepas jas sang suami. Ketika hendak melepas jas, tangannya tidak sengaja terkena rambut panjang Faizar. Rambut Faizar memang panjang dan dipotong seperti rambut ala-ala korea, atas permintaan sang istri:)

Faya mengelus pelan rambut sang suami, tapi dirinya begitu terkejut ketika memegang kening sang suami yang begitu panas.

Iaz nya demam?

"Gus," panggil Faya pelan.

"Hmm?" gumam Faizar yang masih memejamkan matanya.

"Bangun dulu. Lepas bajunya terus tidurannya yang bener, biar badannya gak sakit-sakit." Faya membantu Faizar untuk bangun dari tidurnya. Walau Faya sedikit kesusahan dalam membantu Faizar, karena Faizar sangat berat baginya, namun dia sama sekali tidak mengeluh sedikit pun.

"Kamu bersih-bersih dulu, ayo aku bantu." Faya membantu sang suami ke dalam kamar mandi. Tidak mungkin dia membiarkan Faizar tidur dengan kondisi badan yang lengket akibat keringat.

Faya menunggu sang suami mandi dari depan pintu, takut terjadi apa-apa.

Huekk..

Huekk...

Terdengar Faizar muntah-muntah. Faya yang mendengar sang suami muntah-muntah tanpa aba-aba segera mendorong pintu kamar mandi, untung saja pintu kamar mandi tidak dikunci oleh sang suami.

"Mual." adu Faizar yang memeluk tubuh sang istri. Faizar telah selesai mandi, ketika dirinya ingin keluar, tiba-tiba perutnya tidak enak dan dia muntah-muntah.

"Masih mau muntah?" tanya Faya yang membalas pelukan Faizar. Faizar menggelengkan kepalanya, lalu menganggukkan kepalanya.

Maksudnya apa?

"Masih mual ya?" tanya Faya lagi yang dijawab gelengan oleh Faizar.

"Udah gak mual?" tanya Faya kembali memastikan, dan Faizar menggelengkan kepalanya.

Maksudnya opo toh?

"Gak enak perutnya." Faizar mendungselkan kepalanya diceruk leher sang istri. Faya yang paham maksud suaminya, segera membantu Faizar untuk keluar dari kamar mandi dan membantu Faizar berbaring.

Setelah Faizar berbaring dan menutup matanya, Faya turun ke bawah untuk mengambil kompres. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 17.00 sore.

Faya kembali ke dalam kamar membawa baskom untuk mengompres sang suami. Dia dengan telaten mengompres sang suami yang sedang tertidur. Ketika dia hendak membawa kembali baskom kompres yang sudah dia kompreskan kepada Faizar, dilihatnya Faizar bergerak gelisah dalam tidurnya.

Dengan sebuah keyakinan, Faya mengambil miyak kayu putih yang ada di meja sebelah tempat tidur. Lalu, dia ikut berbaring disebelah sang suami, menyingkap sedikit baju sang suami, dan mengoleskan minyak kayu putih, setelah itu dielus-elusnya perut sang suami agar rasa mual nya sedikit berkurang.

Bersambung.....

"Salah satu kewajiban seorang Istri adalah
mengurus suaminya, baik dia dalam keadaan
sakit, maupun dalam keadaan sehat. Tapi, seorang istri tidak bisa-jika mengurus suaminya hanya karena takut dosa. Seorang istri harus melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri dengan rasa ikhlas lahir dan batin. Bukan karena terpaksa sebab takut berdosa."

Tidak ada pokoknya yang namanya
Siders 😠😤

29 Oktober 2023
Publish: 29 November 2023
550 kata

Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang