53) MSGN (SELESAI)

7.9K 338 3
                                    

53• PEMBUNUH BERKEDOK PENYELAMAT

⚠️WARNING⚠️
SEBELUM BACA HARAP PENCET
TERLEBIH DAHULU LOGO
BINTANG DI SAMPING KANAN
BAWAH⭐


⚠️WARNING⚠️SEBELUM BACA HARAP PENCETTERLEBIH DAHULU LOGOBINTANG DI SAMPING KANAN BAWAH⭐•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



1. Sudah ibadah apa belum?
Kalau belum, ibadah dulu ya. Dengerin
Omongan aku tuh. Ya... walaupun aku aja
Kadang belum full 5 waktu, setidaknya
Saling mengingatkan lah ya.

لا يختل حياتنا بسبب لا يضطرب عبادتنا
"Tidak teraturnya hidup kita disebabkan tidak teraturnya ibadah kita"





"Sholatlah agar hatimu tenang,Istighfarlah
agar kecewamu hilang dan berdoalah agar
bahagiamu segera datang"

-Quotes islami 1:01

******

Faya bergegas mencuci tangannya dan berjalan ke arah pintu. Ketika dia membuka pintu hal pertama yang dia lihat adalah istri dari Agam, kakak dari suaminya. Dia adalah Malaikaya, tapi kenapa datangnya bersama seorang........polisi.

Kenapa?

Ada apa?

"Assalamu'alaikum," ucap polisi itu yang membuyarkan lamunan Faya.

"Wa'alaikumussalam, silahkan masuk," ucap Faya sopan. Malaikaya dan polisi itu masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Ada apa ya, Bapak datang kesini bersama Mbak Malaikaya?" tanya Faya sopan. Faya begitu penasaran.

"Pembunuh berkedok penyelamat!" Malaikaya tiba-tiba mengucapkan kata-kata itu.

Maksudnya apa?

"Maksudnya?" tanya Faya yang bingung.

"Anda terlibat kasus pembunuhan yang terjadi kepada Pak Toni 8 tahun lalu." Polisi tersebut menunjukkan sebuah Foto dan beberapa bukti lainnya kepada Faya. Faya mematung, bukankah ini Bapak tua yang ditabraknya 8 tahun lalu? Tapi kenapa di foto ini terlihat dia sedang munusuk Bapak itu. Tidak! Ini editan, jelas-jelas Pak Toni saat itu baik-baik saja, dan dia tidak Pernah menusuk nya.

"Ini editan!" Faya bergeming tidak percaya menatap Malaikaya.

"Kamu pikir saya bodoh Faya. Sudah bagus saya membiarkan kamu hidup selama 6 tahun ini bersama anak kamu. Kamu telah membunuh Ayah saya!!" Malaikaya menatap benci Faya. tersirat amarah dalam diri Malaikaya, Faya dapat melihat itu.

"Saya memang menabrak Pak Toni. Tapi kondisi Pak Toni saat itu sudah baik-baik saja. Saya sudah membiayai biaya rumah sakitnya. Dan-saya juga saat itu, telah meminta Pak Toni untuk melibatkan ini ke jalur hukum. Tapi Pak Toni menolaknya. Dia mengatakan dia sudah baik-baik saja dan sudah memaafkan saya. Saat dia akan pulang dari rumah sakit. Saya sempat menyuruh orang suruhan saya untuk mengantarnya. Tapi dia menolak, dan mengatakan jika dia sudah dijemput oleh putrinya. Dan di dalam foto itu, bukanlah saya. Itu hanya editan." Faya melakukan pembelaan. Dia memang menabrak Pak Toni, tapi dia tidak pernah menusuk Pak Toni.

"Hentikan omong kosong mu itu Faya. Seseorang yang sudah kamu bunuh itu Ayah saya. Saya kehilangan Ayah saya waktu saya menjemputnya ke rumah sakit. Dan foto itu juga sudah menjadi bukti, jika kamu memang membunuh Ayah saya." Malaikaya berbicara dengan emosi menggebu-gebu.

"Kalian seharusnya bisa membedakan mana foto editan dan asli!" tekan Faya yang membuat Malaikaya kian murka.

"Bawa dia Pak." suruh Malaikaya kepada polisi laki-laki itu. Dia sudah muak menatap wajah Faya Faya harus secepatnya dimasukkan ke dalam penjara. Agar hati nya lega.

Ketika polisi itu hendak memegang tangan Faya, Faya segera menjauh.

"Jangan sentuh saya, saya bisa berjalan sendiri." Faya berjalan terlebih dahulu keluar dari rumah. Faya yang tidak sengaja berpapasan dengan pak sopir rumahnya berucap,

"Bilang sama mas Izar, Pak." ucap Faya lalu kembali berjalan menuju mobil polisi itu, namun dia tidak ingin hanya berdua dengan polisi itu.

"Kalian bisa membawa saya jika Mbak Malaikat ikut di dalam mobil itu." Faya tetap menjaga kehormatannya sebagai wanita, dia tidak ingin berduaan dengan laki-laki yang bukan mahram nya, walaupun itu adalah seorang polisi. Hanya suaminya serta mahram nya saja yang bisa memegang tangannya, tidak untuk yang lainnya.

"Banyak mau kamu ini!" Malaikaya semakin menatap benci Faya, Faya hanya diam saja. Dia akan membuktikan bahwa bukan dia yang telah membuat Pak Toni meninggal.

****

Di kantor polisi

Faya telah dimasukkan ke dalam sel. Faya hanya dapat tersenyum dengan kondisi nya, selagi dia bukan pelakunya, jangan harap dia akan memohon-mohon untuk Malaikaya membebaskannya. Lagi pula walau dia bersujud di kaki Malaikaya, wanita itu tidak akan melepaskannya.

Faizar yang sudah diberi kabar oleh sopir rumah, jika sang istri ditangkap polisi bergegas menyusul sang istri. Setelah dia meminta tolong kepada Rayza untuk menjemput Hamka dari sekolah.

Faizar telah sampai di kantor polisi, setelah sampai dia langsung meminta tolong kepada polisi disana untuk membiarkannya bertemu sang istri.

Berhasil!

Dia diizinkan

"Kenapa bisa seperti ini?" tanya Faizar yang langsung memeluk sang istri dengan ke khawatiran yang terlihat jelas di matanya.

"Aku gak tau mas, tiba-tiba Mbak Malaika datang membawa polisi," jawab Faya yang membalas pelukan Faizar.

"Apa ini masalah 8 tahun lalu?" Pertanyaan Faizar diangguki oleh Faya.

"Bapak itu adalah Ayah mbak Malaika. Tapi, yang aku bingung mbak Malaika dan polisi itu ngasih bukti kalau aku bersalah, tapi di situ aku nusuk Pak Toni, mas. Itu editan, aku yakin, jelas-jelas aku tidak pernah menusuk pak Toni pakai pisau." jelas Faya yang diangguki oleh Faizar.

"Aku akan membawa bukti. Persidangan akan dilaksanakan satu minggu lagi, aku akan datang membawa buktinya. Aku yakin ada seorang dalang di balik semua ini." Faizar menenangkan sang istri. Faizar juga Kembali menarik Faya kedalam pelukannya, dan mengelus-elus pelan kepala Faya yang terbalut akan hijab.

"Hamka, mas?" tanya Faya yang khawatir terhadap putra nya.

"Hamka akan bersama Mama Liza  terlebih dahulu, sebelum kamu dinyatakan tidak bersalah." Faizar berusaha menenangkan Faya yang khawatir terhadap putra mereka, dengan cara tidak melepaskan Faya dari dalam dekapannya.

Bersambung...

📌Kok bisa tiba-tiba ada bukti foto Faya yang sedang menusuk pak Toni?
📌Dapet dari mana Malaikaya foto itu?
📌 Bagaimana dengan Hamka?

Sampai jumpa di chapter berikutnya
04 November 2023
Publish : 13 Desember 2023
731 kata

Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang