Hari Pertama Bekerja

166 22 2
                                    

Malam tadi adalah malam yang sangat berarti bagi Atla. Pertama kalinya menonton balapan liar, bertemu dengan orang-orang yang baik, sampai Atla pun di beri makanan.

Ketika balapan akan dimulai, teman-teman Kak Ress berdatangan menghampiri dan bertanya tentang Atla. Sebab asing bagi mereka. Pada awalnya Atla segan untuk berbicara karena takut aja mereka tidak menerima keberadaan Atla yang secara tiba-tiba sudah akrab dengan Ress.

Akan tetapi itu salah besar! Justru Ress memperkenalkan Atla kepada teman-temannya dan ia diterima baik.

Balapan itu selesai pukul tiga pagi dan dengan paksaan Ress beserta kawan-kawannya ikut mengantarkan Atla pulang. Padahal ia sudah menolaknya, tapi Ress memaksa dengan dalih takut Atla dilukai.

"Kenapa ya, gue ketemu orang baik itu hanya selewat aja. "

"Kenapa gak berteman selamanya. "

"Bang Juna juga, padahal udah saling bertukar nomor telepon tapi sampai sekarang tidak ada obrolan. "

Dan kemungkinan besar Kak Ress juga teman-temannya hanya akan menjadi kenangan saja, tidak mungkin sampai menjadi teman dekat. Ditambah lagi perbedaan usia mereka kentara sekali.

Sebenarnya tidak ada batasan usia dalam berteman, hanya saja jika usianya terpaut lumayan maka akan merasa ada yang aneh, apalagi ketika dalam perbincangan pasti kentara sekali perbedaannya.

Yang pada akhirnya Atla akan sendiri lagi. Meskipun sudah sekolah, tapi ia belum bisa benar-benar dekat dengan teman kelasnya.

"Nek, Atla gak nakal. Cuma penasaran aja ternyata seru. " ia bercerita banyak hal di kamar neneknya sambil menatap langit-langit kamar.

"Oh iya, Atla nanti sore kerja loh nek. Gak papa ya, Atla juga udah besar kok. Jadi, tidak masalah jika harus bekerja "

Rencananya hari ini ia akan leha-leha di rumah sebelum nanti sore kerja sampai malam yang pasti akan sangat capek, belum lagi harus bangun pagi besoknya karena sekolah.

Tapi tidak masalah, demi ia bisa mencukupi kehidupannya. Maka akan dilewati segalanya meskipun capek, yang penting badan sehat dan tidak sakit.

***

"Ey, ternyata dia sudah tumbuh menjadi remaja yang manis, tampan pula. "

"Benar-benar mirip dengan ayahnya ..."

"Lantas, tindakan apa yang akan kita lakukan tuan?"

"Sebentar, jangan tergesa-gesa. Saya ingin menatap lebih lama foto ini. "

Hingga terjadi kesunyian di ruangan tersebut sampai sepuluh menit berlalu. Dan mereka hanya duduk diam memandang tuan besarnya menatap foto dalam genggamannya, sambil tersenyum.

Entah apa yang ada dipikirannya, mereka pun sangat heran sekali. Dan tentu mereka tahu bahwa itu adalah senyuman yang penuh misteri.

"Hari senin kita akan ke sana!" putusannya tiba-tiba, membuat mereka sedikit jantungan.

"Baik tuan. "

Setelahnya mereka pamit untuk mempersiapkan segalanya agar besok bisa berjalan lancar menuju ke sana. Dan tuan besar yang masih duduk di ruang kerjanya mulai beranjak, lantas menatap ke arah luar dari jendela.

Melihat kendaraan yang berlalu-lalang dari ruang kerjanya di lantai sepuluh. Pikirannya sekarang menjadi resah, mengingat masa lalu yang ia telah lakukan dan melihat sekarang anak itu sudah tumbuh menjadi remaja yang manis dan tampan.

"Jika di bunuh sekarang akan terlalu susah, karena anak itu sudah besar dan pasti akan melakukan pemberontakan. "

"Seharusnya dulu dibunuh saja. " lanjutnya dengan bergumam.

MISTERI LAUTWhere stories live. Discover now