Atlaut Bimasena

200 27 0
                                    

"Cukup!"

"Om udah ingkar janji!"

"Itulah sebabnya Atla tidak pernah percaya sama orang asing, apalagi yang mengaku sebagai ayah Atla ..."

"Itu mustahil sekali, setelah belasan tahun dan tiba-tiba kalian menculik Atla!"

"Jangan maju!"

Emosinya naik turun sejak kejadian itu beberapa hari yang lalu, Atla selalu memberontak tapi tidak bisa keluar dari rumah ini. Ia masih terlalu lemah, bahkan emosinya tidak meledak-ledak.

Tidak biasa emosi sampai menggebu-gebu, sebab dalam kehidupannya Atla selalu dikelilingi oleh orang-orang baik dan juga kehidupannya menyenangkan.

Alhasil, ia susah untuk mengekspresikan emosinya seperti apa. Bahkan untuk berkata kasarpun masih ia pikirkan sebelum diucapkan.

"Dengerin dulu penj--"

"Udah gak butuh penjelasan lagi!"

Atla berdiri di atas tembok pembatas rumah Tio, ia mengancam mereka akan bunuh diri jika keinginan dirinya untuk pulang tidak dituruti.

Dirinya beberapa hari ini memang rewel dan memancing segala keributan di rumah itu, karena ia tidak bisa emosi yang meledak seperti orang pada umumnya. Maka, inilah cara yang dilakukannya.

"Atla belum mendengarkan penjelasan dari Om, kalau Atla bunuh diri, Atla gak akan tau suatu hal yang penting ..." jelas Tio dengan tenang.

"Atla tau itu cuma gertakan Om aja!"

Masih dengan berdiri dipembatas tembok, meskipun Atla sudah merasakan kakinya pegal tapi, ia akan tetap melakukan pemberontakan ini.

Tio memberikan kode kepada Bass untuk mengambilkan laptop miliknya. Tanpa banyak bertanya, tangan kanannya itu segera melaksanakan perintah tuannya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Bass menyerahkan laptop itu kepada Tio. Maka Sang pemiliknya sibuk mencari sesuatu dari file satu berpindah ke file lainnya.

"Yakin tidak mau melihat ini?" Tio memutarkan video dengan volume besar dan diperlihatkan kepada Atla.

Anak itu masih dengan berdiri melihat video tersebut yang kurang jelas karena jaraknya jauh, "Apa itu?"

"Kalau kamu mau tau, turun sekarang dan liat video ini bareng-bareng sama ayah"

"Gak konsisten banget, tadi manggil dirinya Om sekarang kok jadi ayah lagi ..." gerutu Atla dalam hati.

Lama menatap Tio, ia ragu apakah harus turun atau tetap dengan pendiriannya berdiri di sini? Tapi, Atla penasaran dengan video tadi.

Perlahan Atla memutar badannya dan duduk dipembatas itu dengan membelakangi ketiga orang dewasa yang sedang was-was.

"Atla gak akan tergoda apapun!" teriaknya.

Tio tersenyum lebar, ia memanfaatkan situasi karena Atla sedang membelakanginya. Tapi, Deo sedikit terkejut dengan apa yang terjadi kepada kakaknya itu.

Deo juga gemas sekali melihat tingkah Atla yang sedari tadi marah-marah terus tapi tidak terlihat kegarangannya, yang ada justru mengundang tawa atas tingkah anak itu.

Ketika anak itu dibawa, bisa mengeluarkan kata-kata kotor yang dilontarkan kepada Bass tapi, kepada Tio justru tidak. Bahkan ketika merajuk seperti ini pun masih memanggil dirinya dengan nama dan memanggil Tio pun masih sopan, mungkin akan lain cerita jika Bass yang berbicara.

"Bass, cuaca panas banget. Tolong ambil susu kotak di kulkas yang rasa coklat ya saya mau minum ..." ucap Tio dengan lirikan mata ke arah Atla.

"Siap tuan, berarti tiga ya? Saya, Deo dan tuan?"

MISTERI LAUTWhere stories live. Discover now