Pembohong

196 28 0
                                    

Bass masih dengan menggenggam tangan Atla untuk keluar dari hotel itu melalui jalan darurat, suara dentuman masih terdengar bahkan debu dari reruntuhan bangunan sudah mulai terhirup oleh mereka yang ada di sana.

Bahkan napas Atla sudah mulai terengah-engah karena banyak menghirup debu, Bass yang melihat itu ketar-ketir. Keduanya masih di dalam hotel, ditambah lagi banyak orang yang menuju pintu darurat itu.

"Pakai ini untuk menutupi kepalamu, " Bass memberikan jaketnya dan menutupi kepala Atla, anak itu tidak menolak karena memang sudah sangat sesak.

Tiba-tiba Atla merasa tubuhnya melayang, namun ia sudah tidak kuat untuk bersuara. Dan Atla memegang erat baju yang menggendong tubuhnya.

Suara dentuman yang berasal dari bom itu terdengar kembali, Atla meremas baju Bass sampai ia memejamkan matanya.

"Ta-kut ..."

Suara kecil itu jelas terdengar oleh Bass, dengan napas yang tersengal. Keduanya masih belum bisa keluar dari hotel tersebut, namun Bass berusaha dengan cara apapun agar mereka selamat.

"Tenang ya, tenang. Kita keluar sebentar lagi ..."

Mata Bass melihat kanan kiri, apakah tidak ada lagi pintu darurat kah? Sampai mereka harus berebut. Dan ternyata ada! Ia langsung berlari ke arah kanan, "Akhirnya!"

Setelah berhasil keluar, suara bom kembali terdengar dan hotel itu hampir roboh semua bangunanya.

Lantas Bass masuk ke dalam mobil yang baru saja datang, "Ayo cepat!"

Ia mendudukan Atla yang masih sesak napas, lantas memberikan inhaler, dan ketika di tatap lebih dekat ternyata anak itu menangis. Terlihat jelas jejak air matanya, dengan halus Bass menghapus jejak air matanya.

Kemudian ia memeluk Atla, tangannya bergetar bahkan Bass merasakan detak jantungnya yang begitu kencang.

Setelah beberapa menit berlalu, dan mobil yang mereka tumpangi sudah menjauh dari lokasi kejadian. Barulah Atla merasa tenang dan menatap ke arah jendela.

"Kita mau ke mana om?"

"Om mau ajak kamu pergi dari sini, karena tempat itu sudah berbahaya. "

Atla berbalik menatap Bass dan kentara kerutan di dahinya, "Tunggu! Bahayanya di sebelah mana? Hotel itu jauh dari kediaman Atla om!" suara Atla sudah mulai meninggi.

"Jadi rumah Atla aman-aman aja. Kenapa harus pergi sama om? Lagi pula Atla lahir di sana, Atla gak mau ninggalin rumah itu!" bentaknya.

Ia berusaha untuk membuka pintu mobil, meskipun akan sia-sia karena sudah terkunci.

"Dengerin om, daerah itu semuanya sudah di bom. Bener-bener gak aman buat tinggal di sa-"

"BOHONG!"

"Om mau culik Atla kan!!" tidak segan ia melayangkan pukulan kepada Bass, namun dengan cekatan Bass bisa menghindarinya.

Dan dengan cepat orang yang duduk di samping kemudi itu memberikan gawai yang kepada Bass yang menunjukan video berdurasi cukup panjang, di mana memperlihatkan kondisi di daerah tersebut.

Atla melihat itu dengan teliti, bangunan seperti hotel, mall, restoran, bahkan pemukiman warga benar-benar hancur. Bahkan terlihat begitu berdebu.

"Shh ..." dahi Bass terkena lemparan gawai oleh Atla.

"Gak! Gak percaya! Ini pasti rencana om kan? Tega banget sampai hancurin itu semua. "

"Terus gimana orang-orang yang ada di sana, KASIAN!!" bentaknya.

"Buka pintunya, buka!"

Atla mencekik pengemudi, karena ia duduk di belakang pengemudi. Tapi tidak ada reaksi apapun, bahkan dari Bass sendiri hanya diam saja. Atla yang melihat itu emosinya semakin naik.

MISTERI LAUTWhere stories live. Discover now