Itu Adalah Khayalan

168 23 3
                                    

Bugh!

Bugh!

"Gila lo! Kasian si Zofan lah ..."

"Ya bodo amat, haha ..."

Atla sedang duduk bersama Riksa dipinggir pantai, sambil memandang keindahan sore hari serta melihat para pengunjung yang sedang liburan dengan bahagia.

"Terus juga kenapa harus gue yang mati sih!"

"Ya suka-suka gue lah, hihi ..."

"Nyebelin lo, khayalan lo menguntungkan diri sendiri. "

"Emang. "

Riksa menatap nyalang kepada Atla, tadi ketika dirinya sedang rebahan Atla datang dan mengajak Riksa untuk pergi ke tepi pantai.

Memang hampir setiap hari keduanya selalu main berdua entah pergi ke pantai atau main sepeda mengelilingi area wisata itu.

Dan hal itu selalu dilakukan pada sore hari, agar cuacanya enak juga. Sebab jika siang hari panas banget, Atla tidak mau wajahnya gosong.

"Lo juga bisa mengkhayal kayal gue, bayangin aja lo jadi anak presiden atau pengusaha ternama. Hidup lo terjamin, apapun mau lo pasti terkabul ..."

"Tapi khayalan lo gak akan menjadi kenyataan, mana ada kehidupan tanpa permasalahan ..." sungut Riksa, selama mendengarkan cerita Atla yang bilangnya ia punya angan-angan luar biasa untuk kehidupannya yang kedua.

Ternyata dalam angan-angannya itu, mulus sekali tanpa ada permasalahan setelah bertemu dengan orang tuanya. Jika itu nyata, mustahil sekali sebab setiap hari itu masalah pasti ada.

"Kan itu cuma khayalan doang, kalau kenyataan ya gue bersyukur juga. "

"Iya sih, tapi jangan sampai keterusan. Gue takut lo jadi gila!"

"Sembarangan lo ngomong!"

"Tapi kalau pun jadi nyata, jangan gue mati juga gue mau hidup lebih lama anjir. " masih tidak terima dengan khayalan Atla yang dirinya meninggal di kapal karena bom.

Kok bisa orang yang ada di sebelahnya ini berpikir jauh sampai sana, mana ceritanya benar-benar mulus, lancar lagi.

Kendati demikian Riksa berharap Atla bisa bertemu dengan kedua orang tuanya, ia tahu bahwa Atla bukan lah cucu dari sang nenek dan tahu juga kisah nenek menemukan Atla.

Malang sekali nasib Atla, dan juga dirinya sih.

Riksa juga berharap jika ada kehidupan yang kedua, ia ingin hidup lebih baik, dan semoga Tuhan memberikan keluarga yang baik serta utuh juga.

"Ini gue masih penasaran loh, kok lo tiba-tiba banget mengkhayal kayak gitu?"

"Tau gak, setiap mau tidur gue selalu bikin skenario tentang kehidupan gue. Jadi, sebenarnya nih ya gue berharap itu menjadi kenyataan sih. "

Riksa paham, dirinya juga sebelum tidur selalu membuat skenario apapun itu, karena menurutnya jika tidak membuat hal itu rasanya seperti ada yang aneh saja.

"Gue pikir laki-laki gak kayak gitu. "

"Ya mungkin gak semuanya juga, kalau gue sering bikin skenario sebelum tidur dan itu menyenangkan menurut gue. "

"Terus itu gimana sama keluarganya Tio, mati?"

"Mhehe ... itu biar gue aja yang tau. "

"Gak asik lo. "

Keduanya masih berlanjut untuk bercerita sampai langit sudah gelap yang mengharuskan Atla juga Riksa pulang, pasti neneknya sudah menunggu kehadiran mereka.

MISTERI LAUTOnde histórias criam vida. Descubra agora