Bab.37 di jemput sekarang

63 4 0
                                    

Rasa panas dan nyeri masih terus menjalar di area kaki mereka. Darah berceceran dimana-mana. Wajah mereka terlihat pucat akibat terlalu banyak mengeluarkan darah.

"B-bunda.........." Lirih Zoey. Ia bahkan pasrah dengan nyawanya.

"Sabar ya zoey kita cari pertolongan." Ujar Queenza.

Ponsel. Ya ponsel , Celine merangkak berusaha menggapai ponselnya yang terlempar jauh. "Ku mohon Tuhan kali ini selamat kan nyawa kami." Celine terus merangkak demi bisa menggapai ponselnya.

Queenza yang sudah lemas berusaha mengikat luka di kakinya dengan jaketnya.

"Semoga kita masih bisa ketemu lagi ya za....." Kalimat terakhir yang zoey ucapkan sebelum dirinya hilang kesadaran.

Brukk!!

Zoey sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit di kaki nya. Ia ambruk tak sadarkan diri dengan darah yang terus mengalir.

"ZOEYY!!!." Teriak Celine dengan air mata yang terus mengalir. Sekarang hanya Celine dan Queenza yang masih berusaha untuk bertahan demi mendapatkan bantuan.

"KALIAN HARUS TETAP HIDUP!!." Teriak Queenza dengan suara yang gemetar. Kepalanya terasa berdenyut.

Brummm...

Brummm...

Ckiitttt!!

Sekitar enam motor ninja berhenti di dekat Queenza , Celine dan Zoey. "ZOEYY!!" Tanpa melepas helm nya Raksa berlari menghampiri Zoey yang sudah terbaring bersimbah darah.

"Woii.....dingin......" Kata Celine seperti tidak sanggup lagi untuk bertahan.

"V-va.... P-putri..... S-sherly......s-sama A-alora d-di bawa p-pergi ke a-arah s-sana....." Ujar Queenza terbata-bata.

Brukk!!

Setelah mengatakan hal itu , Queenza tak sadarkan diri. Dengan tangan yang memegangi kepala serta darah yang terus mengalir dari kakinya. Keadaan tiga perempuan itu sangat memprihatinkan.

Rahang Arkhava seketika mengeras , wajahnya merah padam. "bngsttt!!." Umpat Arkhava. Tanpa basa-basi ia menaiki motornya dan meninggalkan Teman-temannya.

"Kau mau kemana?." Tanya Raksa

"Nyusul Sherly." Jawab singkat Robert kemudian menyalakan mesin motornya. Ia melaju diikuti dengan Darren. Sementara Ravendra , raksa dan Alister membawa Queenza , Celine dan Zoey ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Entah terlambat atau tidak.

*****

Rumah sakit..... Di sebuah ruang rawat yang sangat luas terdapat tiga bangsal yang saling bersampingan. Tanpa sekat apapun , di atas brankar itu ada tiga orang remaja perempuan yang terlihat pucat. Bahkan entah sudah berapa kantong darah yang di donor kan untuk mereka , namun mereka masih enggan untuk membuka matanya.

Alister sengaja meletakkan Queenza , Celine dan Zoey satu ruangan agar mudah untuk mengontrol nya. Mata tajamnya menatap sendu ke arah tiga perempuan itu.

"Al , kira-kira orang Arkhava bisa ga nemuin Putri?." Tanya Raksa

"Ya semoga aja bisa." Jawab Alister. Memang sedari semalam mereka memang belum mendapatkan kabar tentang Putri , Sherly dan Alora

Drap...

Drap...

Drap...

Sekitar 10 orang perawat serta 3 orang dokter berlari membawa tiga bangsal rumah sakit. Yang di atasnya terdapat tiga perempuan , menuju ke ruang operasi. Pandangan Ravendra tertuju pada tiga orang laki-laki yang ia yakini adalah Robert , Arkhava dan Darren.

Ya , tiga perempuan yang di maksud adalah Sherly , Alora dan Putri. Keadaan mereka terlihat memprihatinkan , bahkan luka yang mereka alami lebih parah. Bangsal yang awalnya berwarna putih menjadi merah darah.

"Mohon tunggu di luar ya pak. Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien." Ujar seorang dokter

"Baik dok." Balas Arkhava lesu

Pintu ruang operasi itu mulai tertutup dan terlihat lampu yang menyala. Ketiga perempuan itu tengah berjuang antara hidup dan mati.

"Semangat , mereka pasti sembuh." Ravendra menepuk pundak Arkhava dua kali

"Aku ngerasa janggal sama kejadian ini." Ujar Robert

"Nah iya kan secara darimana coba orang-orang itu tahu kalau Queenza dkk bakal pulang jam segitu." Balas Arkhava

"Intel pembunuh hahaha." Celetuk Raksa. Di saat yang lain tengah serius ia malah bercanda hal itu membuat Robert meradang

DUAK!

Robert menatap sinis raksa yang tengah meringis kesakitan "mending diam atau ku bunuh."

"Tunggu-tunggu." Sela Darren membuat semua temannya menatapnya dengan tatapan bertanya

"Yang di bilang Raksa ada bener nya. Pasti ada orang yang benci terus nyuruh orang lain buat nge bunuh." Lanjut nya lagi

"Secara kan banyak yang iri sama orang itu tapi siapa dalang di balik ini semua." Balas Arkhava. Mereka semua tampak fokus berfikir.

"Sakit......tolong.....sakit......" Suara itu berhasil menggagalkan fokus para cowok itu.

Ceklek!

Saat pintu ruangan terbuka , terlihat zoey yang tengah menangis dengan keadaan mata terpejam. "Sakit haaaaa." Air mata zoey terus mengalir deras. Sepertinya kejadian itu terus bersarang di pikiran zoey.

"S-sherly......." Mulut Queenza terbuka menyebut nama Sherly

"K-kalian ngga boleh mati.......biar aku aja yang mati......." Kali ini Celine bersuara kecil.

Seorang dokter datang memeriksa keadaan tiga perempuan itu. Raut wajah dokter itu seketika berubah menjadi panik.

"Dok gimana keadaan mereka dok?." Tanya Alister yang mulai panik.

"Kondisi nya memburuk , silahkan tunggu di luar kami akan memberikan pertolongan terbaik." Jawab Dokter itu.

"Sherly , Alora Sama Putri ngga boleh sakit....mereka harus sembuh....." Ucap Queenza dengan sesegukan.

"Aku mau pulang.......Sakit......" Celine terus menangis tetapi matanya masih setia terpejam.

"KALIAN JAHAT!! KALIAN MAU KAMI MATI!! KALIAN JAHAT!!!." teriak Zoey meraung-raung.

"JEMPUT AKU SEKARANG YA ALLAH!! SAKIT!!!." Teriak Queenza semakin keras menangis.

Dokter itu di bantu oleh perawat untuk menyuntikkan obat penenang kepada Celine , Queenza dan Zoey.

Pikiran mereka berkecamuk , merasa bersalah tidak bisa menyelamatkan Teman-teman nya yang lain. Namun , sesakit itu kah yang mereka rasakan? Sampai-sampai minta di jemput sekarang.

*****
Thanks for reading 🙌🏻😍
Jangan lupa vote dan komennya 🤩🌟

Circle Bar-Bar [END]Where stories live. Discover now