Bab.49 kenapa harus mereka

56 6 0
                                    

Sesuai janji Alister , pagi ini mereka datang untuk menemui Alora. Tiba lah mereka di sebuah pemakaman umum. Katanya menemui Alora tetapi kenapa ke pemakaman? Pertanyaan yang bersarang di pikiran para gadis itu.

Berjalan memasuki area pemakaman dengan mendorong kursi roda para gadis itu. "Kenapa kita ke sini?." Sherly membuka suara tetapi sayangnya tidak ada yang merespon.

"Kita ngapain ke sini Vaa?." Tanya Putri yang juga bingung

Arkhava menghela nafas panjang "nanti kamu tau sendiri." Ucap Arkhava dengan tersenyum. Darren datang membawa seikat bunga mawar putih kesukaan Alora semasa hidupnya.

Darren tersenyum melihat bunga mawar yang ia bawa. "Aku harap kau suka lor. Maaf ngga bisa jagain kau." Sekitar lima menit berjalan , sampailah mereka di sebuah gundukan tanah yang masih baru. Bunga-bunga segar bertaburan di atasnya.

Terlihat lah batu nisan bertuliskan nama ALORA SHESYANA VIVIAN BINTI VIVIAN "ALORA!!!." Queenza sontak lompat dari kursi roda nya dan langsung memeluk batu nisan itu

Tangis nya pecah meraung-raung sembari memukul dadanya yang terasa sesak. "KAU NGGA BOLEH PERGI LOR!! AKU GA AKAN PERNAH IKHLAS!!!."

Sherly di bantu Robert untuk duduk di samping makam Alora. "Alora...." Ujar Sherly dengan mata yang berkaca-kaca. Ia memeluk gundukan tanah itu dengan penuh kasih sayang.

"Maafin aku ga bisa ngelindungin kau. Kau pasti di sana udah bahagia kan. Pergi dengan tenang ya , kau ga akan ngerasa terancam lagi. Sahabatku ngga akan ngerasain sakit lagi." Tutur Sherly dengan tersenyum berusaha untuk ikhlas

"Kau ingkar janji Lor. Mana yang katanya mau sukses bareng. Mana yang katanya mau lulus bareng." Putri memeluk gundukan tanah itu , menumpahkan tangisnya di sana. Ia ingat sekali terakhir ia melihat wajah Alora , senyum Alora.

Tak memikirkan luka yang ada pada diri mereka. Celine duduk bersimpuh di samping batu nisan itu. Menciumnya dengan penuh kasih sayang. "Andai waktu bisa di putar , aku ga bakal ngebiarin kalian terlibat dalam rencana ini. Sumpah sampai mati aku ga akan pernah bisa maafin diriku Lor." Tutur Celine

"Liat , mereka aja ngga ikhlas kau pergi lor , apalagi aku." Darren meletakkan bunga yang ia bawa di dekat batu nisan Alora

"Tenang ya lor , aku yang bakal ngebunuh dia." Ujar Alister penuh dendam.

Putri mengalihkan pandangannya menatap Arkhava yang berada di belakangnya. "Zoey dimana? Dia masih hidup kan?." Tanya Putri dengan sesegukan. Arkhava tidak berani menjawab , ia tau sekali bagaimana sifat Putri.

Jika kehilangan Alora sahabatnya saja sudah membuatnya seperti itu apalagi jika dia sampai tau bahwa zoey di nyatakan hilang.

"Kalian harus ikhlas ya. Alora mau kalian bahagia , kalau kalian kayak gini pasti dia sedih. Percaya sama ku Alora pasti udah bahagia di sana." Ravendra membuka suara

"Padahal aku pengen liat muka mu buat terakhir kali nya Lor." Ucap Putri

"Waktu di temuin mukanya hancur dan ga bisa di kenali." Balas Darren

"TERUS DARIMANA KALIAN TAU KALAU ITU ALORA?!! KALIAN BAHKAN NGGA BISA NGENALIN MUKANYA!!! GIMANA KALAU ALORA MASIH HIDUP!!! KALIAN MAU DIA CEPAT MATI!! KENAPA NGGA KALIAN TELUSURI LAGI!!!." Amarah Celine pecah saat itu juga.

"Heh udah udah , itu memang alora." Ravendra mendekap erat tubuh Celine agar amarahnya mereda.

"DARIMANA KALIAN TAU!! KASIH AKU BUKTINYA!!!." Celine masih saja terus mengamuk.

"TANDA LAHIR DI TANGAN ALORA." Ucap Darren dengan penuh penekanan.

"Mereka ngga mungkin salah Cell , alora memang bener punya tanda lahir di tangannya. Ikhlas ya Cell." Tutur Queenza menengahi

Circle Bar-Bar [END]Where stories live. Discover now