Bab.38 berharap sembuh

66 5 0
                                    

Dua hari telah berlalu sudah dua hari juga keenam remaja perempuan itu tidak masuk sekolah. Sejak selesai operasi kemarin , Sherly dan Alora di nyatakan koma.

"Aku dimana....." Ucap Queenza menatap sekelilingnya.

"Rumah sakit." Jawab Alister.

"NGGA MAU!! AKU NGGA MAU MATI!! JANGAN BUNUH AKU!!! SAKIT!!!." Teriak Zoey mengacak-acak rambutnya.

"DOKTER!!!." Raksa cepat-cepat keluar ruangan untuk mencari dokter.

"Zoey....." Alister berusaha melepaskan tangan zoey dari rambutnya.

Queenza , Zoey dan Putri perlahan mulai sadar kan diri. Tetapi tidak dengan Celine yang kondisinya semakin memburuk.

Mereka di satukan di dalam ruangan kecuali Sherly , Alora dan Celine. Queenza dan Putri  menatap langit-langit ruangan itu dengan pikiran yang kosong.

"Gimana kondisi zoey dok?." Tanya Raksa khawatir.

"Kondisinya memburuk di sebabkan trauma yang di miliki pasien." Jawab Dokter itu lalu menyuntikkan obat penenang.

Mata zoey kembali terpejam setelah mendapatkan suntikan obat penenang.

putri dan Queenza mencoba bangkit dari tidurnya dan menyandarkan tubuhnya di bantu dengan orang tua mereka masing-masing. "sampai mati aku ngga akan maafin orang yang udah bikin zoey trauma." Kecam Queenza menatap Zoey dengan sendu.

"Zaa......maafin aku......." Putri bersuara , ia menatap Queenza dengan mata yang berkaca-kaca.

Queenza mengukir senyum manis di bibirnya yang pucat. "Put , ini murni bukan kesalahan kita. Kita juga ngga tau kan kalau bakal terjadi kayak gini. Jadi stop nyalahin dirimu ya , mungkin ini teguran juga buat kita."

"Jangan pikirkan itu , sekarang fokus untuk sembuh!!." Tegur Arkhava.

"Ada aja ya orang yang benci sama kita." Ucap Putri menghela nafas panjang.

"Namanya juga manusia put , percaya atau ngga penyakit iri hati itu pasti ada di setiap manusia." Balas Queenza mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit ruangan.

"Dan ngga ada kehidupan yang mulus di dunia ini." Lanjut Queenza.

"Maaf ya karena kecerobohan kami , kalian jadi kayak gini." Ucap Alister meminta maaf.

"Lupain aja lagian udah terjadi juga." Balas Queenza.

Sementara itu di ruangan lain ada tiga bangsal yang saling berdampingan tanpa sekat. Namun bedanya ruangan kali ini terlihat lebih menyeramkan karena banyak alat-alat medis yang berjumlah lebih banyak dari ruangan sebelumnya.

Sherly , Celine dan Alora terbaring lemah dengan berbagai alat yang membantu mereka untuk tetap bertahan. "Kuat kali ya mereka. Aku ngeliatnya aja ngga sanggup." Ucap Darren menatap Alora dari kaca.

"Sahabat , mereka kuat karena persahabatannya." Balas Robert.

Ravendra tidak bisa berkata-kata lagi , ia memejamkan matanya dengan pikiran yang berkecamuk.

Sementara itu di depan ruang rawat Queenza ramai sekali anak-anak sekolah yang datang.

Melihat kondisi mereka yang tak meyakinkan untuk di jenguk. Alister berjalan keluar ruangan menemui anggota OSIS yang ingin menjenguk. "Orang itu belum bisa di jenguk sekarang , besok aja datang lagi. Kondisinya belum stabil." Ujar Alister.

Seluruh anggota OSIS mengangguk paham lalu melangkah pergi.

*****

Keadaan sudah mulai tenang , mereka mulai bercanda tawa berusaha menghilangkan rasa trauma Zoey. Dan agar yang lainnya juga tidak setres , kali ini mereka sengaja tidak mengejek Raksa karena menyuapi Zoey.

Jika tidak di suapi Raksa mungkin zoey tidak akan mau makan. "Aku mau ketemu Alora , Celine sama sherly." Zoey menatap mata Raksa dengan tatapan memohon

"Habisin dulu makan nya ya , nanti kita jenguk orang itu." Raksa mengulas senyum tipis yang terlihat sangat tulus

"Ada yang sakit?." Tanya Alister pada Queenza. Queenza hanya menggeleng pelan.

"Mau ketemu Sherly sama Alora." Ucap Queenza menatap wajah Alister

"Iya nanti ya." Balas Alister lalu tersenyum.

"Mohon izin nya ya......untuk memeriksa kondisi pasien." Ujar dokter tersebut. Ia pun mulai memeriksa kondisi Queenza , putri dan Zoey.

Setelah selesai pemeriksaan , ketiga remaja perempuan itu di bantu untuk duduk di atas kursi roda. Mereka di dorong menuju ke ruangan tempat di rawat nya Sherly , Alora dan Celine.

Saat tiba di depan ruangan , terlihat Robert , Darren dan Ravendra dengan wajah lelah nya tertidur di kursi tunggu. "Jenguknya cuman bisa dari luar ya." Ujar dokter itu dengan lembut.

Mereka menatap Sherly , Celine dan Alora melalu kaca jendela. Terlihat di dalam ruangan Sherly , Celine  dan Alora yang terbaring lemah dengan berbagai alat bantu.

"Alora......." Mata zoey mulai berkaca-kaca

"Kalian jahat ngga mau bangun." Tangan Queenza terangkat memegangi kaca seakan dapat menyentuh tubuh Sherly

"Kita di sini loh , bangun lah......." Pipi Putri sudah basah terkena air mata

"Alora...... Sherly...... Celine..... Hiks... Hiks... Hiks..." Tangis zoey semakin tak terbendung

"Anak kuat harus sembuh ya......." Ujar Putri dengan sesegukan

"Buka donk matanya , kita ada di sini loh , kalian ngga mau nyapa? Celine , sakit banget ya pisaunya?." Queenza berbicara sendiri dengan tangan yang terus memegangi kaca

"Kalian cantik , hebat lagi bisa jadi pelindung buat orang lain. Sembuh ya......." Senyum manis terlihat di bibir Putri.

Mereka begitu berharap kesembuhan Alora , Sherly dan Celine. Berharap mereka akan sembuh dan ceria seperti biasa nya. Semoga saja doa mereka di kabulkan. Sembuh adalah kalimat yang sangat mereka nantikan

Mungkinkah mereka akan selamat setelah mengalami koma? Yang penasaran sama ceritanya pantengin terus ya guys 😍🙌🏻

*****
Jangan lupa vote dan komennya 🤩🌟
thanks for reading 🙌🏻😍

Circle Bar-Bar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang