Bab.47 penyesalan

47 7 1
                                    

Hidup dan mati sudah di atur kita hanya tinggal menjalani. Kita ngga tau kapan kita di jemput. Dengan cara apa kita di jemput kita juga ngga tau. Pasrah adalah salah satu cara terbaik untuk menjalani kehidupan ini.

Kini mereka di ambang kematian. Dalam keadaan tangan dan kaki terikat Alora menatap Nazeea dengan tajam. "BUNUH AKU TAPI JANGAN BUNUH KAWAN KU!!!." Teriak Alora

"Kau mau ravendra kan? BUNUH AKU CEPAT!! BUNUH!!." Celine tersenyum miring.

"KALAU SAMPAI NYAWA KAWAN KU HILANG , SIAP KAU SAMA KU!!." Ancam Queenza

Raksa mengepalkan tangannya sekuat mungkin. Sorot matanya begitu jelas bahwa dirinya tengah menahan emosinya.

"Al nazeea udah lemas , nyawa zoey sama Alora di tangan dia. Cepat atau lambat Nazeea bakal hilang kesadaran." Bisik Queenza

Darren mau beberapa langkah. "Jangan bunuh Alora sama zoey , aku bakal lakuin apapun asal nyawa Alora sama zoey selamat."

"JANGAN ADA YANG BERGERAK!!." Teriak Nazeea , kini anak buah nya tiba-tiba datang dan menodong Queenza dkk dengan pistol. Mereka benar-benar di kepung.

"KAU BISA DAPETIN APA YANG KAU MAU ZEAA!! TAPI LEPASIN ZOEY SAMA ALORA!!!." teriak Celine mengiming-imingi Nazeea.

"Ga semudah itu." Balas Nazeea yang hampir jatuh ke jurang.

"Al itu Nazeea bentar lagi ambruk." Panik Queenza semakin menjadi-jadi.

"Aku bakal selamat." Ucap Alora meyakinkan. Tidak berapa lama setelah itu nazeea benar-benar hilang kesadaran. Nazeea jatuh ke jurang dengan kedua tangan yang setia memegang zoey dan Alora.

"ZOEY!!!." teriak Raksa berlari menuju ke tepian jurang berharap bisa menangkap Zoey

"ALORA!!!." Kali ini Darren berteriak histeris

"ALORA , ZOEY!!!." Teriak Celine dan Queenza bersamaan lalu berlari dengan cepat. Tangis mereka pecah saat itu juga. Meluruh ke tanah dengan mengacak-acak rambut.

Dorr!!

Dorr!!

Dorr!!

Tak ingin berlama-lama raksa langsung membunuh anak-anak buah Nazeea.

"KALIAN NGGA BOLEH MATI!!!." Queenza memukul tanah dengan kuat. Air matanya terus mengalir.

"JIKA INI KARMA MAKA JANGAN LIBATKAN TEMAN KU TUHAN!!!!." Teriak Celine dengan wajah yang sudah basah terkena air mata.

Para cowok itu merasa tidak berguna karena tidak bisa melindungi gadis-gadis itu.

Keesokan harinya SMA Gold Garuda di liburkan untuk beberapa hari. Polisi datang ke sekolah untuk menyelidiki tentang kejadian tadi malam. Cctv sekolah mati saat kejadian itu membuat polisi susah untuk mengetahui siapa pelakunya.

Semua peserta didik SMA Gold Garuda sangat heboh. Penasaran dengan kejadiannya. Dan siapa pelakunya. Ravendra baru ingat bahwa dia dkk memberikan para gadis itu arloji yang terselip kamera di dalamnya.

Rekaman itu di putar , terlihat semua kejadian-kejadian yang menimpah para gadis itu. Dan Nazeea tersenyum puas melihat gadis-gadis itu menderita.

BRAKK!!

Alister meradang melihat rekaman itu. "BAWA MAYATNYA KESINI!!."

BRAKK!!

"BAJINGAN!!!." geram Arkhava saat melihat rekaman yang di lihatnya. Dia memang berada di rumah sakit , namun ia melihat rekaman itu melalui arloji Putri yang di putar di laptop Robert.

"Balasan seribu kali lipat." Gumam Robert. Dia tidak akan pernah main-main dengan ucapannya.

Tim SAR terus menyusuri sungai tempat kejadian itu. Bawah dari jurang itu. Alora dan Zoey pasti jatuh ke sungai itu. Arus yang begitu deras membuat Raksa dan Darren kesulitan.

Namun mereka tidak akan menyerah. Alora dan Zoey harus terselamatkan sekalipun bertaruhkan nyawa. "ZOEY!!! AKU DI SINI!!!." Teriak Raksa berharap Zoey mendengar dan menjawab nya.

"ALORA!!." Teriak Darren terus menyusuri sungai.

"Kau bohong Zoey!!! Kau bilang ngga akan pernah pergi!!." Dengan langkah yang lemas Raksa terus berjalan menyusuri sungai.

"PAK!! KAMI MENEMUKAN JASAD PEREMPUAN!!." Teriak salah satu anggota tim SAR

Raksa dan Darren berlari semangat semoga saja itu Alora dan Zoey. Saat tiba Raksa justru meradang melihat jasad yang di temukan adalah Nazeea.

"Bawa dia." Titah Darren pada seorang cowok yang ikut mencari Alora dan Zoey.

Sejak 6 jam yang lalu Queenza , Celine , Sherly dan Putri tidak kunjung keluar dari ruang operasi. Berjalan kesana kemari dengan perasaan bercampur aduk. Tidak henti-hentinya berdoa agar para gadis itu bisa selamat.

"Kalau ini karma kenapa harus melibatkan mereka ya tuhan." Ucap Alister , selama ini ia sering menghajar musuh-musuhnya dan bahkan membunuhnya.

"Selamatkan mereka ya Allah." Arkhava menengadah kan tangannya memohon kepada yang maha kuasa.

"Tukar saja posisi kami ya Tuhan." Robert mendongakkan kepalanya namun matanya tertutup. Terlihat jelas penyesalan dan lelah di wajah mereka.

Bahkan baju saja tidak mereka ganti. Bau anyir? Sudah pasti. Sungguh mereka tidak menghiraukan penampilan lagi.

*****

Circle Bar-Bar [END]Where stories live. Discover now