Bab.43 tidak begitu terlihat

65 7 1
                                    

Hari demi hari berlalu , zoey dkk tidak pernah lagi bertegur sapa dengan Daisha. Jangan kan bertegur sapa , melihat wajah Daisha saja rasanya mereka ingin muntah. Apalagi mengingat tentang rencana Daisha.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Daisha terus saja mendapatkan lemparan kertas dari berbagai arah. Semenjak tidak berteman dengan Zoey dkk. Daisha lebih sering di bully.

Brakk!!

"HEH DASAR BABU!! BUKA MATA KAU TUH , GA NAMPAK APA KAU BANYAK SAMPAH DI LANTAI!!." Bentak Lela dengan berkacak pinggang

"SAPU CEPAT!! GAUSAH BERLAGAK BODOH!!." pintah Vionika

"Miskin aja banyak gaya kau." Hina Laura

"Pantes aja Celine gamau temenan sama kau. Kau nya aja bau SAMPAH!!." Cetus Laura

Daisha memilih untuk tidak menanggapi manusia-manusia itu. Ia kemudian menyapu sampah kertas yang berserakan di lantai.

Brakk!!

Dengan sengaja Helen menendang tong sampah yang terletak tidak jauh dari pintu hingga menyebabkan sampah-sampah yang ada di dalamnya berserakan. "PAKAI NGAPA OTAK MU!!." Amuk Daisha

Plakk!!

"SIAPA PULAK KAU NGATUR-NGATUR AKU!!." Balas Helen setelah menampar Daisha.

Daisha hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sekarang. Tidak ada lagi yang membela nya , bahkan teman dekatnya saja sekarang membencinya.

"Cengeng kali jadi orang huuuu." Lela mulai menyoraki Daisha yang tengah menangis

"Huuuu cengeng."

"Huuuu malu lah udah besar masih nangis."

"Huuuu Gatau malu."

"SORAKIN DAISHA!!!."

"Huuuu...."

"Huuuu...."

Seluruh murid menyoraki Daisha. Tidak hanya menyoraki bahkan mereka juga melemparkan berbagai macam barang ke arah Daisha. Semua yang terjadi di dalam kelas tidak luput dari pandangan Putri , Celine , Queenza , Sherly , Alora , Zoey dkk.

Dengan kedua tangan yang di lipat , mereka berjalan Masuk ke dalam kelas tanpa menghiraukan Daisha yang tengah di bully.

"BERSIHKAN SAMPAH KALIAN ATAU SAYA JEMUR DI LAPANGAN!!." Ancam Queenza dengan suara yang lantang

Semua murid yang ada di kelas cepat-cepat mengutip sampah-sampah kertas yang mereka lemparkan. Daripada harus di jemur di lapangan lebih baik mengutip sampah. Itu lah yang ada di pikiran mereka.

Vionika dan kedua temannya terlihat santai tanpa mau ikut mengutip sampah. "Berani berbuat berani bertanggungjawab." Celine melemparkan sebuah sapu ke arah Vionika

Tidak lama setelah nya , Sherly menyeret paksa Helen. "Kutip pakai tangan atau pake mulut."

Helen menghempaskan tangan Sherly dengan kasar "APA HAK KAU DI SINI NGATUR-NGATUR AKU!!." Helen meninggikan nada bicaranya

"Kalau gamau di atur gausah hidup." Sarkas Sherly

Mereka beralih pada Laura yang justru duduk santai. "Siapa nyuruh kau duduk?." Tanya Putri dengan wajah datarnya

"Terserah ku lah , bukan sekolah bapak kau juga." Ketus Laura

BRAKK!!

"Bantu kutip sampah sebelum kepala mu yang ku buang di tong sampah." Ancam Alora. Menyuruh bukan berarti tidak ikut serta mengutip sampah. Mereka tetap membantu yang lainnya mengutip sampah dan membersihkan kelas.

Di karenakan ada rapat OSIS , Queenza dan Celine tidak bisa membantu hingga selesai. "Eh put aku sama Celine ada rapat , ku tinggal gapapa kan?." Tanya Queenza segan.

"Yaudah gapapaa loh sengkuuuuhhhh." Jawab Putri dengan santai

"Ni sampah biarin aja nanti ku kutip pas siap rapat." Sela Celine

"Ada pulak kek gitu , udah pergi lah kalian rapat sana nanti biar kami yang bersih kan sisa nya." Protes Sherly

Queenza dan Celine berjalan menuju meja mereka untuk mengambil laptop serta beberapa berkas yang akan di bawa untuk rapat. "Kita pergi dulu ya bye." Queenza dan Celine melambaikan tangan mereka.

Tidak lama setelah Queenza dan Celine pergi. Karena tidak tahan dengan semua perlakuan mereka. Daisha berjalan ke arah Lela yang tengah menyorakinya.

Plakk!!

Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi Lela. Sangking kuat nya hingga berbekas lima jari Daisha di pipi Lela.

★★★★★

Siang ini mansion Celine menjadi markas mereka. Zoey datang dengan membawa tiga kresek besar yang semua berisi camilan. "HALLO GESSS KEMBALI LAGI BERSAMA SAYA!!." Teriak Zoey di ambang pintu. Kedua tangannya membawa kresek besar yang berisi camilan.

"DIAM LAH KAU." Sarkas Raksa yang tengah berbaring di sofa panjang. Ternyata di mansion Celine juga ada raksa dkk.

Para cowok itu yang awalnya berbaring menguasai sofa. Mendadak langsung duduk dan membiarkan para perempuan itu untuk duduk. "DIAM LAH KALIAN PANAS LOH INI!!." Amuk Alister

"Kau gitu kena azab." Celetuk Alora

"Eh bener." Timpal Celine lalu tertawa.

"Kemarin Nazeea sempat ngerekam sesuatu." Queenza mulai membuka ponselnya "coba dengerin." Pintah Queenza lalu menyodorkan hp nya membuat keenam cowok itu mengerutkan keningnya

Raksa ingin menyela namun dengan cepat Darren menyumbat mulutnya dengan sebuah roti. Mengalir lah semua omongan Daisha.

Alister memberikan lagi handphone milik Queenza. "Oh jadi dia , ada yang mau coba main-main nih." Alister tersenyum penuh arti. Seakan menunjukkan bahwa ia akan menghabisi Daisha.

"Dapat ku bunuh dia." Arkhava mengepalkan tangannya

"Ada yang aneh." Cetus Raksa dengan wajah seriusnya.

Queenza dan Celine saling menatap. Ternyata tidak hanya mereka berdua yang merasa ada ke anehan dalam rekaman itu. "Kita gabisa langsung menilai gitu aja." Ujar Putri

"Jangan langsung menghakimi. Kita belum tahu jelas tentang masalahnya." Ujar Ravendra

"Intinya jangan mudah percaya selagi kalian belum menemukan bukti bahwa itu memang dia pelakunya." Lanjut Robert

"Kalau emang dia gimana?." Tanya Alora

Sherly menatap Alora yang duduk di sampingnya kemudian menggenggam kedua tangannya. "Ibarat kan tangan kita. Sehitam apapun kita pasti telapak tangannya putih. Gitu juga manusia seburuk apapun sifatnya pasti ada sisi baiknya."

"Jangan takut , kami selalu ada untuk kalian." Ujar Alister lalu tersenyum namun hanya ke arah Queenza ia menampakkan senyum manis nya. Tentu saja para remaja laki-laki itu tidak akan membiarkan Para perempuan itu terluka. Bisa di bilang mereka sangat menyayangi enam remaja perempuan itu. Namun tidak begitu terlihat.

*****

Circle Bar-Bar [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora