2.2 || Asmara Milik Mereka

1K 96 6
                                    

Sudah sekitar dua minggu Gracia mengajarkan Sean mengenai cara mengantar paket yang baik dan benar. Kini mereka mulai berpisah bekerja. Sebenarnya Sean meminta Abin agar terus bekerja bersama Gracia. Tapi Abin menolaknya.Sean beberapa kali melirik ke arah Gracia yang tengah berfoto dengan pose jempolnya, dia terkekeh kecil melihatnya.

Gracia sadar Sean menatap dirinya sambil tersenyum. "Apa? Mau ikut foto?" Gracia mengarahkan ponselnya pada Sean dan juga dirinya.

"Boleh deh." Sean mulai tersenyum, dia sedikit mengacak-ngacak rambutnya.

" Sean mulai tersenyum, dia sedikit mengacak-ngacak rambutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Satu, dua, tii-ga." Mereka hanya mengambil satu foto, lalu mereka mulai mengenakan helm lalu menaiki motor masing-masing. Sean memakai motor miliknya, sementara Gracia memakai motor milik Abin.

Sebelum melajukan motor satu sama lain, Sean tersenyum lagi pada Gracia. "Semangat!" Dia mengepalkan tangannya lalu mengangkatnya sedikit.

Gracia membalas senyuman Sean. "Iya. Lo juga." Mereka melakukan tos sebelum motor mereka mulai melaju ke arah yang berlawanan. Gracia tersenyum sepanjang perjalanan, begitu pun dengan Sean.

Mereka tak mengenali rasa apa yang terjadi di dalam diri mereka masing-masing.

° ° °

"Pulangnya jalan?" Sean bertanya kala Gracia menyiapkan diri untuk segera pulang ke rumah. Gracia hanya mengangguk, matanya masih sibuk menatap kaca. Membenarkan poninya yang sedikit berantakan.

Sean menghampirinya Gracia sambil membawa helm berwarna merah muda, tubuhnya sedikit membungkuk agar tingginya sama seperti Gracia, tangannya mulai merapihkan poni Gracia yang sedikit berantakan, lalu tersenyum manis. Gracia hanya diam membeku di tempat, matanya sesekali mengerjap setelah Sean menggenggam tangannya keluar.

Sean menaiki motornya, memakai helm lalu memberikan Gracia helm merah muda yang ia bawa tadi. "Ayo. Gue anterin pulang,"

Dengan senang hati Gracia menaiki motor Sean setelah memakai helm. Satu menit berlalu dan motor yang mereka naiki sama sekali belum melaju membelah jalanan. "Ayok,"

"Kemana?"

"Katanya mau anter pulang,"

"Takut jatoh."

"Kenapa?"

"Belum pegangan," Gracia terkekeh kecil, dirinya memegang ujung jaket Sean sambil tersenyum tipis. Sean ini apa ya?! Kenapa dia menjadi bertingkah manis di depan Gracia, kemana sifat kekanak-kanakan dan sifat usilnya?!

"Udah siap?" Gracia menganggukan kepalanya, Sean yang melihat dari kaca spion pun tersenyum tipis melihat anggukan Gracia yang terlihat menggemaskan.

Kotak Harapan dan Kisahnya || ENDWhere stories live. Discover now