First

583 49 14
                                    

Ini adalah hari pertana felix tiba di korea setelah beberapa tahun beralalu. Matahari yang cerah membuat udaranya semakin hangat.

Yuta berkata bahwa dia sudah menyuruh seseorang untuk menjemputnya dan juga mengatur tempat tinggal sementara untuknya. Dia mempersiapkan semua keperluan felix dengan baik karena sangat susah untuknya membujuk felix agar mau kembali ke korea lagi.

Yuta adalah direktur di salah satu media entertaiment terbesar di korea selatan. Dia dulu berada di sekolah yang sama dengan felix. Saat felix masih di tahun pertama, Yuta sudah lulus dari sekolah pascasarjana.

Yuta tetap bekerja di korea setelah lulus, sedangkan felix tidak menyelesaikan kuliahnnya. Semenjak putus kuliah, dia mulai menulis novel dan kolom untuk biaya hidupnya. Dalam dua tahun terakhir, felix mulai menulis ulasan untuk film, drama tv dan media hiburan. Bisa dibilang nama seorang lee felix cukup terkenal di dunia internet.

Yuta sangat mengagumi bakat yang dimiliki felix. Karena itu, setelah dia dipromosikan menjadi pemimpin, dia langsung menghubungi felix untuk mengambil alih bagian keuangan.

Sementara itu, karena orang yang menjemputnya belum datang, felix memutuskan menunggu di salah satu kafe di bandara sambil mengeluarkan laptopnya.

Menunggu laptopnya menyala, felix menyesap teh dan memikirkan solusi untuk novelnya.

Sebenarnya dia tidak bermaksud memperlambat naskah, tapi akhir-akhir ini pikirannya selalu kosong.

Begitu laptopnya menyala, sebuah pesan muncul secara bersamaan.

Editor A : [Aku akan memberimu tiga hari!!! Jika dalam tiga hari kamu masih belum menyelesaikannya, aku akan terbang langsung ke korea!"]

Editor B : [Apa kau masih hidup? Atau kau sudah mati? Cepat jawab aku!!"]

Editor C : [Aku benar-benar ingin membunuhmu! Kamu tidak bisa melakukan ini padaku! Jika kamu tidak menyelesaikannya dengan cepat, editor akan memotong bonusku bulan ini!"]

Untuk pesan yang lain, felix bahkan tidak berani memikirkannya.

Sebenarnya, naskah novel miliknya sudah hampir selesai, hanya saja ada sedikit masalah di akhir.  Dia menyelesaikannya dengan akhir ganda, HE dan Be. Naskah itu sudah lama ada di folder, kecuali dirinya tidak ada yang mengetahuinya.

Novel ini adalah kisahnya sendiri, tentang hubungan empat tahun yang berakhir dengan perpisahan.

Sebagian besar pembacanya adalah gadis muda yang memiliki fantasi indah tentang cinta. Banyak orang yang menantikan ending mereka seperti apa, tapi juga tidak ingin ceritanya berakhir. Namun ketika waktunya benar-benar tiba, yang tidak bisa memutuskan dan ragu dengan endingnnya ternyata adalah penulisanya sendiri.

Felix mengakui bahwa dia merasa malu saat menulis endingnnya. Dia ingat bagaimana mereka melewati empat tahun bersama. Jadi ketika dia mulai menulis novel, dia berpikir bahwa dirinya sudah mati rasa dan tidak akan merasakan apa-apa lagi. Tapi nyatanya, lukanya masih sangat dalam.

Felix mengetukkan jarinya di atas meja dan memikirkan akhir mana yang harus diberikan kepada editor.

Tiba-tiba seorang pelayan datang dan menaruh kue pesanannya di meja. Felix melirik ke arah pelayan untuk mengucapkan terimakasih. Tapi, ketika dia menoleh, matanya tidak sengaja melihat keluar kaca dan samar-samar dia melihat seseorang yang dikenalnya.

Orang itu mengenakan kemeja putih dengan jaket di lengannya dan tangan lainnya menarik pegangan koper. Dia berdiri di luar kafe sambil terus melihat layar ponselnya, sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Kemudian orang itu menarik kopernya dan masuk kedalam kafe.

Felix dengan cepat mengalihkan pandangannya ke layar. Dia sedikit terkejut, bukan karena dia akan bertemu orang itu disini tapi karena ketika dia melihat orang itu lagi ternyata hatinya sudah tidak merasakan apapun.

Ternyata seperti ini?

Salah satu pelayan kafe berteriak, "Selamat datang."

Felix tahu orang itu sudah masuk ke dalam. Dia tidak tahu apakah orang itu melihatnya atau tidak, yang jelas dia sama sekali tidak ingin memperdulikannya.

Felix tersenyum. Dia membuka sebuah dokumen dan mengirimkan ke editor ending BE lalu menghapus ending HE.

Kadang pilihan datang tiba-tiba, tetapi itu tidak ada hubungannya dengan emosi. Felix adalah orang seperti itu. Dia kehilangan orang tuanya ketika dirinya masih sangat muda dan dia memiliki masalalu yang sangat buruk. Oleh karena itu, dibandingkan dengan anak laki-laki di usianya, dia dewasa sebelum waktunya. Dia bukan orang yang bisa mengekspresikan emosinya. Bahkan jika dia dalam keterpurukan, dia akan tetap tersenyum dan tidak membiarkan orang lain mengetahui kesedihannya.

Kesulitan hidup sudah menjadi hal biasa baginya.

Dia sudah merasakan apa yang namanya jatuh cinta, tenggelam dalam manisnya cinta, tertekan karena cinta, menyesal dan putus asa dan kemudian.... semuanya berakhir begitu saja, tapi dia masih tetap hidup.

Setelah mengirimkan ending dari novel tersebut ke editor, felix mematikan laptopnya dan bersiap pergi. Dia tidak peduli apakah pria itu melihatnya atau tidak. Yang dia inginkan sekarang adalah pergi secepat mungkin. Berada dalam satu ruangan dengan sampah semacam itu hanya akan membuatnya merasa jijik.

Meskipun begitu, akhirnya dia tahu alasan kenapa dirinya tidak bisa melewati ending di novel. Bukan karena hubungan itu sendiri tapi karena hatinya berharap terlalu banyak.

Ternyata aku masih mengharapkan cintanya dan mau tidak mau menginginkan akhir bahagia di dalam novel?

Sangat konyol....

Felix tersenyum miris. Dia mengambil barang-barangnya di atas meja dan bangkit.

Ketika dia bangun dan hendak keluar, ponselnya berdering. Dia menundukan kepalanya dan mengeluarkan ponsel dari sakunya sambil berjalan keluar. Tepat saat dia akan membuka pintu, seorang pria muda sudah lebih dulu mendorong pintu dari luar.

Felix mengangkat kepalanya dan tanpa  sadar menatap pria itu, matanya langsung bertemu dengan sepasang mata gelap pria itu. Felix langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan keluar.



......

Ketika jisung memasuki kafe, dia langsung melihat felix. Tapi dia sedikit ragu, dan berpikir mungkin karena lelah membuatnya tidak fokus. Lagi pula, ini adalah korea dan felix sudah kembali ke Australia.

Namun setelah diperhatikan lagi, pria itu memang felix.

Mantan kekasihnya!!!

Jisung duduk di sudut ruangan sambil menatap punggung felix dengan seksama. Entah kenapa dia menjadi gugup. Sudah enam tahun berlalu dan sejak putus, keduanya belum pernah bertemu lagi. Meskipun mereka tidak saling menghubungi, tapi dia masih mendengar beberapa kabar tentang felix dari teman-temannya.

Jisung melonggarkan sedikit dasinya, jujur saja.... dia tidak bisa berpura-pura untuk mengabaikan keberadaan felix.









Tbc-





Wkwkwkw... Maaf, aku labil ya?? Kemarin emang jeonglix tapi aku ganti minlix... soalnya mau nulis karakter lain malah typo sama nama minho mulu😅kan kesellll yaaaa😅



 soalnya mau nulis karakter lain malah typo sama nama minho mulu😅kan kesellll yaaaa😅

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gak tau kenapa, gue cinta banget sama #minlix🥰🥰

White Rose /// Minlix Where stories live. Discover now