menyesal?

253 47 38
                                    

Setelah yuta datang dan mengetahui semuanya, dia sama sekali tidak bisa mempercayainya, "Dia pikir perusahaan ini miliknya?? Datang dan pergi sesuka hati?"

Dia memang tidak menyukai yeji, tapi suka atau tidak adalah satu hal, pekerjaan tetap lah harus sesuai aturan. Sekarang dia pergi tanpa sepatah katapun, bahkan tidak menyerahkan pekerjaannya.

Setiap orang di kantor memiliki tugas masing-masing dan itu tidak mudah. Felix memiliki wawancara eksklusif dengan minho dan sekarang yeji dengan tidak tahu malu membawa semua bahan wawancaranya! Bagaimana kalau yeji menyebarkan data itu?!

Yuta menendang tempat sampah berkali-kali dengan emosi dan felix tidak berniat membujuknya. Lagi pula, dari awal sikap yeji sudah tidak bisa di ajak bekerja sama, dia selalu bersikap aneh dan memaksakan kehendaknya sendiri.

Felix menunggu yuta tentang, barulah dia berkata, "Kamu harus bergerak cepat, kalau tidak, kita akan dalam bahaya."

Yuta menghela napas dan meninju meja dengan keras, "Sialan!! Apa yang harus kita lakukan? Semua pekerjaan ada padanya!!"

Felix, "Aku akan meminta jeno pergi ke bagian percetakan dan mengubah semuanya. Ayo kita langsung ke wawancara eksklusif minho."

Yuta memandang felix, "Apa masih ada waktu?"

Felix berpikir sejenak, "Coba saja dulu. Malam ini aku akan membuat naskahnya. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan yeji."

"Oke, kamu tangani wawancara eksklusif minho." Kemudian dia membuka pintu dan berteriak, "Pindahkan komputer yeji ke sini! Dan dokumen-dokumen itu!"

Yeji memang memiliki banyak data di tangannya. Dia adalah seorang editor yang tidak suka mengikuti pengaturan dan hanya suka ikut campur di sana sini.

Jeno menelpon orang di percetakan untuk memberi tahu perubahannya. Sedangkan felix, dia kembali ke ruangannya untuk mengambil USB flash drive. Saat ritsleting tas di buka, tiba-tiba dia melihat sebuah kanvas kecil. Dia mengeluarkan kanvas itu dan menemukan bahwa gambar di dalamnya ternyata adalah lukisan yang di buat mino ketika mereka pertama kali bertemu.

Ini buatan mino... untuk dia? Ternyata alasan dia bilang tidak menyukai lukisan ini karena merasa malu sudah ketahuan, jadi dia sengaja bilang begitu?

Lukisan ini memang khusus dibuat untuknya sendiri?!!

Felix memegang lukisan itu dengan tangan bergetar. Tiba-tiba kegembiraan dan kepahitan mengalir di hatinya. Dia dengan hati-hati meletakan lukisan itu di atas meja, menutupi kedua matanya dan membiarkan air Mata kebahagiaan mengalir di wajahnya.

Dia memiliki masa kanak-kanak yang sangat menyedihkan. Bayangan abu-abu dan gelap pernah membuatnya merasa tidak ada harapan untuk melanjutkan hidup. Setelah kuliah, dia bertemu dengan jisung dan membuatnya melihat sedikit harapan untuk merasakan kehidupan manis, tapi pada akhirnya dia dijatuhkan kedalam jurang kegelapan lagi. Jika mino tidak muncul, dia mungkin akan hidup seperti orang mati selama sisa hidupnya.

Namun, keberadaan mino menjadi titik balik besar bagi felix. Kegelapan yang selalu menyelimutinya mulai memudar, bagian tubuh yang rusak juga sudah sedikit membaik.

Dia mulai merasa tidak nyaman dan berharap dengan masa depan yang lebih baik.





....

Minho mengantar anaknya ke taman kanak-kanak dan pergi ke perusahaan. Ketika jam makan siang, Changbin menelpon dan berkata, "Apa kamu tidak ingin bertemu Rose? Sudah berubah pikiran? Tidak ingin menyelidiki lagi?"

Minho tidak bisa memberitahunya tentang felix jadi dia hanya menjawab bahwa akhir-akhir ini sibuk di perusahaan dan juga harus mengurus keperluan anaknya.

White Rose /// Minlix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang