Can we be a family?

302 55 49
                                    

Setelah minho kembali, dia mencium aroma manis di aula.

Dari seberang kaca besar di dapur, dia melihat mino menarik ujung piyama felix sambil memperhatikan felix yang sedang membuat sesuatu.

Adegan seperti ini membuat minho terpana untuk sementara waktu, benar-benar indah sehingga dia merasa tidak nyata.

Dia pernah berpikir tentang bagaimana caranya membuat mino menerima jisung dan apakah anak itu akan menyukai jisung sebagai papanya. Dia memikirkannya berkali-kali, menurut karakter mino, akan sangat mustahil untuk memiliki keluarga harmonis bersama jisung.

Saat minho menutup pintu, dua orang di dapur seketika menoleh ke arahannya. Felix tersenyum ringan sebelum melanjutkan kesibukannya, sedangkan mino mengangkat alisnya dan mengulurkan lidah ke arah ayahnya.

"......."

Minho melepaskan beberapa kancing kemejanya, mengganti sepatunya, dan berjalan ke arah dapur.

Felix menoleh dan berkata, "Aku menggunakan ovenmu."

Minho melihat bahwa oven yang tidak digunakannya selama bertahun-tahun sudah dibuka dan dibersihkan.

Mino berjinjit meraih sisi lengan baju felix, menatap penasaran pada felix yang sedang membentuk adonan biskuit, mengolesinya dengan mentega dan menaburi dengan parutan keju.

Melihat itu, minho hanya bisa menelan ludah dan berkata, "Kamu bisa memasak?"

Felix tidak menoleh, tapi mino langsung berbalik dan menatap ayahnya dengan licik, "Ayah, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku pikir, setelah hari ini, aku pasti tidak akan bisa memakan masakan ayah lagi."

Minho, ".........."

Anak ini benar-benar.......

Minho menggelengkan kepalanya. Dia mengambil segelas air, berjalan keruang tamu dan menonton adegan di dapur dengan tenang.

Dia melihat mino yang diam-diam mengikuti kemanapun felix pergi. Terkadang dia mengikutinya sambil terus menggenggam ujung piyama felix. Terkadang ayah dan anak itu akan saling memandang untuk beberapa detik atau mino yang memeluk kaki felix.

Ketika melihat ayah dan anak itu tersenyum, hati minho merasa seperti ada aliran mata air yang mengalir hangat ke kedalaman.

Namun ketika melihat wajah felix, kobaran api kembali muncul dari dadanya. Dia ingin melampiaskannya, tapi dia sendiri tidak tahu bagaimana caranya.

Tiba-tiba minho berpikir, bukankah ada mino? Bagaimanapun dia menolak, kalau demi anaknya, dia pasti akan langsung menyetujuinya!!!

Senyum kemenangan muncul di dimata minho.

Pada saat bersamaan, ponsel miliknya berdering. Saat melihat siapa yang menelpon, dia langsung berdiri dan pergi ke arah balkon.

"Halo?"

"Aku sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan. Periksa email dan lihat sendiri." Tiba-tiba orang itu berteriak, "Tunggu!!! Apa mino ada disana? Kamu tidak akan memberitahunya, kan? Jangan bodoh!!!"

Minho berdiri di balkon dan menjawab dengan tenang, "Tidak."

"Baguslah kamu masih waras. Ngomong-ngomong, aku pikir wanita itu sedikit mencurigakan. Kemungkinan file yang dia berikan tidak seratus persen benar."

"Tidak masalah."

Orang di sisi lain tidak tahu harus berkata apa, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas dengan emosi, "Orang yang memberimu ibu pengganti benar-benar sangat menyedihkan! Orang itu memiliki hutang sebesar 3 miliar! Aku masih ingat ketika orang dari agensi menawarkan 7 miliar, mereka mengambil keuntungan hampir 1.5 miliar, dan kamu tahu apa yang terjadi dengan sisa uangnya? Pria yang menjadi ibu pengganti seharusnya mendapatkan sisa pembayarannya, tapi ternyata semuanya di bawa pergi oleh para penipu itu dan dia bahkan tidak mendapatkan sepeser pun!"

White Rose /// Minlix Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz