I know

388 54 26
                                    

Melihat ekspresi aneh di wajah felix, minho berkata lagi, "Naiklah."

Felix meremas ponsel di tangannya dengan kesal, dan keluar dari ruangan.

Minho diam-diam memperhatikan sosok felix. Meskipun batu yang menekan hatinya telah tersingkirkan, dia masih merasa tidak nyaman. Gambaran felix di masalalu terus berputar di benaknya -- felix berdiri di ambang jendela, tiba-tiba tersenyum, namun senyum itu penuh ejekan dan kesedihan.

Minho memejamkan matanya dengan ketakutan. Saat itu felix baru berusia dua puluh tahun. Bagaimana dia bisa menahan dirinya selama tiga bulan?

Apakah dia bertahan karena rasa benci?

Jika minho tidak salah menebak, bahkan jika Park jinyoung tidak mengancam felix seperti itu, dia masih akan memikirkan cara lain untuk menyingkirkan anak itu!

Pada saat itu, felix sama sekali tidak memperdulikan anak di perutnya, dia bahkan tidak peduli dengan hidupnya lagi! Yang dia inginkan adalah kematian!

Minho membuka matanya, dan ada sedikit kepanikan di mata tajam itu. Dia tiba-tiba berpikir bahwa jika felix sangat membenci park jinyoung sehingga dia bahkan rela membiarkan kandungannya berusia lima bulan hanya untuk dibunuh, bagaimana dengan dia sekarang?

Bukankah felix juga membencinya, karena dia adalah ayah dari anak yang membuat hidupnya hancur?!!






......

Setelah keluar dari ruang kerja minho, felix membuka ponselnya dan menghapus pesan jisung. Dia kemudian diam-diam membuka pintu dan masuk ke kamar mino. Anak itu sepertinya sudah sangat mengantuk tapi menolak untuk tidur.

Felix berjalan mendekat dan duduk di sisi tempat tidur. Mino menyipitkan matanya dengan cemberut, "Kenapa sangat lama?" Setelah berbicara, dia bangkit dan menjatuhkan tubuhnya ke pelukan felix, "Jangan pergi lagi!"

Felix menundukan kepalanya untuk mencium mino, "Tidak pergi lagi."

"Benarkah? Bukankah ayah ingin membawamu pergi?"

Felix terkekeh pelan dan berbisik, "Jangan khawatir, ayah tidak akan datang."

Mino menghela napas lega, kemudian dengan perlahan tertidur.

Felix menatap wajah kecil mino dan hatinya meleleh 

Bagi felix, masalalu bukanlah sesuatu yang pantas untuk diingat. Dia juga bukan orang yang suka mengingat masalalu. Apalagi masalalunya sangat tidak tertahankan. Mengingat masalalu hanya akan merobek luka lama.

Tapi pada kenyataannya, apakah itu di masalalu atau masa sekarang, dia masi tetaplah seorang lee felix.







...

Minho hanya tidur beberapa jam. Setelah masak, dia berdiri di balkon dan merokok. Saat melihat felix dan mino turun, dia langsung mematikan rokoknya.

Minho pergi ke meja makan dan duduk. Mino naik ke kursnya sambil memandang minho penuh kewaspadaan tanpa mengatakan apapun.

Minho mengerutkan kening, mengetukkan jarinya ke meja dan berkata, "Apa aku tidak pernah mengajarimu? Bagaimana sikapmu sekarang? Tidak ingin menyapa orang tua dan malah melotot!!"

"Selamat pagi, ayah." Mino berkata dengan acuh tak acuh, lalu menatap ke arah felix lagi.

Minho dan felix saling melirik, dan mereka tidak tahu apa yang terjadi pada anak mereka. Minho bertanya-tanya dan felix pun merasa lebih bingung.

Saat mereka selesai sarapan, felix mengatakan akan mencuci piring dan kali ini minho membiarkannya. Setelah melihat felix merapikan meja dan pergi ke dapur, dia dengan cepat menarik mino yang ingin mengikuti ke dapur dan membawanya ke balkon.

White Rose /// Minlix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang