Aku ingin memeluknya

329 47 30
                                    

Felix baru bisa tidur setelah pukul lima pagi, akibatnya dia pergi bekerja dengan mata bengkak.

Ketika dia memasuki kantornya, samar-samar dia mencium aroma parfum milik orang lain.

Felix berjalan ke meja dan menemukan bahwa komputernya menyala. Dia melemparkan tas dan jaketnya ke kursi, lalu berteriak, "Hwang yeji!"

Yeji berjalan ke kantor felix dengan santai. Ketika dia masuk, felix mencium aroma parfum yang sama dengan yang tertinggal di ruangannya.

"Duduk!"

Yeji duduk di depan felix dan meluruskan tulang punggungnya dengan ekspresi angkuh di wajahnya.

Felix menyalin wawancara yang dilakukan kemarin dari USB flash drive ke desktop. Dia sama sekali tidak melirik ke arah yeji dan hanya berkata dengan ringan, "Aku sudah mengirim hasil wawancara kemarin ke email mu dan jeno. Kalian berdua akan memilah wawancara itu berdasarkan pemahaman kalian sendiri yang menurut kalian dapat diposting."

Inilah yang yeji tunggu-tunggu. Tadi malam, dia memikirkannya berulang kali. Tidak peduli apa yang dia pikirkan, dia berpikir bahwa felix akan sewenang-wenang. Jadi hari ini dia sengaja datang lebih awal dan memeriksa komputer felix. Tapi tidak ada apapun di komputer itu.

Yeji terbatuk dan berkata, "Oke, tapi menurutku jeno tidak perlu melakukannya. Masa magang non-editingnya memang sudah berakhir tapi masa magang editingnya belum. Dia mungkin tidak akan bisa membuat naskah semacam ini. Investigasi keuangan sedang kekurangan tenaga, biarkan saja dia membantu disana." Yeji berdiri, tersenyum dan mencodongkan tubuhnya ke dekat felix, "Felix, jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit." Setelah berbicara, dia keluar dari ruang.

Felix mengerutkan kening tanpa mengangkat kepalanya. Dia membuka folder kerjanya dan mulai beraktivitas.

Ketika jam makan siang, yuta datang keruangannya, "Hai, felix." Melihat penampilan felix dengan mata merah, dia langsung melangkah ke arahannya, "Apa kamu baik-baik saja?"

Felix mendongak, "Ada apa?"

"Itu..." yuta sedikit ragu, "Mark bilang kamu pergi ke TK kemarin?"

"Ya, kenapa?"

"Ah..." Yuta mendengus. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Apa yang harus dia katakan? Bolehkah aku bertanya, apakah kamu melihat seorang anak laki-laki berusia enam tahun yang sangat mirip denganmu kemarin? Begitu???

Itu pasti akan mencurigakan, pikirannya.

"Tidak ada,, ayo makan bersama."

Setelah makan siang dengan yuta, felix melanjutkan pekerjaannya, tapi sebuah dering telepon mengganggunya lagi.

"Halo."

"Halo, saya dari Lee crop company. Presiden lee memiliki beberapa pertanyaan tentang wawancara kemarin. Jika anda tidak sibuk, Izinkan saya meminta waktu anda sebentar hari ini untuk datang ke perusahaan."

Tidak butuh waktu lama bagi felix untuk bersiap. Setelah mendapat panggilan itu dia langsung bergegas ke perusahaan minho.

Di dalam ruangan, dua orang duduk saling berhadap-hadapan. Suhu AC sangat rendah dan felix tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil.

Keduanya belum ada yang memulai pembicaraan. Minho sibuk menatap felix dan felix sibuk menatap cangkir kopi di atas meja. Sama sekali tidak ada suara di ruangan itu, hanya denting dari jarum jam yang berputar.

Akhirnya, minho menyesap kopi di depannya dan memecah kesunyian, ,"Apa yang ingin kamu katakan?"

Felix perlahan mengangkat matanya, "Tidak ada."  Jadi alasan sekretaris membuat janji hanyalah alasan? Sama sekali tidak ada hubungannya dengan wawancara.

White Rose /// Minlix Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum