menginap

328 53 90
                                    

Mino membenamkan wajahnya di dada felix dan menangis dengan terisak. Bagian dada felix basah oleh air mata, hidung dan air liur.

Mereka berpelukan sekitar sepuluh menit. Setelah beberapa saat, dia baru sadar. Kenapa dia harus menangis?! Sangat memalukan!!!

Mino mulai menggerak-gerakan kakinya, menyeka air liur dan ingusnya. Dia juga menggosok wajahnya ke baju felix, sebelum dengan perlahan mengangkat kepalanya dan berkata, "Aku lapar."

Felix menghela napas, matanya masih merah. Melihat anak itu berhenti menangis dan mengangkat kepalanya untuk meminta sesuatu, dia tersenyum, "Apa yang ingin kamu makan?"

Mino berpikir sejenak dan berkata, "Aku ingin makan ayam goreng."..

Felix menyentuh kepala mino dengan lembut, "Oke."

Sebenarnya dia tidak lapar, dia hanya ingin pergi dari tempat ini secepat mungkin.

Karakter mino selalu dingin dan cepat marah. Dia tidak pernah menangis, bahkan saat ayahnya memukulnya. Jika dia ingin menangis, dia akan mencari tempat persembunyian dan terisak dalam diam. Sekarang dia tidak hanya menangis, tapi dia juga menangis di tempat umum yang sangat ramai. Tiba-tiba dia mendengar gadis kecil di sebelahnya berkata, "Bu, kakak itu menangis..."

Apa hubungannya denganmu!!! Pikir mino dengan arogan dan mencibir di dalam hatinya.

Felix bangkit dengan mino di gendongannya, dia melirik ke atas meja, "Apa ada sesuatu yang ingin kamu ambil?"

Mino menoleh dan melihat lukisan yang dia buat di atas meja, "Tidak ada."

"Kenapa tidak?"

Mino, "Gambarnya tidak bagus."

Baru saja felix akan mengatakan sesuatu, tapi seseorang dibelakangnya berkata, "Yah, itu memang jelek."

Felix langsung berbalik, dan melihat minho yang sudah berada di belakangnya.

Mino memutar matanya ke arah ayahnya, Itu bukan untukmu!! Aku membuatnya buat papa, bukan untukmu!!

Minho berjalan melewati keduanya, membungkuk dan membereskan kekacauan di atas meja. Setelah semuanya masuk ke dalam tas, dia memandang felix, "Kamu Turunkan anak itu, dan biarkan dia berjalan sendiri."

Felix tertegun sambil mengeratkan pelukannya, dia berkata, "Tidak apa-apa, aku akan menggendongnya."

Minho menatap felix dan kemudian menatap anak itu dengan mata peringatan, cepat turun dan berjalan sendiri!!

Mino balas menatapnya, mendengus dan dengan sengaja mengaitkan kedua tangannya ke leher felix, seolah-seolah dia tidak melihat peringatan ayahnya.

Minho, "....."

Minho berjalan di belakang sambil memperhatikan felix dan anaknya. Tanpa sadar dia tertawa, benar-benar terlihat seperti keluarga, pikirnya.







......

Mereka memesan makanan di sebuah restoran dengan menu ayam goreng spesial.

Felix dan mino duduk berdampingan, sedangkan minho duduk di seberang sambil minum kopi dan menonton felix yang sedang menyuapi anaknya.

Minho menggunakan gelas kopi untuk menutupi senyum di bibirnya.

Mereka mulai makan, tapi tidak dengan felix. Dia hanya sibuk meyuapi mino dan sesekali membersihkan bagian bibir anak itu yang terkena remahan tepung.

Mino makan dengan lahap, ketika dia mengangkat matanya, dia melihat ayahnya menyipitkan mata padanya, Jangan merepotkannya. Kamu bisa makan sendirian.

White Rose /// Minlix Where stories live. Discover now