The truth

334 62 35
                                    

Jisung kembali ke gedung departemen dengan sedikit kesal. Dia meletakan buklet yang di berikan felix dan pergi. Ketika keluar dari kantor, dia melihat dua dosen jurnalisme lewat sambil berbincang.

Jisung tidak terlalu memperhatikan. Dia menunggu lift di samping keduanya sambil memikirkan perkataan felix barusan.

Salah satu wanita itu berbisik, "Wow, bocah ini terlihat sangat tampan. Apa dia masih TK?"

Temannya yang lebih tinggi menjawab, "Ya masih TK. Dia baru berusia enam atau tujuh tahun, kemungkinan akan masuk SD pada tahun ini."

"Darimana kamu mendapatkan foto itu?" Tanya wanita itu dengan curiga.

"Entahlah, aku hanya mendapatkannya begitu saja. Tapi, jika berita ini diketahui publik, pasti akan sangat heboh."

Wanita itu mengangguk, "Itu pasti!! Jika dia adalah putraku, aku juga akan melakukan hal yang sama. Dunia ini terlalu kejam, aku tidak mau anakku yang masih kecil jadi incaran publik. Ngomong-ngomong, bagaimana bisa anak dan ayah sama-sama seperti berlian!!"

"Yahh, mereka adalah orang kaya yang memiliki segalanya. Ayo masuk."

Ketika lift terbuka, jisung dan kedua wanita itu masuk bersama. Jisung berdiri di belakang mereka. Meskipun dia mendengar apa yang mereka katakan, dia tidak terlalu memperdulikannya, karena yang ada di pikirannya hanya felix.

Wanita yang lebih tinggi memegang ipad di tangannya sambil menggeser beberapa foto untuk ditunjukkan pada temannya. Jisung meliriknya dengan santai. Dia melihat foto seorang anak kecil yang tampak familiar. Tiba-tiba napasnya menjadi lebih berat dan kilatan guntur melintas di kepalanya.

Tunggu... kenapa anak itu mirip felix?
Ibu pengganti?? Anak???

Tanpa sadar, jisung mendekat ke layar, membuat kedua wanita itu menatap kearahnya.

Jisung meluruskan punggungnya dan berkata, "Apakah anda seorang dosen di departemen jurnalisme?"

Wanita yang lebih tua meletakan tangannya di atas ipad, "Ya, apakah kamu juga seorang dosen?"

Jisung mengangguk, "Aku mengajar biologis."

Wanita yang muda tiba-tiba berkata, "Oh, ini kamu? Orang yang baru kembali dari luar negeri?"

Jisung mengangguk dengan tenang. Dia melihat ke layar ipad dan berpura-pura bertanya, "Apakah itu anakmu?"

Wanita yang lebih tua menggeser beberapa foto dan menunjukkannya pada jisung, "Ini? Bukan, dia adalah anak dari seorang CEO terkenal!!"

Jisung mengulurkan tangannya untuk memperjelas gambar. Setelah beberapa detik, bibirnya bergetar dan wajahnya berubah pucat.

Dia menarik napas dalam-dalam, "CEO mana yang kamu maksud?"

Wanita muda itu tersenyum, "Kamu mengajar biologis, kan? Aku rasa, kamu pasti tahu perusahaan farmasi terbesar di korea yang sudah go internasional."

Jisung mengangkat matanya dan menatapnya tidak percaya.

"Ya benar, yang dari Lee crop company! Lee crop pharmaceutical!!"

Jisung, "......"






....

Setelah sampai di lantai satu, jisung keluar dari lift dan duduk di ruang tunggu. Penglihatannya menjadi sedikit kabur. Pikirannya kacau dan entah bagaimana dia harus bereaksi. Dia menjambak rambutnya sendiri dan mengerang dengan frustasi.

Sejak awal, yuta sudah memberitahunya bahwa ayah angkatnya memaksa felix untuk melunasi semua hutang judinya. Tadi pagi felix mengatakan, Aku tidak pernah setuju menjadi ibu pengganti! Dan wajah anak itu sangat mirip dengan felix yang ternyata ayah dari anak itu adalah CEO dari Lee crop pharmaceutical, yaitu lee minho.

White Rose /// Minlix Onde histórias criam vida. Descubra agora