17 | Momentum Garib

33 30 0
                                    

"Untuk saat ini kondisi pasien Suteja sudah mulai membaik, Pak Marvel. Namun, mengetahui bahwa pasien mengalami patah tulang rusuk dan cedera dada karena peradangan akibat benturan keras pada dada saat kecelakaan terjadi waktu itu, pasien masih harus tinggal lebih lama di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif lebih lanjut. Kami pun juga harus memantau kondisi pasien setelah menjalani operasi beberapa waktu lalu."

"Baik, saya mengerti. Mohon untuk selalu memberi kabar perkembangan dari kondisi teman saya, ya, Sus. Terima kasih."

"Baik, kami mengerti. Kalau begitu, panggilan saya akhiri, ya, Pak Marvel. Selamat malam."

"Selamat malam, Sus."

Kelegaan merayap begitu saja dalam benakku. Rasanya aku bisa bernapas dengan plong ketika mendengar kabar bahwa kondisi Suteja mulai membaik secara berkala. Tidak hanya kabar baik dari Suteja, tapi Hakim pun bisa kembali melakukan aktivitas dengan normal. Fokus yang sempat teralihkan karena harus menerima panggilan dari rumah sakit, kini mulai kembali bersemangat memandangi layar laptop yang menyala. Tanganku kembali mengotak-atik fitur brigthness dan contrast pada aplikasi Adobe Lightroom Classic untuk mendapatkan warna foto kuliner yang menggugah selera.

Kelewat ambisius untuk menyelesaikan step editing pada progres skripsi, tanpa sadar membuatku melewatkan jam makan teratur sebanyak dua kali dari tiga kali makan sehari. Ya, aku melewatkan sarapan, sekaligus makan siang. Tidak heran jika aku sering beserdawa dan lemas seharian ini. Alasannya sudah jelas, aku masuk angin karena tidak ada satu pun asupan gizi yang masuk ke dalam perutku, kecuali air mineral yang sudah habis berbotol-botol.

"Kalau gak makan sekarang, sepertinya aku akan segera tidak sadarkan diri."

Alhasil, aku memilih untuk mematikan laptop dan beranjak dari kursi belajarku. Akan tetapi, bukannya berinisiatif untuk mengenyangkan perut dengan pergi mencomoti makanan atau jajanan yang tersimpan di kulkas, tubuhku malah berakhir berbaring di atas ranjang. Selain diselimuti oleh rasa lapar, ternyata rasa kantuk jauh lebih kental menggentayangi diri ini. Ketimbang ke dapur, ranjang merupakan jarak terdekat untuk mengakhiri salah satu penderitaan, yaitu pergi tidur untuk melepas rasa kantuk.

●●●

Seberapa besar usahaku untuk menyebrang ke alam mimpi dengan bergoler ke sana kemari, akan tetap gagal karena perutku yang senantiasa berdendang akibat kelaparan yang tak berkesudahan. Merasa energi sudah terisi walau belum sepenuhnya, dalam keadaan terkantuk-kantuk, tubuhku beranjak dari ranjang. Kedua tungkaiku berusaha mengambil langkah setapak demi setapak dengan hati-hati. Gerak-gerikku mirip dengan orang yang sedang mengendap-endap agar tidak ditangkap oleh masa. Harusnya aku bisa bersikap biasa saja, mengingat bahwa lantai dari indekos ini adalah marmer, bukannya kayu yang mungkin akan menimbulkan bunyi ketika seseorang berjalan di atasnya.

Dengan tarikan lambat pada gagang pintu, bunyi derit pintu mampu memecah atmosfer keheningan malam yang begitu kental. Tentu saja hal itu tidak bertahan lama karena lambat laun kesunyian kembali menggelayuti diriku di bawah sinar remang-remang berwarna kuning yang menemani langkah kecil ini menuju dapur bersama. Sesampainya di lokasi, tanpa basa-basi aku langsung mencomot segala cemilan stok milik pribadi di dalam kulkas untuk menutrisi tubuhku yang lemas. Setelah menyantap beberapa jenis cemilan, bunyi keroncongan tak lagi terdengar. Sekilas pandang, aku memperhatikan sekitar, tapi tidak ada satupun tanda-tanda kehadiran dari penghuni indekos yang kelihatan batang hidungnya. Melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 00.30 dan lampu-lampu ruangan kamar penghuni indekos yang mati, sepertinya mereka sudah mengarungi alam mimpi.

Aku tertegun, Memangnya arwah gentayangan bisa tidur? Ralat. Maksudku, apa mereka membutuhkan waktu untuk tidur?

Aku berdecak kesal, Tujuanmu ke dapur adalah untuk makan, bukannya sibuk berspekulasi tentang hal lain di luar topik mengenyangkan perut, Marveliano!

Punca Anomali  |  ZEROBASEONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang