Smong

61 13 3
                                    

***

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


***

Enggel mon sao surito
Inang maso semonan
Manoknop sao fano
Uwi lah da sesewan
Unen ne alek linon
Fesang bakat ne mali
Manoknop sao hampong
Tibo-tibo mawi

...


Senyap. Tak ada tanda-tanda manusia sejak aku dan tim SAR mendarat di tepi pantai pulau ini.

Gempa telah reda. Ombak ganas telah berpulang ke laut bebas. Meninggalkan puing-puing pelabuhan, mercusuar patah, dan reruntuhan rumah. Kapal besar yang harusnya diparkir di dermaga pun terseret hingga jauh ke pedalaman.

Namun, ke mana semua orang?

Mestinya pulau ini dihuni puluhan ribu jiwa. Dari sini, episentrum gempa begitu dekat. Sembilan skala Richter, cukup kuat tuk menjemput tsunami nan mahadahsyat. Aku dan tim telah bersiap melihat pemandangan pilu. Jalan-jalan penuh mayat, tangisan, dan jerit minta tolong yang menyayat kalbu.

Akan tetapi, kami tak menemukan siapa-siapa. Tak ada mayat, tak ada jeritan, tak ada.

Apa semuanya sudah musnah? Apa mereka ikut terseret ke dasar lautan? Batinku bertanya-tanya sambil terus mencari.

***

Anga linon ne mali
Uwek suruik sahuli
Maheya mihawali
Fano me singa tenggi
Ede smong kahanne
Turiang da nenekta
Miredem teher ere
Pesan dan navi da

...


Seorang rekan menunjuk-nunjuk ke daerah perbukitan. Ia meminjamiku teropong. Aku turut memantau dari kaki hingga puncak bukit. Ratusan, bahkan mungkin ribuan orang tengah berkumpul di atas sana.

Kami pun bergegas. Segenap peralatan dan perlengkapan kami bawa ke tempat yang lebih tinggi. Lalu di lereng bukit, kami berpapasan dengan sekelompok anak-anak.

"Kakak, Kakak, Smong-nya udah lewat, ya?" tanya seorang anak.

"Smong?"

"Ombak besar! Buesaaar banget. Segini besarnya," sahut anak yang lain sambil merentangkan kedua tangan lebar-lebar.

"Oh, tsunami? Insyaallah sudah. Kami ke sini untuk menyalurkan bantuan," terangku. "Boleh antar kami ke tempat orang tua kalian?"

Wajah anak-anak itu tampak cerah, seperti matahari yang kembali bersinar usai hujan lebat. Dengan riang mereka memandu kami ke kediaman sementara para pengungsi.

Tanpa menunggu lama, kami mendirikan posko bantuan dan tenda-tenda darurat. Seluruh warga pulau kami data agar tak ada yang luput dari penyelamatan. Hasilnya mencengangkan. Dari sekitar 78.000 jiwa yang tercatat, hanya tujuh orang yang meninggal. Padahal, korban tewas di pulau utama dan negeri-negeri tetangga jika ditotal mencapai ratusan ribu jiwa.

Berhari-hari di sana, rombongan kami mendapat banyak pelajaran. Konon, gempa dan tsunami kerap dijumpai leluhur penduduk pulau. Ribuan jiwa melayang. Kenangan pahit itu terpatri dalam tradisi. Dalam dongeng-dongeng lisan yang diwariskan turun temurun ke anak cucu mereka.

Mereka jadi pandai membaca tanda-tanda alam. Mereka siap dengan perbekalan manakala terjadi bencana susulan. Hingga kini, aku masih takjub. Menyelamatkan puluhan ribu orang bukan perkara gampang, kecuali semua memiliki kesadaran yang mengakar dan tali persaudaraan yang kuat.

***


Dengarlah sebuah cerita
Pada zaman dahulu
Tenggelam satu desa
Begitulah mereka ceritakan
Diawali oleh gempa
Disusul ombak yang besar sekali
Tenggelam seluruh negeri
Tiba-tiba saja

Jika gempanya kuat
Disusul air yang surut
Segeralah cari
Tempat kalian yang lebih tinggi
Itulah smong namanya
Sejarah nenek moyang kita
Ingatlah ini betul-betul
Pesan dan nasihatnya


***


[A/N] Ini cerpen. Tokoh, dialog, dan beberapa aspek di kisah ini fiktif, tapi premisnya mengangkat kisah nyata di Pulau Simeulue, saat gempa & tsunami 26 Desember 2004. Bait-bait syair di atas diambil dari syair Nandong Smong, karya Mohd. Riswan. R, alias Pak Moris; tokoh adat dan budaya Simeulue. Terima kasih banyak buat beliau & Izzato Studio yang sudah membuat animasi lagu ini.

DF Rost

11 Februari 2024

442 kata


Referensi:

https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/12/110000779/nandong-smong-kesenian-tradisional-simeulue?page=all#page3.

https://www.mongabay.co.id/2014/12/20/kearifan-lokal-selamatkan-warga-simeulue-dari-amukan-tsunami-bagian-1/

https://www.youtube.com/watch?v=gN0YBkSROK4

Buku Belajar MenulisTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon