🕊 01

1K 7 0
                                    

"Sepertinya kau orang baru disini, siapa namamu..??" Tanya Clara seraya menatap Yura dari ujung kaki hingga kepala.

"Iya benar, aku baru tersesat ditempat ini" jawab Yura sopan "namaku Yura" ucapnya kembali seraya mengulurkan tangannya kepada Clara. Dengan ramah Clara menyambut uluran tangan itu dan memperkenalkan dirinya.

"Asalmu dan tempal tinggalmu sekarang...??" Tanya Clara menyelidik.

"Aku berasal dari desa L dan tidak memiliki tempat tinggal, justru ini aku sedang mencarinya. Aku juga ingin mencari pekerjaan.' jelas Yura.

Clara meletakkan sendok serta garpu yang sedari tadi ia pegang lalu menatap wajah Yura lekat lekat. Sampai akhirnya pertanyaan kembali keluar dari mulut wanita cantik berusia sama dengan Yura "bagaimana kau bisa sampai ditempat ini..?? Apa sebelumnya kamu pernah bekerja...??"

"Aku baru saja kehilangan pekerjaanku kembali. Sebelumnya aku bekerja sebagai asisten rumah tangga, dan kenapa aku bisa sampai disini..?? Karena kakiku yang membawanya." Oceh Yura

Clara memicingkan matanya sembari menatap Yura tak percaya. Gadis secantik Yura dengan kulit putih bersih bak mutiara, hidung yang mancung serta rambut yang indah, tinggi badan yang sangat proposional, bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Ya, setelah kepergian Yura dari desanya, Yura bekerja sebagai asisten rumah tangga yang ia dapat dari seseorang pemilik warung kelontong yang Yura datangi untuk membeli minuman. Namun Yura hanya bertahan selama satu bulan saja, alasannya karena ia sangat tidak nyaman dengan anak kedua dari majikannya yang beberapa kali berusaha berbuat tak sopan padanya. Bahkan anak majikannya yang berusia dua tahun lebih muda darinya, pernah berusaha menerobos masuk kekamar Yura saat rumah dalam keadaan sepi. Beruntung pada saat itu Yura sudah lebih dulu mengunci pintunya.

Setelah berhenti dari sana, Yura kembali bekerja sebagai asisten rumah tangga, tapi lagi lagi ia hanya bertahan selama satu bulan. Alasannya hampir sama, namun bedanya justru majikan prianya lah yang berusaha memperkosa Yura, saat anak serta istrinya pergi berbelanja kemall. Dan pada akhirnya disinilah Yura sekarang, berbincang bersama Clara setelah keluar dari rumah sialan itu.

"Apa kau tau, ini kota apa...?? Dan tempat apa bangunan bangunan itu...??" Tanya Clara seraya menunjuk deretan bangunan yang berjajar rapi diseberang sana. Tentu saja Yura yang tak mengetehuinya, merespon pertanyaan Clara dengan gelengan kepala perlahan.

"Ini adalah kota A, disini adalah pusatnya kehidupan malam. Ada club, karaoke, kasino, dan masih banyak lagi, yang jelas semua yang berkaitan dengan kehidupan malam, wanita cantik, minuman keras semua ada disini, tersembunyi dibalik tembok bangunan bangunan itu." Jelas Clara dengan gamblang.

Walau Yura hanyalah seorang gadis desa, yang tak memiliki pergaulan luas, tak mengenyam pendidikan tinggi, tak pernah tau akan hiruk pikuk dan hingar bingar kehidupan kota atau bahkan kalangan kelas atas, tapi Yura bukanlah gadis bodoh. Ia paham betul pengetahuan dalam hal apapun itu penting. Dari itu, Yura selalu mencari tau segala apa yang ia tidak ketahui dari membaca buku, obrolan orang orang disekitarnya, menonton televisi, bahkan dari sesuatu yang tak pernah orang lain fikirkan, Yura bisa mendapatkan ilmu, karena sejatinya Yura adalah gadis yang cerdas.

"Apa kau sudah makan..?" Tanya Clara kemudian.

"Belum, makanya aku kemari...!!" Jawab Yura.

Clara mengangguk "kalau begitu segeralah makan dan setelahnya ikut aku. Kau bisa ditinggal ditempatku jika mau. Kalau tidak mau, disebelah kamarku ada kamar kosong, kau bisa tinggal disana. Tapi kau harus punya uang karena sewanya lumayan mahal."

Yura tersenyum, untuk kemudian memesan makanan bagi perutnya yang memang sudah sangat lapar. Sesekali diam diam Yura mencuri tatap kearah Clara, guna menilai pribadi wanita yang ada didepannya ini, sembari berfikir apakah ia menerima tawaran baik darinya atau menolak.

Seolah tau apa yang dilakukan Yura serta yang ia fikirkan, Clara tiba tiba saja berkata "kau tidak perlu takut, aku tidak akan merampokmu atau menjualmu kepada pria bajingan diluaran sana. Aku pernah berada diposisimu dan tidak ada yang menolong." Clara tersenyum sinis "itu sangat menyedihkan".

Yura menjadi salah tingkah dan merasa tidak enak hati kepada Clara. "Eee bukan maksudku seperti itu Clara..!!" Sanggah Yura.

"Sudah lah..!" Clara tersenyum "habiskan makananmu, jika kau mau ikuti aku." Sekali lagi Clara menawarkan bantuan.

Setelah selesai membayar makanannya sendiri, Clara pun bangkit dan mulai meninggalkan warung makan sederhana itu. Ia sengaja tidak mau membayarkan makanan Yura, padahal ia sangatlah mampu. Ia tidak mau jika Yura semakin berfikir yang tidak tidak tentang dirinya yang berniat untuk membantu Yura. Setelah enam langkah Clara meninggalkan tempat itu, Yura dengan berlari kecil menyusulnya dan berjalan mensejajarkan diri dengannya. Clara pun tersenyum.

🕊 jangan lupa vote juga kritik dan sarannya ya 🫶

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang