🕊 27

194 3 0
                                    

Entah kenapa hari ini sedari pagi Elang dibuat sibuk dengan berbagai masalah yang tiba tiba saja terjadi. Tak seperti biasanya, tanpa harus ia repot repot turun tangan, hanya perlu ketiga sahabatnya saja semua terselesaikan. Tapi untuk tidak hari ini. Bahkan saking sibuknya ia tidak ada kesempatan sedikit pun untuk menghubungi Yura. Karena sejak tadi telefon genggamnya sibuk digunakan untuk urusan lain. Hingga tengah malam menjelang urusan Elang baru terselesaikan.

Yura melihat benda yang melingkar dipergelangan tangannya, saat melihat kelompok Elang tiba diclub, 01:17. Kembali berbagai macam pertanyaan memenuhi kepala Yura. Dari kepergian Elang kemaren malam secara tiba tiba, bahkan hingga detik ini pria itu sama sekali tidak menghubunginya, dan sangatlah tidak biasa Elang baru datang keclub dijam segini, dan yang lebih membuat Yura semakin bertanya tanya, mereka datang bersama Bella.

Awalnya Yura sangat merasa cemas akan keadaan Elang, namun sekarang justru rasa cemas itu menguap berganti dengan kesal, marah juga cemburu. Bahkan saat Yura mengantarkan pelanggan yang baru ia temani kepintu keluar club, tak ada niatan untuk Yura melihat ketempat Elang duduk saat ia melewatinya.

Yura langsung menuju keruangan tempat barang barang pribadinya berada, menyimpan uang tips dan memperbaiki riasannya. Sampai ia sayup sayup mendengar percakapan dari beberapa orang karyawan yang sudah lama bekerja ditempat itu.
"Makin cantik Bella ya..??"
"Memang janda itu selalu terdepan."
" sepertinya akan ada kisah cinta lama bersemi kembali."
"Tapi memang sangat serasi sekali Bella dan tuan Elang"
"Sangat disayangkan dulu mereka harus berpisah"
Itulah sekelumit inti obrolan yang Yura dengar, dan dari sana lah akhirnya kini Yura tau, bahwa Bella adalah mantan kekasih Elang.

Dada Yura bergemuruh, seolah ada yang membakar organ dalamnya, tubuh Yura mendadak panas bergejolak. Matanya sudah mulai memerah menahan sesuatu agar tak keluar dari tempatnya. Dengan cepat Yura beranjak dari tempat ia mencuri dengar, kembali kedalam Club dan duduk disalah satu kursi yang kosong diarea bar couter.

Tanpa ada niatan Yura melihat Elang berada, matanya kini terfokuskan kedepan sana, menatap orang orang yang tengah meliuk liukan tubuh mereka mengikuti alunan music, sampai ia dikejutkan oleh sapaan seseorang. "Steven...!!"

Sementara ditempat dimana Elang berada, ia masih berusaha menahan diri untuk tidak bersikap kasar kepada Bella yang duduk disisi kanannya. Matanya sibuk memperhatikan Yura sampai saat gadis itu melewatinya tanpa mau menoleh. "Mau kemana..?" Tanya Bella sembari mencekal pergelangan tangan Elang saat pria itu berdiri dan berniat menyusul Yura. Perdebatan kecil pun terjadi hingga memaksa Elang harus duduk kembali mengurungkan niatnya.

"Jangan memancing emosiku Bella..?" Ucapan Elang yang sudah sangat enggan berdebat dengan Bella. Elang masih menahan diri karena tidak mau membuat kacau suasana club. Ia dan kelompoknya bertugas mengamankan tempat itu dan tempat lainnya yang berada dikota malam agar selalu aman dan damai, jauh dari keributan, jadi tidak mungkin jika malah dia sendiri yang membuat keributan dan mengacaukan semuannya.

Belum lagi hilang kekesalan akan Bella, kini ia malah semakin dibuat kesal saat melihat Yura tengah berbincang dan bertukar tawa dengan Steven. Ketiga sahabat yang paham akan situasi, berinisiatif mengajak Elang pergi dari tempat itu. Elang pun mengiyakan dan bergerak pergi meninggalkan club dengan Bella yang tetap tak tau malu mengekori mereka berempat. Dan lagi lagi hal itu tertangkap oleh mata Yura.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now