🕊 28

239 3 0
                                    

"Sebenarnya apa tujuanmu datang kemari..?" Selidik Dion saat ia diberi tugas untuk mengantarkan Bella, sementara Elang dan kedua sahabatnya pergi kekasino X karena ada pelanggan yang mengamuk setelah kalah dalam bertaruh.

Bella menatap Dion sembari bersilang dada "maksudmu..?"

"Jangan berpura pura bodoh Bella, aku tau kau pasti mengerti maksud dari pertanyaanku" ucap Dion yang menyimpan rasa ketidak sukaan.

"Tentu saja karena disinilah aku berasal dan karena aku sangat merindukan Elang." Jawaban Bella yang disambut senyuman sinis dari Dion "setelah kau membuangnya...!!" Balas pria tampan itu.

"Kau itu sangat berlebihan sekali." Bella terdiam sejenak "kau tau pasti masalah diantara kami berdua, dan kenapa semua itu bisa terjadi kau juga tau alasannya"

Dion menunjuk wajah Bella "jangan berlagak seolah olah kau adalah korban dalam hal ini. Aku peringatkan kepadamu, hentikan semua rencanamu, jangan pernah lagi muncul dihadapanku dan juga Elang, sebelum kau menyesal karena sudah kembali kenegara ini." Ancam Dion dan berbalik arah meninggalkan Bella .

Bella menatap punggung kokoh Dion yang telah menjauh dari tempatnya berdiri sampai akhirnya pria itu pergi dengan mobil mewah berwarna hitam. Marah sudah lah pasti, Bella sangat tidak suka ada orang lain yang coba coba mengatur hidupnya. Tak ada yang tak bisa Bella lakukan dan Bella dapatkan jika ia sudah menginginkannya. Apa pun akan ia lakukan untuk mendapatkan apa yang dia mau, sekali pun itu harus menekan harga diri yang selama ini selalu ia junjung tinggi.

Sementara itu Elang yang sudah bisa mengatasi masalah dikasino x, bergerak menuju ketempat tinggal Yura. Karena waktu sudah menunjukan pukul lima dini hari. Pintu kamar Yura tertutup rapat, berulang kali Elang menekan tombol bel yang ada disisi sebelah kanan pintu, namun tak ada juga tanda tanda Yura membukanya. Elang mencoba menghubungi nomor Yura, tapi lagi lagi suara operator yang menjawab. Hampir  enam puluh menit ia berada disana, sampai akhirnya ia beranjak dari tempat itu setelah dion tiba dan ia pun sudah merasakan lelah yang teramat sangat pada tubuhnya.

Sedangkan dibalik pintu yang tertutup, Yura tengah duduk beralaskan karpet bulu dengan bersandarkan ranjang. Ia sembunyikan wajah dikedua lutut dengan lengan yang menjadi tumpuannya. Bukan Yura tak mendengar suara bel berbunyi, tapi dia enggan untuk membuka pintu karena ia tau siapa sang pelaku.

Menangis, meluapkan semua kesakitan yang ia rasa atas apa yang sudah terjadi sejak hari kemaren. Kenapa seperti ini, disaat ia mulai mencintai pria yang sudah delapan bulan lamanya bersama. Hingga pagi menjelang Yura masih betah dengan posisi itu, sampai dimana ia akhirnya terlelap karena lelah mengeluarkan airmata.

Dihari hari berikutnya, keadaan semakin tidak baik baik saja. Yura terus menghindari Elang. Ia lebih sering tidur dikamar Clara atau Tiara setelah kembali bekerja, karena Yura tak mau bertemu dengan Elang yang setiap dini hari pasti akan berada didepan pintu kamarnya.

Bukan tanpa alasan Yura melakukan itu, ia semakin dibuat kecewa kala suatu malam Elang meninggalkan Club dengan terburu buru setelah menerima telefon, dan saat jam kerja Yura usai dan akan kembali kerumah, ia melihat Elang bersama Bella sedang makan ditempat sate kikil kegemaran mereka.

Clara dan Tiara yang sudah tau perihal siapa Bella dan apa yang terjadi, tentu hanya bisa melakukan apa yang Yura inginkan. Tanpa niat Yura meminta penjelasan kepada Elang, wanita itu sudah membulatkan tekad untuk menjauhi dan mengakhiri hubungannya dengan Elang.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now