🕊 06

515 6 0
                                    

Tepat pukul satu malam, Yura selesai dengan pelanggan pertamanya. Ternyata, ia tadi menemani tuan Hendra bersama dengan Clara juga Tiara dan satu wanita disana bernama Anna, yang menemani temen teman dari tuan Hendra.

"Wahhh aku mendapat tips lumayan dari pelanggan tadi" seru Tiara kegirangan menatap lembaran kertas berwarna merah ditangannya. Sementara Yura, masih melotot tak percaya melihat seberapa banyak ia mendapatkan uang dari tuan Hendra.

"Tidak perlu heran, tuan Hendra memang selalu baik kepada para wanita yang menemaninya, apalagi kalau dia merasa cocok dan nyaman." Jelas Clara yang nampak lucu melihat reaksi Yura. Clara paham betul, ini kali pertama Yura mendapatkan uang banyak dengan cara yang mudah. Dulu ia pun sama dengan Yura saat baru bekerja ditempat itu.

Setelah selesai merapikan riasan serta menyimpan uang mereka kedalam tas dan memasukan kedalam kotak kotak kecil berpintu diruangan itu, Yura dan yang lainnya kembali kedalam Club. Yura pun langsung madam bawa kehadapan Elang dan ketiga temannya. Sama seperti saat ia memperkenalkan diri kepada tuan Hendra, hal yang sam pun ia lakukan pada rombongan Elang.

Yura mendapat berbagai macam pertanyaan dari Dion, Jefry dan Mario, namun tidak dari Elang yang hanya sibuk memperhatikan Yura dengan mata tegasnya. Tentu saja hal itu membuat Yura sedikit takut, apalagi tak ada sedikit pun exspresi dari wajah datar dan dinginnya. "Tampan, tapi sayang sangat menakutkan" ucap Yura dalam hati.

"Minum..!" Ucap Elang tiba tiba seraya menyodorkan gelas berisikan wishky kepada Yura. Yura pun langsung menatap gelas itu dan Elang secara bergantian. Sampai pada akhirnya ia memberanikan diri untuk berkata "maaf tuan, aku belum pernah minum minuman beralkohol." Dengan gerakan menundukan kepala.

Elang mengangguk anggukan kepala perlahan "lalu tadi kau minum apa saat menemani pelanggan.?" Tanya Elang pada akhirnya.

"Pelanggan tadi memesankan aku minuman non alkohol, aku sendiri tidak tau namanya." Jelas Yura jujur.

Elang kembali menatap Yura "kau harus tau apa saja minuman yang dijual ditempat ini, dan kau juga harus berhati hati dalam menemani pelanggan. Kehidupan malam itu tak semudah seperti kehidupanmu yang dulu miskin." Ucap Elang yang terdengar sedikit kasar.

Elang meraih gelas yang semula ia sodorkan kepada Yura lalu menenggak isinya hingga tandas. Mario, Dion serta Jefry hanya bisa terdiam melihat apa yang Elang lakukan kepada Yura. Mereka jamin sekarang, Yura pasti merasa takut bercampur sakit hati dengan perkataan Elang.

Tak lama madam siska datang menghampiri mereka, dan meminta izin kepada Elang untuk membawa Yura, karena ada pelanggan yang ingin ditemani oleh wanita cantik itu. Elang pun mengizinkan, dengan mata yang masih betah mengamati Yura yang perlahan tapi pasti mulai menjauh dari tempatnya duduk sekarang.

Entah apa yang saat ini lelaki itu fikirkan, dari awal ia melihat Yura tempo hari saat wanita itu menikmati sate kikil yang adalah makanan kegemarannya, hingga saat tadi ia bisa duduk serta melihat Yura dari jarak dekat. Elang memang pria yang tidak bisa ditebak dalam hal apapun, dan oleh siapapun tapi tidak dengan ketiga temannya.

Pria yang terkenal menakutkan disetiap kalangan, bahkan hingga pengusaha, pejabatan negara dan juga para pereman serta gengster seperti dirinya. Koneksi yang Elang miliki pun tidak bisa dianggap remeh, apalagi kemampuannya dalam menangani masalah apapun. Lima belas tahun ia menjalani hidup dijalanan hingga bisa seperti sekarang, menjadi gengster yang paling ditakuti dan disegani. Tentu sudah banyak hal yang ia alami, baik itu penderitaan, kesakitan atau bahkan kematian.


KISAH GENGSTER & WANITA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang