🕊 13

327 4 0
                                    

Elang dan ketiga sahabatnya menyantap sate kikil dalam diam, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut keempat pria tampan itu. Dion, Jefry juga Mario, tak ada niatan dari ketiganya untuk memulai percakapan. Mereka tau, ada sesuatu yang salah sudah terjadi, hingga membuat Elang bersikap seperti tadi. Sampai seruan riang dari ketiga wanita cantik mengalihkan perhatian mereka berempat.

"Kakekkkk....!!" Ucap serempak Yura, Clara dan Tiara. Tawa lucu tercetak dibibir mereka masing masing.

"Kalian pasti kerasukan lagi malam ini...??" Istilah sang kakek menggantikan kata mabuk. Ketiga gadis itu hanya bisa cekikikan saja mendengar perkataan kakek.

"Kakek lapar...!!" Rengek Yura dengan manjanya. Dahi sang kakek pun seketika saja berkerut, matanya menatap aneh dengan keadaan Yura malam ini. "Iya kakek, aku kerasukan juga. Saking bahagianya aku sampai tidak sadar menghabiskan satu botol wine. Jadi beginilah hasilnya." Jelas Yura dengan gaya layaknya orang yang sedang mabuk.

"Kau ini...!!" Ucap kakek heran " sudah duduk sana, kakek buatkan dulu sate untuk kalian." Ucap kakek kemudian dan dijawab siap secara serempak oleh Yura, Clara dan Tiara.

Tak lama pesenan mereka pun datang, dengan masih bersenda gurau mereka menikmati sate kikil kegemaran mereka, tanpa tau jika ada empat pasang mata yang sedang memperhatikan mereka.

"Kakek...!!" Panggil Yura tiba tiba, sang kakek yang memang duduk tak jauh dari Yura pun segera menghampiri gadis itu. "Ada apa Yura...??" Tanyanya kemudian.

"Ini...!!" Kata Yura sembari meraih tangan sang kakek dan meletakkan sesuatu ketangan keriput lelaki tua itu.

"Yura...!!"

"Sudah kakek terima ya, aku malam ini mendapat rezeki lebih lagi dari pelanggan. Kakek kan tau aku tidak punya siapa siapa lagi, jadi untuk apa aku memegang uang banyak banyak. Yang penting aku sudah menyisihkan untuk kebutuhanku, itu sudah cukup." Sela Yura sebelum sang kakek melanjutkan perkataannya.

"Kalian anak anak yang baik, kakek hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian, dan untukmu Tiara, tetaplah kuat. Percayalah, apapun yang kamu lakukan demi keluargamu, suatu saat akan menghasilkan buah yang sangat manis untuk kau nikmati dimasa depan." Nasehat kakek bagi ketiganya.

"Aku paling tidak suka hal seperti ini...!!!" Ucap lirih Clara seraya mengusap airmata yang sudah jatuh membasahi pipinya. "Iya aku juga" balas Yura dan Tiara kompak dan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Clara.

Kekehan pun keluar dari mulut sang kakek dan disana dibelakang tenda, para pria tampan juga tengah mencuri dengar pembicaraan empat orang berbeda usia itu. Dan tanpa sengaja Clara melihat gerombolan Elang yang berada tak jauh dari mereka. Clara bangkit dari duduknya dan menghapiri mereka.

"Selamat malam tuan tuan..!!" Sapa Clara setelah berada didekat mereka.

"Selamat malam Clara..!!" Jawab mereka serempak.

"Duduklah..!" Tawar Elang.

"Apa aku boleh mengajak teman temanku untuk bergabung disini..?" Clara meminta izin dan diiyakan oleh Elang.

Tak lama Yura dan Tiara sudah bergabung dengan mereka. "Bisakah kalian tidak bersikap formal kepada kami..? Aku bukan pelanggan kalian, jadi bersikaplah biasa saja." Kata Elang yang jengah dengan sikap canggung yang ia dapat dari ketiga wanita dihadapannya sekarang.

Obrolan mereka pun terjadi hanya keenam orang saja yang sejak tadi tak ada lelahnya berceloteh, sementara Elang hanya sibuk memperhatikan Yura yang duduk tepat didepannya.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now