🕊 21

349 6 0
                                    

Elang yang masih diselimuti emosi, dengan cepat memakai pakaian gantinya, setelah ia tak mendapatkan jawaban apa apa dari Yura. Namun belum juga terpasang dengan sempurna, Elang kembali melepas pakaiannya dengan kasar dan kemudian merobeknya. "Brengsek...!!" Elang melemparkan pakaian yang sudah tak berbentuk kemudian berteriak sekuat tenaga, hingga membuat Yura terpaksa menutupi kedua telingannya.

"Aku tanya sekali lagi kepadamu, apa semua yang kau ucapkan tadi benar benar adalah keinginanmu..?" Tanya Elang seraya berkancah pinggang menghadap kearah Yura yang sekarang sedang terduduk ditepi ranjang. Dan sedetik kemudian Yura menganggukkan kepala yang menadakan bahwa ia mengiyakan pertanyaan Elang.

"Jadi benar, semuanya itu tidak ada yang berarti untukmu.? Yang sudah kita lakukan, keperawananmu dan aku. Sama sekali tidak berarti Yura.?"

"Aku mohon, hentikan semuanya..!!" Ucap Yura ditengah isakkannya.

"Bukan itu jawaban yang aku mau." Balas Elang tegas. Yura kembali tak bersuara, hanya isak tangis yang coba ia redam, agar Elang tak mendengarnya. "Walau kau tidak mencintai aku, apakah tidak ada sedikit saja perasaan untukku..? Paling tidak kau menganggap aku berarti, menganggap aku penting, setelah apa yang sudah kita lakukan bersama."

Elang semakin murka dibuat oleh Sikap Yura yang tetap saja diam. Elang berharap kesakitan yang selama ini ia rasakan, akan tergantikan dengan kebahagiaan setelah wanita yang diam diam ia sukai selama ini, menghabiskan malam bersama, bahkan memberikan kesuciannya. Tapi ternyata, justru kini rasa sakit itu semakin bertambah. Yura memaksa agar Elang membunuh cinta dan tidak memberikan kesempatan untuk perasaannya itu tumbuh.

"Yura...!!" Panggil Elang geram.

"Apa kau mau bersama dengan seseorang yang tidak mencintaimu dan hanya menganggapmu sebagai seorang kakak...??" Tanya Yura menatap sendu Elang.

"Selama itu kau, aku akan baik baik saja." Jawab tegas Elang.

"Walau pada akhirnya nanti aku akan meninggalkanmu karena aku tidak bisa mencintaimu setelah kita bersama dalam waktu yang cukup lama..?"

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, karena aku akan melakukan apapun untuk membuatmu tetap bersamaku dan mencintaiku."

"Kalau tetap saja tidak bisa dan aku malah mencintai pria lain..??"

Elang terdiam, tentu saja jawabannya akan sangat sulit. Tapi sebagai laki laki yang sudah siap akan kekalahan, Elang pun dengan tegas menjawab "jika bersamanya bisa membuatmu jauh lebih bahagia dari pada bersamaku, aku akan merelakanmu memilih jalanmu sendiri."

"Sebegitunya kah kau mencintai aku..?" Tanya Yura kembali dengan rasa ketidak percayaannya.

"Melebihi apapun dari apa yang kau tau Yura, aku sangat mencintaimu." Jawab Elang.

Untuk beberapa saat Yura kembali terdiam, sampai akhirnya ia kembali berucap setelah berfikir sedari tadi "Masih tetap mau berdiri disana...?? Tidak berniat untuk pindah disini dan memelukku..??" Tanya Yura seraya menepuk sisi ranjang tempat Yura kini berada.

Senyum mengembang sempurna dibibir Elang, dengan langkah lebar ia langsung menghampiri Yura lalu memeluk tubuh wanita cantik itu dengan erat. "Yura...!!" Lirih Elang seraya mengecup dahi pipi serta bibir Yura berulang kali "terimakasih sudah mengizinkan aku untuk bersamamu, menjagamu dan membahagiakanmu."

Yura tersenyum dan membalas perlakuan manis yang baru saja Elang berikan kepadanya. Diciumnya pipi dan bibir Elang berulang kali lalu kembali berkata "maafkan aku yang tadi bersikap egois hanya karena aku belum mencintaimu. Bersabarlah, aku akan berusaha untuk membalas perasaanmu kepadaku."

"Aku akan selalu bersabar, bahkan jika aku harus menghabiskan sisa hidupku tanpa mendapatkan cinta darimu, selama kamu bersamaku, itu sudah cukup." Ucap Elang yakin.

"Ternyata pria tampan yang terkenal kaku dan dingin, bisa juga bersikap dan berkata semanis ini." Ledek Yura seraya mencubit gemas kedua pipi Elang.

Elang terbahak dan kembali memasukkan tubuh ramping Yura kedalam pelukannya. "Tetap lah selalu tersenyum dan tertawa, karena aku sangat suka melihat itu." Permintaan tulus dari hati Yura.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMDonde viven las historias. Descúbrelo ahora