35

305 3 0
                                    


Elang bergerak cepat dalam mepersiapkan pernilahannya bersama Yura. Elang sangat tau, hidupnya selalu dibayang bayangi oleh orang orang yang memiliki niat tidak baik kepadanya. Terutama dari sang ayah juga ibu tirinya, serta juga dari sang mantan kekasih.

Elang tidak mau lagi kejadian buruk menimpa dirinya dan juga wanita yang kini tengah mengandung benih darinya.

Hanya dalam waktu dua hari saja, semua persiapan sudah rampung dan esok pagi keduanya akan melakukan proses pemberkatan pernikahan mereka.

"Sudah siap menjadi nyonya Elang Wijaya..?" tanya Elang kepada Yura yang kini tengah berada didekapannya.

Wijaya adalah nama keluarga sang ibu, Elang sengaja memakai nama itu ketimbang nama sang ayah, karena semua kesakitan dan juga kebencian akan sosok pria yang menikahi ibunya hanya karena harta saja.

Ibu Elang adalah putri semata wayang pengusaha kaya raya dinegara ini. Sementara ayahnya, hanya seorang anak dari pemilik toko sepatu biasa. Ambisi dan juga keserakahan membuat ayah Elang menjerat ibunya dalam pusara cinta lalu menikahi wanita itu. Tujuannya tak lain, menguasai semua harta yang keluarga ibunya miliki.

Tepat, diusia pernihakan mereka yang kelima dan Elang berusia tiga tahun, orang tua sang ibu yang berarti kakek dan nenek Elang meninggal dunia akibat kecelakaan. Sudah pasti semua harta langsung berpindah menjadi hak putri semata wayangnya.

Dan kini semua harta itu sudah dikuasai oleh ayah Elang bersama dengan selingkuhannya yang sudah ia nikahi diam diam setelah dua tahun pernikahannya bersama ibu Elang. Dan sekarang semua kekayaan itu dikendalikan oleh putra lelaki tua itu, yang tidak lain adalah adik tiri Elang sekaligus musuh bagi pria tampan itu.

"Sangat siap...!" jawab Yura bersemangat.

"Besok kita akan langsung pindah kerumah kita, Clara, Tiara juga Anna. Rumah kita nanti akan berdekatan dengan mereka. Jadi kalau aku dan ketiga bedebah itu pergi bekerja, kalian bisa berkumpul, kalian tidak akan kesepian." Jelas Elang dengan menatap teduh pahatan wajah cantik calon istrinya itu.

"Nanti aku juga akan mengajakmu keperusahaan, agar semua orang yang bekerja disana tau, jika aku memiliki seorang istri yang sangat cantik." sambung Elang.

"Aku tidak menyangka, jika ternyata calon suamiku ini adalah seorang pengusaha kaya raya." Yura terkekeh.

Elang mengusap lembut pipi Yura "aku ingin dicintai dengan tulus tanpa melihat hartaku dan siapa aku sebenarnya. Maka dari itu aku menyembuyikan identitasku. Tapi untuk yang sudah lama mengenalku, terutama para pejabat negara, mereka sudah tau pasti siapa aku." Jelasnya kemudian.

"Apa kau yakin kalau aku mencintaimu dengan tulus..? Dan ke-----

Elang menyerobot kedua bibir Yura, guna memotong ucapan wanita itu. Dilumatnya dengan perlahan dan dengan lembut sekali.

"Aku sangat mencintaimu, juga sangat percaya akan ketulusanmu. Untuk urusan cinta, bukankah aku sudah pernah bilang..? jika diseumur hidupku tidak mendapatkan cintamu, selama kau bersamaku itu sudak cukup bagiku." ucap Elang setelah pangutan bibirnya terlepas.

"Aku sangat mencintaimu..!" ungkap Yura sebelum ia meraup bibir Elang dan menghisapnya perlahan.

Pergulatan bibir pasangan itu pun terjalin. Awalnya perlahan, namun lama kelamaan semakin liar menuntut. Tangan keduanya juga sudah saling bereaksi ditubuh satu sama lain. Menanggalkan semua rajutan benang yang melekat disana.

"Aahhhh...!" lenguhan Yura kala bibir Elang bermain dilehernya dengan tangan kanan pria itu yang sudah bertengger manis dipayudaranya.

"Sakit..!" Tanya Elang saat memberi remasan dipayudara wanitanya.

"Tidak..!" jawab Yura yang mulai berkabut gairah "tapi jangan terlalu kencang" pintanya.

"Jika sakit bilang." titah Elang sebelum tangannya memilin puting payudara Yura perlahan.

"Oouu aaahh...!" lenguhan kembali Yura lantunkan dengan mata yang sekita saja terpejam.

Elang semakin terbakar gairah, mendapati wajah cantik Yura yang meremang merakan kenikmatan, terbingkai dengan seksi dinetranya.

Elang melanjutkan permainannya, mencercap bagia leher sang kekasih, dengan tangan yang bergerak lembut dipayudara yang putingnya sudah mengajuk keras.

"Aaahhhh.. !" Lenguhan lantang Yura loloskan, kala puting payudaranya dihisap juga dijilati oleh Elang. Dadanya membusung, menukik sedikit lalu meliuk nikmat "oouuhh sayang...!" Erangnya lirih kala hisapan diputingnya semakin liar bersamaan dengan gesekan penis Elang dipermukaan vaginannya.

"Kita bermain cepat ya..? Aku tidak ingin kau kelelahan." ajak Elang sebelum ia kana kembali memuaskan hasratnya dan sang kekasih.

"Aku tidak akan lelah, aku ingin bermain lama dan tidak mau kalau hanya sekali." tantang Yura.

"Kau yakin..!" tanya Elang kembali guna memastikan.

"Aku yakin sayang, aku sangat kuat. Bayi kita juga sangat sehat. Ce pa t aaaahhh...!" gesekan kejantanan Elang divagina Yura, membuat wanita itu tidak bisa melanjutkan ucapannya.

Elang menangkupkan kedua payudara Yura dengan perlahan, kemudia memberi pijatan lembut lalu menjilati kedua puntingnya dengan nafsunya. Sementara gesekan kejantanannya semakin ia percepat.

"Oh say anng...!"

Yura semakin menggelinjang tak karuan, tubuh telanjangnya bergerak meliuk erotis. Merasakan serangan diarea pagudara juga vagina secara bersamaan, itu sungguh sangat nikmat. Apalagi saat Elang menghisap putingnya lalu menjilati, kemudian menghisap lagi, rasanya benar benar membuat Yura melayang.

Elang menurunkan satu tangannya kebawah, lalu bermain main diklitoris sang kekasih. Gesekan penis disana dibarengi dengan gerakan memutar, mencubit lembut klitoris, lalu bibir menghisap dan menjilat kedua puting payudara, membuat sang kekasih hilang akan kendali tubuhnya sendiri.

"Ohhh saa ya ng aku akan dap aahhhh...!" Yura melolong lantang saat Elang memasukkan kedua jari kelubang vaginanya lalu bergerak keluar masuk dengan ritme perlahan.

"Saaa yaang...!" Erang Yura yang semakin tidak kuat menahan kejolak birahinya.

"Keluarkan..!" titah Elang dengan menatap wajah Yura. Elang sangat memuja melihat wajah Yura kala sedang bergairah dan juga pada saat wanita itu mendapat pelepasan. Bagi Elang wajah Yura berkali kali lipat semakin terlihat cantik.

Gerakan jari Elang semakin ia percepat, dengan netra yang masih betah menatap wajah Yura yang akan meraih pelepasan untuk yang pertama kalinya dimalam ini.

"Aaahhhhhh....!" Erangan panjang Yura pun menggema dengan dibarengi getaran disekujur tubuh telanjangnya. Pelepasan yang hampir satu bulan tidak ia rasakan, baru saja ia dapatkan.

Dada itu bergerak naik turun tak beraturan, seirama dengan nafasnya yang tersengal sengal.

Elang kembali menggerakkan jarinya, setelah ia tidak merasakan lagi semburan juga dengutan divagina sang kekasih. Al hasil Yura pun kembali mendesah, dan terus mendesah kalah bibirnya kembali bermain menyusuri leher, bahu, dada dan berakhir dipayudaranya.

"Sayang maasukkannn...!" titah Yura yang sudah kembali terbakar gairah dan sudah ingin lubang vaginanya terisi oleh kejantaan kokoh milik prianya.

Elang yang memang juga sudah tidak sanggup menahan hasratnya, langsung mengeluarkan jari jemaridari dalam sana dan memasukkan kejantanannya kelubang senggama Yura hingga habis tertelan.

"Aaccchhhh....!" Erang Elang kala merasakan pijatan berirama dikejantanannya.

Bergerak dengan lembut lalu sedikit cepat, dengan tangan yang bergerak keseluruh bagian tubuh sang kekasih, Elang berpacu dengan nafsu guna mencapai kenikmatan bagi dirinya dan juga Yura, hingga waktu menunjukkan pukul sebelas malam, setelah mendapatkan pelepasan yang ketiga kalinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now