🕊 30

250 3 0
                                    

Malam ini akhirnya Yura tak bisa lagi menghindar dari Elang. Karena ternyata didalam kamar Clara sudah ada pria itu dan ketiga sahabatnya, Tiara pun terlihat ada disana. Tak ada yang diperbolehkan pergi dari tempat itu oleh Yura, jika Elang ingin berbicara dengannya.

"Masih belum puas kau menghindari aku..? apa salahku...??" Tanya Elang pada wanita yang sangat ia rindukan.

"Kau masih bertanya apa salahmu...?" Balas Yura.

Elang berfikir "soal Bella...?" Yura bergeming "kau salah paham sayang, semua tidak seperti apa yang kau fikirkan."

"Memangnya apa yang aku fikirkan soal kau dan Bella..?" Balas Yura lantang.

"Sayang ak....!"

"Aku mau hubungan kita berakhir." Ucap Yura menyela perkataan Elang. Mata Elang membulat sempurna, begitu juga dengan kelima sahabat mereka.

"Apa yang kau katakan..?" Tanya Elang guna memperjelas apa yang barusan ia dengar. Dan lagi Yura mengulang ucapannya tadi. Rahang Elang kembali harus mengeras "apa kau sudah gila..??" Yura menatap tajam Elang "aku tidak mau" tegasnya.

"Terserah kau mau atau tidak, itu keputusanku". Kata Yura mantap "Yura...!" Dan lagi Yura tak memberikan kesempatan Elang berbicara "aku sudah lelah dengan semuanya, aku muak harus terus berpura pura bahagia saat bersamamu, aku muak harus berpura pura mencintaimu padahal aku sama sekali tidak memiliki perasaan itu padamu, aku tidak mencintaimu." Ucap lantang Yura dengan mata yang sudah memerah dan berkaca kaca.

"Yura...!" Bagai ditimpa batu besar, dada Elang tiba tiba saja terasa sesak, ditatapnya wanita yang kini nampak bergetar tubuhnya. Benarkah yang barusan ia dengar, wanita yang hampir sembilan bulan bersamanya itu tidak juga mencintainya. "Jangan pernah menggangguku lagi, dan izinkan aku untuk tetap berada dikota ini, karena aku tidak punya tempat yang bisa aku tinggali." Ucap Yura mengakhiri perbincangan mereka.

"Sayang...!" Panggil Elang, namun Yura menulikan telinganya. Wanita itu pergi meninggalkan kamar Clara tanpa mau mendengarkan penjelasan atau pun pembelaan dari Elang. Sementara kelima sahabat mereka hanya bisa diam seribu bahasa, mereka juga sangat tak terima akan keputusan yang Yura ambil.

Sementara itu, Yura nampak menekan dadanya yang terasa sakit dan sangat sesak, airmata yang sejak tadi ia tahan akhirnya tumpah juga. Dan tubuh yang bersandarkan pintu itu, luruh terduduk dilantai setelah dipaksa untuk tetap kuat didepan laki laki yang sangat ia cintai.

Tangisnya semakin menjadi, dipukul pukulnya dada yang semakin terasa sesak saja. Ada perasaan tak rela dan menyesal setelah apa yang sudah ia ucapkan, namun apalah daya semua sudah terjadi. Yura tak bisa menarik lagi kata katanya. Melupakan kisahnya dengan Elang, adalah hal yang mau tidak mau harus ia lakukan mulai sekarang.

Kembali keElang yang kini sudah berada dirumahnya bersama ketiga sahabat. Keadaan Elang terlihat sangat menyedihkan, pakaian berantakan dan kusut, begitu juga dengan rambutnya, wajah tampan pria itu pun tak jauh berbeda dengan penampilannya.

"Lang...!" Tegur Mario yang coba menghentikan Elang agar tak lagi meminum cairan berwarna kuning pekat dari dalam botol kaca yang berada ditangan kanan pria itu. Namun Elang serasa tuli, bukannya berhenti, Elang justru menghabiskan isi dalam botol itu hingga tandas tanpa sisa dan melempar botolnya kearah televisi lebar didepan sana hingga hancur tak berbentuk.

Mario, Dion dan Jefry secara bersamaan mengusap wajah mereka dengan kasar, bingung tak tau harus berbuat apa. Lagi lagi mereka harus dihadapkan akan situasi seperti delapan tahun yang lalu. Terdengar isak tangis Elang, hingga mengalihkan perhatian ketiga pria itu, namun tak lama berselang tubuh kokoh Elang tumbang disofa yang mereka berempat duduki.

Tak ada yang berubah dihari hari berikutnya, justru malah semakin tak baik baik saja. Elang kembali lagi seperti yang dulu, dingin, tak mau tersenyum apalagi tertawa, tak banyak bicara. Dan seperti dua orang asing yang tak saling mengenal, jika Elang dan Yura bertemu, mereka tidak akan mau saling melihat. Walau sebenarnya mereka saling merindukan.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang