🕊 14

311 4 0
                                    

Hari hari pun berlalu, setelah kejadian dimalam itu kini kedekatan sudah mulai diperlihatkan oleh Yura, Clara juga Tiara dengan keempat lelaki gengster penjaga kawasan kota malam. Begitu juga dengan hubungan Yura dan Steven, mereka semakin dekat saja. Perasaan Yura pun mulai berkembang dan akan merasakan rindu jika tidak bertemu dengan Steven.

"Apa tidak ada baju yang lebih baik dari yang kau pakai sekarang..?" Protes Elang saat melihat penampilan Yura malam ini ketika bertemu dilorong menuju kekamar kecil.

"Ini baju yang biasanya aku pakai dan menurutku tidak ada yang salah, masih sopan." Ucap Yura sedikit bingung akan ucapan Elang barusan seraya melihat kembali penampilannya.

"Terserahlah...!!" Ucap ketus Elang berlalu meninggalkan Yura untuk menuju kesofanya. "Dasar manusia aneh...!!" Gerutu Yura melihat kepergian Elang begitu saja. Yura pun ikut beranjak dari tempat itu dan menghampiri Steven yang sudah menunggu dirinya. Kali ini Steven tidak sendiri, ia datang bersama kedua temannya.

Seperti biasa, Steven akan memesankan sebotol wine untuk Yura. Setelah satu jam kebersamaan mereka, yura izin pamit kembali kepada Steven untuk kekamar kecil. Dan disaat itulah, Steven mencampur minuman Yura dengan bubuk obat perangsang yang telah ia persiapkan.

Steven sangat kesal akan penolakan yang sering Yura lakukan akan dirinya. Padahal sebelumnya tak ada satu pun wanita yang berani menolak Steven. apalagi hanya seorang wanita pekerja malam yang dimata Steven tak ubahnya seperti sebuah baju, yang tak akan ia pakai jika ia tidak suka, dan akan ia buang jika sudah bosan memakainya.

Tak lama berselang Yura kembali dan tanpa rasa curiga sedikit pun, langsung meneguk wine dari dalam gelasnya hingga habis tak tersisa.

"Lang...!!" Seru Mario saat melihat Steven memasukan sesuatu keminuman Yura. "Aku tau...!! Awasi terus dan bersiap" intrupsi Elang kepada ketiga sahabatnya.

Tak butuh waktu lama obat itu pun bereaksi. Sikap Yura pun berubah seketika. Gelisah, keringat memenuhi dahinya, tubuhnya pun dihinggapi rasa yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata kata.

Steven segera memberi perintah kepada kedua sahabatnya untuk membereskan apa yang sudah mereka pesan, dan meminta mereka bersiap untuk membawa Yura ketempat yang sudah ditentukan. Namun saat akan membawa Yura pergi, Elang sudah lebih datang dan mengambil alih tubuh Yura dari dalam pelukan Steven.

Laki laki itu tak bisa berbuat banyak, ia tau sekarang ia berhadapan dengan siapa. Orang yang paling ditakuti oleh siapa pun termasuk ayahnya sendiri. Tanpa banyak kata, Steven harus merelakan Elang dan ketiga sahabatnya membawa pergi Yura dari tempat itu. Sekarang Steven hanya bisa merutuki kebodohannya, kenapa ia tidak melihat sekitar terlebih dahulu sebelum bertindak.

"Lama sekali...!!" Kata Elang kesal saat menunggu Clara dan Dion mengambil barang barang Yura dan memberi tahu perihal kondisi Yura kemadam Siska.

Beruntung malam ini Clara tidak menemani pelanggan. Ia sejak tadi duduk bersama kelompok Elang disofa yang bersebelahan dengan Steven. Sofa mereka hanya terhalang penyekat dengan berbagai lubang yang membentuk pepohonan. Maka dari itu mereka bisa mengetahui apa yang dilakukan steven.

"Aaahhhh...!!" Erang Yura saat Elang mengeratkan pelukannya. Tanpa sengaja tangan Elang menyentuh punggung telanjang Yura. "Bertahan Yura...!" Ucap Elang. Tak lama Dion dan Clara tiba, mereka langsung bergegas menuju tempat tinggal Yura.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now