🕊 08

435 4 0
                                    

Tak terasa sudah satu bulan Yura bekerja sebagai wanita penghibur dikawasan kota malam, dan selama satu bulan ini ia juga sudah banyak mengenal orang orang disana termasuk pedagang makanan, serta pengamen dan anak jalanan yang ia temui sebelum atau seteleh bekerja. Yura juga selalu berbagi kepada mereka jika ia mendapat rezeki lebih saat bekerja.

Dan selama satu bulan ini Elang, sang bos gengster yang dingin itu tanpa sepengetahuan Yura, selalu mengawasi dirinya. Baik dalam bekerja atau diluar bekerja. Bahkan saat tanpa sengaja Elang melihat Yura tengah berbagi makanan dengan anak anak yang tinggal dikawasan kumuh, yang berada dibelakang kawasan kota malam, Elang tak melepaskan tatapannya kepada wanita cantik itu.

Ya, saat Yura akan berbelanja keperluannya untuk bekerja, tanpa sengaja ia melihat segerombolan anak anak lusuh tengah duduk dibawah pohon besar yang berada ditepian kota. Yura pun tanpa banyak berfikir langsung menghampiri mereka dan bertanya sedang apa mereka disini. Dengan polosnya anak anak itu berkata bahwa mereka sedang menunggu om batman yang biasanya akan datang memberikan mereka makanan setiap harinya. Banyak hal yang diceritakan anak anak itu kepada Yura. Sejak saat itulah Yura akan menemui mereka dua hari sekali sembari membawakan makanan, pakaian juga mainan.

Seperti sekarang, Yura sedang bersama mereka bermain gelembung balon. Tawa canda mereka nampak sangat terlihat begitu bahagia. Memecahkan gelembung gelembung balon bersama lalu tertawa bersama pula.

"Apakah dia itu seorang peri...?? Sejak kapan juga dia mengenal anak anak itu...??" Kata Jefry.

"Aku baru saja akan bertanya soal itu, kau sudah bertanya duluan." Kesal Mario berucap.

"Sepertinya dia titisan dewi kebajikan, yang dimana ada kesengsaraan pasti akan ada dia." Ucap Dion asal.

"Baru kali ini ucapanmu cukup masuk akal." Sahut Mario meledek.

"Kembali kekantor...!" Ucap Elang tiba tiba.

"Lalu bagaimana dengan anak anak..?? Makanan ini...??" Tanya Dion sembari menunjuk beberapa kantung plastik yang berisi makanan.

"Suruh Teddy untuk mengirimkan makanan itu nanti." Balas Elang dan diiyakan oleh ketiga sahabatnya. Mereka pun pergi dari tempat itu untuk menuju ketempat yang diinginkan oleh Elang.

"Yatim piatu, tak memiliki siapa pun selain bibi dan paman, itu pun jahat karena mengusir dia dari tempat tinggalnya sendiri. Yura usia dua puluh tiga tahun, asal dari desa terpencil dikota L, dan bla bla bla." Oceh Dion membaca selembar kertas yang bertuliskan tentang Yura. "Sepertinya sebentar lagi akan ada yang mengakhiri masa kesendiriannya..?" Kelakar Dion seusai selesai membaca soal biodata dan kisah hidup Yura, sesaat setelah mereka tiba ditempat yang dituju.

Elang menghunuskan tatapan membunuhnya keDion, sementara kedua temannya lagi hanya tersenyum tipis, saking tipisnya sampai sulit untuk dilihat. "Kau itu tidak perlu marah, justru bagus kalau memang benar begitu." Ucap Dion yang tak ada sedikit pun takut kepada Elang. Ia sudah paham betul bagaimana sifat Elang. Kejam kepada para musuh, baik kepada para sahabat dan orang terdekatnya.

"Apa kau tidak mau melihat matahari terbit lagi besok..??" Ucap Elang mengancam.

Dion menghembuskan nafasnya kasar "lalu untuk apa kau meminta kami mencari tau soal perempuan itu..??" Dion mengubah posisi duduknya dengan sedikit mencondongkan badan kearah Elang "aku tau siapa dirimu, dan aku paham bagaimana kau sebenernya. Jadi tidak perlu menghabiskan tenagamu sia sia hanya untuk mengancamku." Kembali Dion menyandarkan tubuhnya kesofa yang ia duduki "dannn...!! kapan kau mau melamar perempuan itu..??"

"Bedebah kau...!!" Umpat Elang seraya melempar bantal yang berada dipunggungnya. Jefry dan Mario pun seketika saja terbahak bahak menyaksikan interaksi dari kedua sahabatnya itu.

Kembali keYura. Setelah puas bermain dengan anak anak, Yura pun berpamitan kepada mereka. Hari juga semakin sore, Yura harus bersiap untuk kembali bekerja nanti malam.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now